Scroll untuk membaca artikel
Reza Gunadha
Sabtu, 28 Desember 2019 | 20:32 WIB
Farida Dian Arafah, bocah berambut gimbal atau rambut gembel, bersama ibunya Marfuah di kediaman mereka di Kelurahan Mudal, Wonosobo, Jawa Tengah. [Suara.com/Khoirul]

SuaraJawaTengah.id - Farida Dian Arafa, balita berusia tiga tahun di Kelurahan Mudal, Kecamatan Mojotengah, Wonosobo, Jawa Tengah, hangat diperbincangkan publik setelah viral di media sosial karena memunyai rambut gimbal.

Putri pasangan Hariyadi dan Marfuah tersebut juga mengutarakan permintaan tak lazim saat rambut gimbalnya hendak dicukur. Farida hanya ingin rambutnya digunting oleh Presiden Jokowi.

Kedua orangtuanya kelabakan mendengar permintaan sang anak. Oleh warga setempat, permintaan Farida itu direkam video dan diunggah ke media sosial. Harapannya, Jokowi mengetahui permintaan Farida.

Baca Juga: Viral! Bocah Rambut Gimbal dari Dieng Hanya Mau Dicukur oleh Jokowi

Sebab, berdasarkan kepercayaan warga setempat, kalau permintaan anak berambut gimbal sejak lahir atau oleh mereka disebut sebagai “anak rambut gembel” tidak terpenuhi, maka gimbalannya bakal kembali tumbuh.

“Bukan bawaan lahir, tapi rambut gimbalnya mulai tumbuh sewaktu berusia 2 tahun,” kata Marfuah.

Ia mengatakan, ketika rambut gimbal baru akan tumbuh, Farida demam hingga suhu tubuhnya mencapai 40 derajat celsius.

Karena sakitnya itu, Farida harus menjalani perawatan intensif di rumah sakit. Ketika diopname itulah, Marfuah menyadari ada keanehan pada pertumbuhan rambut Farida.

Beberapa helai rambut Farida menggumpal atau gimbal. Ia sempat menyisir atau meluruskannya. Namun, akhirnya ia ditegur orang tua, agar membiarkan rambut gimbal itu tumbuh.

Baca Juga: Kawasan Dataran Tinggi Dieng Banjir Viral di Medsos, Ini Penjelasannya

Marfuah memutuskan membiarkannya. Setelah beberapa hari demam, Farida akhirnya sembuh dengan sendirinya.

Kejadian ini tak begitu mengagetkan bagi Marfuah. Sebab di desanya, sejumlah anak juga mengalami kasus sama.

Ia tinggal menunggu kesiapan anaknya untuk dicukur. Kesiapan anak gimbal dicukur biasanya ditandai dengan pengajuan permintaan.

Suatu hari, Farida menonton televisi yang menayangkan kegiatan Presiden Jokowi. Sontak, Farida berceletuk kepada ibunya.

"Ma besok mau dicukur Jokowi,"kata Marfuah menirukan ucapan anaknya.

Permintaan tak lazim itu membuat Marfuah kaget. Sepertinya permintaan tersebut akan sulit terpenuhi.

Ia juga melakukan berbagai cara semampunya agar Presiden Jokowi tahu dan mau memenuhi permintaan anaknya.

Marfuah mencoba kerap mengulang pertanyannya ke putrinya barangkali berubah permintaannya. Ia juga menawarkan alternatif tukang cukur lain yang cukup terkenal di desa.

Namun jawaban anak itu tetap sama, ia berkukuh ingin dicukur Jokowi.

Marfuah ternyata waktu kecil, umur 4 tahun, juga mengalami kejadian sama seperti dialami putrinya. Rambut gimbal tiba-tiba tumbuh di kepalanya. Ia pun harus menjalani serangkaian ritual untuk cukuran rambut gimbalnya.

Saat itu belum ada even Dieng Culture Festival (DCF) atau sejenisnya yang memfasilitasi prosesi pecukuran rambut gimbal.

Prosesi itu masih dilakukan di rumah masing-masing dengan mengundang kerabat dan tetangga layaknya menggelar hajatan atau selamatan.

Orang tua menyiapkan nasi ingkung dan uborampe atau jajan pasar yang dihadapkan para tamu. Orang tua juga menyiapkan benda yang diminta anak sebelum dicukur.

Marfuah saat itu meminta beberapa telur bebek sehingga mau dicukur. Setelah permintaannya dipenuhi dan dicukur, gimbalnya tidak lagi tumbuh. Eyang Farida atau ibunda Marfuah ternyata juga berambut gimbal saat kecil.

"Saya dan ibu juga gembel dulu. Ini Farida anak yang ketiga saya juga gembel. Kakaknya tidak,"katanya.

Kontributor : Khoirul

Load More