Scroll untuk membaca artikel
Chandra Iswinarno
Selasa, 08 Oktober 2019 | 00:00 WIB
Ilustrasi sawah kekeringan. [Antara]

SuaraJawaTengah.id - Akibat kekeringan yang melanda dalam waktu tiga bulan terakhir, Warga Desa Sukorejo Kecamatan Musuk, Boyolali, Jawa Tengah harus rela menempuh jarak satu kilometer untuk mendapat air bersih.

Tak hanya itu, warga juga memanfaatkan air sungai dan irigasi untuk keperluan mencuci pakaian. Seorang Warga Desa Sukorejo Siti Syamsiyah (43) mengatakan sumur bor miliknya sudah tiga bulan terakhir tidak mengeluarkan air dan kering. Padahal, sumur bor itu setiap hari dimanfaatkan untuk minum dan MCK sebanyak enam anggota keluarga.

"Setiap musim kemarau daerah Sukorejo selalu kesulitan air. Warga harus menempuh jalan sekitar satu kilometer untuk mendapatkan air dari desa lain," ujar Siti seperti dilansir Solopos.com-jaringan Suara.com, Senin (7/10/2019).

Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, dia harus pergi ke Desa Dukuh bersama belasan warga lainnya untuk mencuci baju. Lokasi mencuci baju berada di saluran irigasi pertanian yang sumber airnya dari sumur dalam petani. Selain itu, warga juga memanfaatkan air sungai untuk mencuci baju.

Baca Juga: Ponorogo Kekeringan, Namun Bisa Diatasi dengan Pompanisasi

“Warga tidak peduli air itu bersih atau tidak yang jelas bisa dimanfaatkan untuk mencuci baju,” kata Siti.

Hal tersebut dilakukanya, lantaran tidak mampu membeli air bersih. Ia berharap ada bantuan rutin air bersih dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boyolali selama musim kemarau.

“Bantuan air, kadang menjadi bahan rebutan warga sekitar. Saya sudah dua kali tidak mendapatkan bantuan air bersih dari Pemkab, karena saya bekerja waktu itu,” ujarnya.

Hal senada juga disampaikan warga lain, Sukarni (51) yang air sumur miliknya keruh akibat musim kemarau panjang. Hal serupa tak hanya dialami Sukarni, namun juga sebagian air sumur milik penduduk mulai menyusut setelah cukup lama tidak ada hujan.

Untuk menghemat air bersih, warga terpaksa memanfaatkan kali untuk mencuci pakaian.

Baca Juga: Kekeringan Landa 88 Desa, Ratusan Warga Pati Gelar Salat Istisqo

“Untuk air minum membeli air isi ulang. Satu galon biasanya habis dalam dua hari, satu galon saya beli seharga Rp 8.000 per galon. Dalam situasi keterbatasan air bersih, sebagian warga mencuci dilakukan di kali setiap pagi. Hal ini mereka lakukan untuk menghemat air bersih,” ujarnya.

Load More