SuaraJawaTengah.id - Akibat kekeringan yang melanda dalam waktu tiga bulan terakhir, Warga Desa Sukorejo Kecamatan Musuk, Boyolali, Jawa Tengah harus rela menempuh jarak satu kilometer untuk mendapat air bersih.
Tak hanya itu, warga juga memanfaatkan air sungai dan irigasi untuk keperluan mencuci pakaian. Seorang Warga Desa Sukorejo Siti Syamsiyah (43) mengatakan sumur bor miliknya sudah tiga bulan terakhir tidak mengeluarkan air dan kering. Padahal, sumur bor itu setiap hari dimanfaatkan untuk minum dan MCK sebanyak enam anggota keluarga.
"Setiap musim kemarau daerah Sukorejo selalu kesulitan air. Warga harus menempuh jalan sekitar satu kilometer untuk mendapatkan air dari desa lain," ujar Siti seperti dilansir Solopos.com-jaringan Suara.com, Senin (7/10/2019).
Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, dia harus pergi ke Desa Dukuh bersama belasan warga lainnya untuk mencuci baju. Lokasi mencuci baju berada di saluran irigasi pertanian yang sumber airnya dari sumur dalam petani. Selain itu, warga juga memanfaatkan air sungai untuk mencuci baju.
“Warga tidak peduli air itu bersih atau tidak yang jelas bisa dimanfaatkan untuk mencuci baju,” kata Siti.
Hal tersebut dilakukanya, lantaran tidak mampu membeli air bersih. Ia berharap ada bantuan rutin air bersih dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boyolali selama musim kemarau.
“Bantuan air, kadang menjadi bahan rebutan warga sekitar. Saya sudah dua kali tidak mendapatkan bantuan air bersih dari Pemkab, karena saya bekerja waktu itu,” ujarnya.
Hal senada juga disampaikan warga lain, Sukarni (51) yang air sumur miliknya keruh akibat musim kemarau panjang. Hal serupa tak hanya dialami Sukarni, namun juga sebagian air sumur milik penduduk mulai menyusut setelah cukup lama tidak ada hujan.
Untuk menghemat air bersih, warga terpaksa memanfaatkan kali untuk mencuci pakaian.
Baca Juga: Ponorogo Kekeringan, Namun Bisa Diatasi dengan Pompanisasi
“Untuk air minum membeli air isi ulang. Satu galon biasanya habis dalam dua hari, satu galon saya beli seharga Rp 8.000 per galon. Dalam situasi keterbatasan air bersih, sebagian warga mencuci dilakukan di kali setiap pagi. Hal ini mereka lakukan untuk menghemat air bersih,” ujarnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Motor Bekas di Bawah 10 Juta Buat Anak Sekolah: Pilih yang Irit atau Keren?
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 5 Mobil Bekas 3 Baris Harga 50 Jutaan, Angkutan Keluarga yang Nyaman dan Efisien
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
- 10 Mobil Bekas Rp75 Jutaan yang Serba Bisa untuk Harian, Kerja, dan Perjalanan Jauh
Pilihan
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
-
Agensi Benarkan Hubungan Tiffany Young dan Byun Yo Han, Pernikahan di Depan Mata?
-
6 Smartwatch Layar AMOLED Murah untuk Mahasiswa dan Pekerja, Harga di Bawah Rp 1 Juta
Terkini
-
Didukung BRI, Flyover Sitinjau Lauik Hadirkan Akses Lebih Aman dan Efisien di Sumatra Barat
-
Balas Dendam Akademis Uya Kuya: Rumah Dijarah Akibat Hoax, Kini Lulus S2 Hukum IPK 3,72
-
15 Tempat Wisata di Kebumen dan Sekitarnya yang Cocok untuk Libur Sekolah dan Tahun Baru
-
Sambut Natal Penuh Suka Cita, BRI Renovasi Gereja Kristen Jawa Purwodadi
-
Ancaman Krisis Finansial Intai Gen Z, Melek Asuransi Jadi Kunci Resolusi Tahun Depan