SuaraJawaTengah.id - Tahun Baru Imlek selalu identik dengan warga keturunan Tionghoa. Di Banyumas, Jawa Tengah ada prosesi jamasan (penyucian benda-benda pusaka menggunakan air kembang) rupang atau patung dewa. Ritual ini biasanya dilakukan satu minggu sebelum Imlek.
Namun ada yang berbeda di Kelenteng Boen Tek Bio Banyumas. Selain patung dewa, turut dijamas juga tiga pusaka keris peninggalan Mbah Kuntjung.
"Keris peninggalan Mbah Kuntjung ini sudah ada di altar sejak 30 tahun lalu. Jenis kerisnya ada Sapujagad lalu Brojol terus yang terakhir Mbah Kuntjung," kata Edi Sumarno, juru kunci Kelenteng Boen Tek Bio Banyumas, Sabtu (18/1/2020).
Ia menuturkan, sudah lima tahun ini menjadi juru kunci penjamas keris Mbah Kuntjung. Ia menjadi keturunan kedua menggantikan pamannya yang sudah meninggal.
Baca Juga: Menikmati Wisata Perahu Imlek di Solo
"Mbah Kuntjung menurut keyakinan warga keturunan Tionghoa di sini berwujud Kiai Semar yang menunggu kelenteng. Ini yang membedakan dengan kelenteng lainnya. Hanya ada di sini," katanya.
Sebagaimana rupang para dewa, tiga keris pusaka itu dimandikan setahun sekali. Perlakuannya sama, dimandikan dengan air kembang dan dibalur perasan jeruk nipis.
"Tidak ada hal-hal khusus. Cara pemandiannya sama dengan rupang lainnya," ujarnya lagi.
Memandikan rupang dimaknai menjadi bentuk bakti kepada para dewa. Di Kelenteng Boen Tek Bio Banyumas, memandikan rupang dilakukan 10 hari sebelum Imlek sesuai prediksi hari baik. Terdapat 40 rupang yang dimandikan di Kelenteng Boen Tek Bio Banyumas.
Sementara itu Humas Kelenteng Boen Tek Bio Banyumas, Sobita Nanda menjelaskan Mbah Kuntjung adalah satu di antara altar dari para suci kejawen yang dihormati oleh warga keturunan Tionghoa di Banyumas.
Baca Juga: Menu Spesial Imlek Ala Millennium Hotel Sirih Jakarta
"Beliau adalah tokoh dari Banyumas pernah hidup beberapa ratus tahun yang lalu. Pertama kali di sembahyangkan di kelenteng sini tahun 1993. Sebelumnya ditaruh di tempat ketua kelenteng pada saat itu," katanya.
Berita Terkait
-
Pembunuh Ibu dan Anak dalam Toren di Tambora Diciduk, Pelaku Ditemukan Jadi Gelandangan di Banyumas
-
Semarak Perayaan Pawai Cap Go Meh di Pecinan Glodok
-
Mengintip Perayaan Cap Go Meh di Kawasan SCBD
-
Kabar Duka: Shancai 'Meteor Garden' Tutup Usia, Dee Hsu Ungkap Penyebabnya
-
Mudik Imlek Aman, China Kerahkan Robot dan Drone Awasi Kereta Cepat
Terpopuler
- Firdaus Oiwobo Tuntut Ganti Rugi ke Kementerian, Nama Menteri PUPR Jadi Sorotan
- Sunan Kalijaga Semprot Pengacara dr Reza Gladys: Nikita Mirzani Tidak Kebal Hukum
- Kenapa Dokter Richard Lee Sembunyikan Status Mualaf Selama 2 Tahun? Ini Alasannya
- Eliano Reijnders: Tristan Gooijer Menuju Indonesia
- Nikita Mirzani Dipenjara, Sikap Karyawan Gelar Makan Bersama Disorot
Pilihan
-
Profil Rodrigo Duterte, Eks Presiden Filipina yang Ditangkap ICC
-
Pelatih Belanda Tak Kaget Patrick Kluivert Kepincut dengan Septian Bagaskara
-
Malam-malam Sambangi Karanganyar, Momen Ahmad Luthfi Dicurhati Lingkungan hingga Pendidikan
-
PSIS Semarang: Tak Dilirik Patrick Kluivert, Justru Sumbang Pemain ke Timnas Negara Lain
-
Harga Emas Antam Merosot Tajam Hari Ini
Terkini
-
5 Fakta Menarik Sunan Muria: Wali yang Dekat dengan Wong Cilik
-
Kisah Kiai Paling Sakti di Jawa Tengah: Rumah Kebal Banjir dan Mukjizat di Makamnya
-
Lebih dari Sekadar Bisnis, BRI Group Berbagi Bahagia dengan Yatim dan Dhuafa
-
Jadwal Azan Magrib di Kota Semarang 10 Maret 2025, Lengkap dengan Bacaan Doa Buka Puasa
-
Gubernur Jateng Pastikan Pelayanan Publik dan Kesehatan di Desa Berjalan Baik