SuaraJawaTengah.id - Bau bangkai tercium menyengat dirasakan seorang warga Kelurahan Karangklesem, Kecamatan Purwokerto Selatan, Kabupaten Banyumas sejak Senin (11/11/2019) petang. Setelah dicermati dan ditelusuri bau menyengat tersebut berasal dari bunga bangkai (Amorphophallus paeniifolius) yang tumbuh di pekarangan kosong di Jalan Lesanpura, Kelurahan Karangklesem, Kecamatan Purwokerto Selatan.
"Saya sering nongkrong di depan rumah. Sudah lihat tunasnya sejak beberapa hari lalu. Tapi kemarin sore (Senin), saya merasakan bau busuk, saya kira dari bangkai tikus. Tapi setelah ditelusuri ternyata bersumber dari bunga ini," kata Imanudin saat melihat kembali bunga tersebut, Selasa (12/11/2019).
Bunga yang termasuk dalam Famili Araceae (suku talas-talasan) tersebut tumbuh setinggi 50 centimeter dan diameter 30 centimeter, sedangkan tinggi mahkotanya 20 centimeter.
"Kemarin sewaktu saya lihat pertama kali pukul 16.00 sore sedang dihinggapi lalat hijau banyak sekali. Bau busuk itu mulai hilang sesudah pukul 22.00 malam. Ini sebelahnya ada tiga tunas lagi yang mungkin bisa tumbuh. Jadi totalnya ada enam tanaman," lanjutnya.
Baca Juga: Bunga Bangkai Langka Amorphopalus Gigas Mekar Sempurna di Kebun Raya Bogor
Warga yang yang halaman rumahnya ditumbuhi bunga bangkai tersebut Hananto (60), mengatakan jika bunga tersebut sudah pernah tumbuh sebelumnya belasan tahun silam.
"Kalau orang sini nyebutnya Kembang Suweg. Sebelum ini juga sudah pernah tumbuh. Tapi lama sekali, sekitar 15 tahunan yang lalu. Memang baunya sangat menyengat. Lupa tapi jumlah tanamannya berapa yang dahulu," ujar Hananto.
Kepala Dinas Pertanian (Dinpertan) Kabupaten Banyumas Widarso menjelaskan, tumbuhnya tanaman tersebut sangat mungkin terjadi karena ada berbagai faktor.
"Bijinya mungkin bisa juga terbawa oleh burung. Kita lihat saja, misal di Pulau Nusakambangan, di sana banyak burung dan banyak juga bunga bangkai yang tumbuh. Namun demikian dari kacamata kita jika diperuntukkan untuk tanaman hias tidak kita sarankan. Karena pada saat berbunga baunya juga tidak nyaman," katanya.
Secara ekonomis, lanjut Widarso, sangat kurang. Tidak bisa diperjualbelikan. Namun jika akan dimanfaatkan sebagai tempat wisata, menurutnya sangat baik.
Baca Juga: Geger Bunga Bangkai Tumbuh di Bekasi
"Karena itu termasuk dalam koleksi tanaman yang tidak di semua tempat ada. Tapi untuk selanjutnya ya terserah yang punya lahan. Yang jelas jika untuk dikembangbiakkan menurut kita kurang. Karena baunya sangat mengganggu," katanya.
Berita Terkait
-
Mendobrak Stereotip! Suci Muliani Buktikan Kehebatan Pembalap Wanita di HDC 2024
-
Dari Pemula Hingga Expert: 9 Kelas Perebutkan Gelar Juara HDC 2024 Purwokerto
-
Weekend Seru! Honda Dream Cup 2024 Siap Suguhkan Aksi Pembalap Spektakuler di Purwokerto
-
Mengenal Salah Satu Museum di Purwokerto: Sejarah, Koleksi dan Harga Masuk
-
Pameran UMKM Terbesar di Cilacap: PT KAI Daop 5 Purwokerto Siap Bagikan Diskon
Terpopuler
- Raffi Ahmad Ungkap Tragedi yang Dialami Ariel NOAH, Warganet: Masih dalam Lindungan Allah
- Eliano Reijnders Ungkap Rencana Masa Depannya, Berniat Susul Tijjani Reijnders
- Seharga Raize tapi Mesin Sekelas Innova: Yuk Simak Pesona Toyota Frontlander
- Crazy Rich Kalimantan, Begini Mewah dan Mahalnya Kado Istri Haji Isam untuk Ulang Tahun Azura
- Bayern Munchen Pampang Foto Nathan Tjoe-A-On, Pindah ke Bundesliga Jerman?
Pilihan
-
Viral Pertamax Dituding Jadi Biang Rusaknya Fuel Pump Mobil, ITB Sampai Dipanggil
-
MR.DIY Mau Melantai Bursa di BEI, Ini Harga Saham dan Jadwal IPO
-
Diskusi OIKN dan BPK RI: Pembangunan IKN Harus Berlanjut dengan Tata Kelola yang Baik
-
1.266 Personel Diterjunkan, Polres Bontang Pastikan Keamanan di 277 TPS
-
Masa Tenang, Tim Gabungan Samarinda Fokus Bersihkan Alat Peraga Kampanye
Terkini
-
Menteri Perdagangan dan Dirut Pertamina Patra Niaga Tinjau SPBU Sleman yang Disegel
-
Deretan Tablet Redmi Terbaru 2024 dan Spesifikasinya
-
Diskon BRImo hingga Cashback Meriahkan OPPO Run 2024
-
Survei Pilkada Kota Semarang: Yoyok-Joss Unggul Tipis atas Agustina-Iswar
-
Jokowi Sampai Turun Gunung ke Semarang, Optimis Luthfi-Yasin Menang di Pilgub Jateng