Scroll untuk membaca artikel
Arsito Hidayatullah
Rabu, 25 September 2019 | 03:40 WIB
Aksi mahasiswa di depan Gedung DPRD Kota Solo berakhir ricuh, Selasa (24/9/2019). [Suara.com/Ari Purnomo]

SuaraJawaTengah.id - Kapolresta Solo, AKBP Andy Rifai memastikan tidak ada mahasiswa yang meninggal dalam kericuhan yang terjadi di depan gedung DPRD Solo, Selasa (24/9/2019) siang. Meski begitu, Andy tidak menampik bahwa ada korban yang harus dilarikan ke rumah sakit karena mengalami sesak napas.

Lebih lanjut, Andy menyampaikan bahwa kabar yang beredar soal adanya mahasiswa di Solo yang meninggal karena aksi di depan gedung DPRD Solo hanyalah kabar bohong atau hoaks.

"Tidak ada korban yang meninggal. Kabar meninggal yang menyebar itu hoaks atau palsu," katanya saat dihubungi Suara.com, Selasa (24/9/2019) malam.

Andy menambahkan, saat ini polisi akan mencari pihak yang sengaja menyebarkan kabar tersebut. Pasalnya, kabar ini dinilai telah membuat kondisi jadi tidak baik.

Baca Juga: Demo Berujung Ricuh di DPR, Fahri Hamzah: Ada Penyusup

"Jelas kami akan mengejar pelaku yang menyebarkan kabar ini," ucapnya.

Sementara itu, ditanya terkait jumlah mahasiswa yang terluka, Kapolresta menyampaikan bahwa hanya ada seorang mahasiswa yang terluka. Mahasiswa tersebut mengalami sesak napas sehingga harus dilarikan ke rumah sakit.

"Tadi ada satu mahasiswa yang sesak napas, dan dilarikan ke rumah sakit. Tapi sekarang sudah membaik dan diperbolehkan pulang," tandasnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, aksi unjuk rasa yang dilakukan oleh ribuan mahasiswa di depan gedung DPRD Solo berakhir ricuh. Mahasiswa sempat memprovokasi petugas keamanan dengan melakukan pelemparan botol air mineral ke arah petugas.

Aksi itu lantas membuat petugas menembakkan gas air mata ke arah mahasiswa. Mahasiswa pun kemudian lari tunggang langgang meninggalkan lokasi dalam suasana ricuh.

Baca Juga: Cerita Nabila yang 30 Menit Tertahan di KRL saat Aksi Mahasiswa Ricuh

Kontributor : Ari Purnomo

Load More