Scroll untuk membaca artikel
Chandra Iswinarno
Senin, 04 November 2019 | 16:53 WIB
Bangkai ikan tergeletak di tepi Sungai Bengawan Solo, di Dukuh Nglombo, Desa Tenggak, Sidoharjo, Sragen, Senin (4/11/2019). [Solopos.com]

SuaraJawaTengah.id - Warga yang bermukim di pinggiran Bengawan Solo, tepatnya Kawasan Sidoharjo Kabupaten Sragen, Jawa Tengah dikejutkan dengan matinya ribuan ikan di sungai tersebut.

Fenomena itu disebut warga terjadi sejak empat hari terakhir. Dari pantauan Solopos.com-jaringan Suara.com, puluhan bangkai ikan sapu-sapu berserakan di tepi Bengawan Solo di Dukuh Nglombo, Desa Tenggak. Bahkan, sebagian dari bangkai ikan itu sudah mengering, sebagian membusuk dan dikerumuni lalat.

Warga sekitar menuding ribuan ikan tersebut mati akibat tercemar limbah dari sejumlah pabrik di kawasan Sukoharjo hingga Karanganyar.

“Sejak sepekan terakhir, sudah terlihat ikan yang mati. Tapi, kalau dalam jumlah banyak itu terjadi dalam empat hari terakhir. Kemarin saya lihat banyak ikan lele dan patin yang mengambang terbawa arus sungai,” jelas seorang warga sekitar, Lestari (38) pada Senin (4/11/2019).

Baca Juga: Aliran Bengawan Solo di Ngawi Menghitam, DLH: Mengandung Timbal

Dia menjelaskan, sebagian besar warga berusaha menanggap ikan. Namun tidak ada yang berani mengonsumsinya, lantaran ikan tersebut pernah dimasak dan rasanya aneh.

“Rasanya aneh, sedikit pahit. Tidak enak sama sekali. Itu sebabnya, warga sekitar tidak berusaha menangkap ikan itu untuk dikonsumsi,” katanya.

Lestari mengakui matinya ikan di Sungai Bengawan Solo sudah biasa terjadi setiap musim kemarau. Dampak pencermaran air di Sungai Bengawan Solo tidak begitu terasa saat musim hujan tiba.

Saat musim hujan, air Sungai Bengawan Solo bermarna kecokelatan. Sementara pada musim kemarau, air Sungai Bengawan Solo berwarna hitam kehijauan.

Penambang pasir di Bengawan Solo, Supardi (55) mengaku banyak ikan yang mati mengambang. Meski begitu, dia tidak berani mengambilnya.

Baca Juga: Air Sungai Bengawan Solo Diduga Mengandung Ciu, PDAM Hentikan Operasional

Load More