SuaraJawaTengah.id - Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (KESDM) mengemukakan kawasan pesisir Kota Semarang amblas 10 centimer setiap tahunnya.
Meski begitu, amblasnya permukaan tanah di Semarang tidak merata antara satu titik dengan titik lainnya.
Kepala Badan Geologi Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (KESDM) Rudy Suhendar mengatakan berdasarkan pemantaun yang dilakukan sejak 2011, amblasnya permukaan tanah di daerah pesisir Semarang terjadi dalam rentang 2-10 centimeter setiap tahunnya.
Dia menyebut faktor yang menyebabkan amblasnya permukaan tanah terjadi karena faktor alam dan aktivitas manusia.
Baca Juga: Diguyur Hujan Deras, 7 Rumah di Bogor Amblas Tertimpa Longsor
“Faktor alam lebih berkaitan dengan sifat alami konsolidasi tanah yang umumnya berada pada endapan relatif muda. Selain itu, juga karena pengaruh tektonik yang disebabkan struktur geologi,” ujar Rudi seperti diberitakan Solopos.com-Suara.com di Kota Semarang, Kamis (21/11/2019).
Sementara itu, faktor yang diakibatkan karena ulah manusia dalam hal turunnya permukaan tanah seperti pada konstruksi bangunan yang melebihi beban dan pengambilan air tanah yang berlebihan.
“Pengambilan air tanah berkontribusi penurunan permukaan tanah sekitar 20-30 persen,” ujarnya.
Dikatakan, amblesan tanah memang berjalan dalam kurun waktu yang sangat lama. Namun demikian, tidak dapat dihindari. Sementara itu, tidak mudah pula untuk memindahkan satu wilayah ke wilayah lain guna menghindari daerah amblesan.
Oleh karena itu, pihaknya pun mengimbau kepada semua kalangan, terutama pemerintah untuk mulai mewaspadai fenomena amblasnya permukaan tanah tersebut.
Baca Juga: Konstruksi Jembatan Tol Desari Amblas Saat Dicor, Lima Pekerja Terluka
“Untuk mengurangi beban bangunan yang sudah ada itu belum ada teknologinya. Biasanya dengan menyesuaikan bangunan baru. Sehingga pemangku kepentingan harus menyikapi ini dengan membuat kebijakan di wilayahnya, seperti perizinan bangunan dan pengambilan air tanah,” terangnya.
Selain Semarang, fenomena penurunan permukaan tanah juga terjadi di beberapa daerah lain di Jateng. Rata-rata daerah yang mengalami amblesan tanah itu berada di pesisir pantai seperti Kota Pekalongan, Demak dan Kabupaten Kendal bagian barat.
Berita Terkait
-
Telusuri Jejak Peradaban dan Merekam Zaman di Museum Geologi Bandung
-
Viral Fosil Kerang di Gunung, Benarkah Bukti Banjir Nuh? Ini Penjelasan Ilmiahnya
-
Meriahnya Kirab Budaya Dugderan Sambut Ramadan di Semarang
-
Korupsi Meja Kursi SD, Wali Kota Semarang dan Suami Diciduk KPK
-
Dibui Bareng Suami Gegara Korupsi, Mbak Ita Raih Upeti Rp2,4 M dari Iuran Sukarela Pegawai Bapenda Semarang
Terpopuler
- Dedi Mulyadi Syok, Bapak 11 Anak dengan Hidup Pas-pasan Tolak KB: Kan Nggak Mesti Begitu
- Baru Sekali Bela Timnas Indonesia, Dean James Dibidik Jawara Liga Champions
- JakOne Mobile Bank DKI Diserang Hacker? Ini Kata Stafsus Gubernur Jakarta
- Terungkap, Ini Alasan Ruben Onsu Rayakan Idul Fitri dengan "Keluarga" yang Tak Dikenal
- Review Pabrik Gula: Upgrade KKN di Desa Penari yang Melebihi Ekspektasi
Pilihan
-
7 Rekomendasi HP Murah Rp 2 Jutaan RAM 8 GB Terbaik April 2025
-
Kurs Rupiah Selangkah Lagi Rp17.000 per Dolar AS, Donald Trump Biang Keroknya
-
Libur Lebaran Usai, Harga Emas Antam Merosot Rp23.000 Jadi Rp1.758.000/Gram
-
Jadwal Timnas Indonesia U-17 vs Yaman, Link Live Streaming dan Prediksi Susunan Pemain
-
Minuman Berkemasan Plastik Berukuran Kurang dari 1 Liter Dilarang Diproduksi di Bali
Terkini
-
Sejak Ikut dalam UMKM EXPO(RT), UMKM Unici Songket Silungkang Kini Tembus Pasar Internasional
-
Asal-Usul Penamaan Bulan Syawal, Ternyata Berkaitan dengan Unta
-
Insiden Kekerasan Terhadap Jurnalis di Semarang: Oknum Polisi Minta Maaf
-
BRI Hadirkan Posko BUMN dengan Fasilitas Kesehatan dan Hiburan Saat Arus Balik Lebaran 2025
-
Jurnalis Dipukul dan Diancam Ajudan Kapolri: Kebebasan Pers Terancam di Semarang