SuaraJawaTengah.id - Polemik "desa siluman" yang digulirkan Menteri Keuangan Sri Mulyani terus menghadirkan kontroversi. Namun, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menganggap kasus "desa siluman" sudah lama terjadi.
Lantaran itu, ia berharap munculnya polemik ini bisa menjadi titik balik dilakukannya evaluasi dan perbaikan data mengenai desa oleh pemerintah di semua tingkatan.
"Ini kasusnya sudah lama, sekarang semuanya harus evaluasi. Pemerintah pusat, provinsi maupun kabupaten/kota harus memastikan kebenaran data tentang jumlah desa termasuk pemekarannya," katanya seperti dilansir Antara di Semarang pada Jumat (8/11/2019).
Lantaran itu, Ganjar mengusulkan agar Kementerian Desa dan Kementerian Dalam Negeri dengan dibantu gubernur, bupati/wali kota hingga camat di seluruh Indonesia untuk memperbarui data mengenai desa.
"Harus dilakukan sekarang agar lima tahun pemerintahan Presiden Jokowi kedepan, pemanfaatan dana desa ini bisa 'clear' dan sesuai target untuk penurunan kemiskinan, kemakmuran masyarakat, menjaga lingkungan, isu anak dan perempuan, serta target-target lainnya," jelasnya.
Menanggapi adanya temuan empat "desa siluman" di Sulawesi Utara oleh Kemendagri, Ganjar meminta agar bisa segera ditindaklanjuti sampai tuntas.
"Itu tidak terlalu sulit, apalagi cuma empat. Dipanggil saja bupatinya, maka selesai," katanya.
Sementara itu, terkait dengan dana desa di Jawa Tengah, Ganjar menegaskan bahwa penyaluran dana desa sangat baik dan dilakukan secara langsung dari pemerintah pusat ke desa.
"Yang menjadi perhatian kami adalah membantu desa mengelola dana desa dengan baik dan sampai saat ini, semua berjalan dengan baik, dari segi pengelolaannya, peruntukannya serta manajamen lain," ujarnya.
Baca Juga: Ketua KPK Sebut Desa Siluman Modus Baru Korupsi Duit Negara
Bahkan dari dana desa yang diberikan, lanjut Ganjar saat ini sudah dirasakan manfaatnya, dimana banyak sekali desa-desa di Jateng yang menjadi lebih maju dengan berbagai inovasi yang dilakukan.
"Sudah kelihatan sekali manfaatnya, banyak desa yang berkembang luar biasa. Sekarang di desa-desa itu muncul berbagai inovasi, baik bidang teknologi, pertanian dan lainnya. Yang menyenangkan, desa wisata tumbuh pesat di Jateng yang membuat banyak wisatawan datang," jelasnya. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- 9 Mobil Bekas dengan Rem Paling Pakem untuk Keamanan Pengguna Harian
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
Pilihan
-
Kehabisan Gas dan Bahan Baku, Dapur MBG Aceh Bertahan dengan Menu Lokal
-
Saham Entitas Grup Astra Anjlok 5,87% Sepekan, Terseret Sentimen Penutupan Tambang Emas Martabe
-
Pemerintah Naikkan Rentang Alpha Penentuan UMP Jadi 0,5 hingga 0,9, Ini Alasannya
-
Prabowo Perintahkan Tanam Sawit di Papua, Ini Penjelasan Bahlil
-
Peresmian Proyek RDMP Kilang Balikpapan Ditunda, Bahlil Beri Penjelasan
Terkini
-
Lewat RUPSLB, BRI Optimistis Perkuat Tata Kelola dan Dorong Kinerja 2026
-
Kinerja Berkelanjutan, BRI Kembali Salurkan Dividen Interim Kepada Pemegang Saham 2025
-
Ini Tanggal Resmi Penetapan UMP dan UMK Jawa Tengah 2026: Siap-siap Gajian Naik?
-
Melalui BRI Peduli, BRI Hadir Dukung Pemulihan Korban Bencana di Sumatra
-
Mitigasi Risiko Bencana di Kawasan Borobudur, BOB Larang Pengeboran Air Tanah dan Penebangan Masif