Scroll untuk membaca artikel
Chyntia Sami Bhayangkara | Husna Rahmayunita
Kamis, 23 Januari 2020 | 16:37 WIB
Warga Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, digegerkan oleh kemunculkan orang yang mengaku sebagai pemimpin Kerajaan Agung Sejagat alias KAS. [Facebook]

SuaraJawaTengah.id - Kemunculan Kerajaan Agung Sejagat (KAS) di Kabupaten Purworejo, Jawa tengah menggegerkan khalayak belum lama ini. Kerajaan tersebut mengklaim sebagai penerus Kerajaan Majapahit yang mengusai dunia.

KAS dipimpin oleh Totok Santoso Hadiningrat yang disebut Sinuhun dan teman wanitanya Dyah Gitarja atau Kanjeng Ratu. Namun, keduanya kini diamankan Polda Jawa Tengah karena dinilai meresahkan warga lewat KAS yang didirikan.

Menariknya tak lama setelah kasus KAS viral, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo terlihat mengunjungi Keraton KAS yang berlokasi di Desa Pogung Jurutengah, Kecamatan Bayan, Kabupaten Purworejo.

Hal itu ditunjukkan lewat video unggahan Ganjar melalui jejaring Twitter pribadinya. Bahkan Ganjar mengusulkan kalau eks Keraton Kerajaan Agung Sejagat tersebut dijadikan destinasi wisata lantaran ramai dikunjungi warga.

Baca Juga: Komnas HAM: Tragedi Semanggi I dan Semanggi II Pelanggaran HAM Berat

"Kemarin sempat mampir ke eks Keraton Agung Sejagat ini, ternyata ramenya minta ampun, sudah mirip tempat wisata. Sepertinya bagus juga jika kelak jadi destinasi wisata dengan polesan-polesan event budaya yang menarik. Menurutmu gimana?" cuit Ganjar seperti dikutip Suara.com, Kamis (23/1/2020).

Usulan tersebut lantas mendapat tanggapan dari budayawan Sujiwo Tejo. Ia mengaku setuju meski dengan pengecualian yakni mantan raja dan ratu KAS mendapat penangguhan penahanan.

Sebab menurutnya, tidak etis menjadikan KAS sebagai tempat wisata sementara mantan raja dan ratunya menderita setelah dijadikan tersangka. Hal itu dianggap sebagai aji mumpung.

"Setuju asalkan mantan raja dan ratunya diberi grasi. Tak elok mengambil keuntungan mampang-mumpung dari perbuatan orang yg meringkuk dalam penjara," kata Sujiwo Tejo.

Cuitan Sujiwo Tejo soal eks Keraton Kerajaan Agung Sejagat dijadikan tempat wisata. (Twitter/@sudjiwotedjo)

Pun bila pemerintah setempat enggan mengabulkan grasi tersebut, Sujiwo Tejo menyarankan agar eks Keraton KAS ditutup dan tidak dijadikan sarana untuk aji mumpung oleh banyak orang.

Baca Juga: Buka Praktik Ilegal, Dokter Asal Tiongkok Diciduk Polisi

"Kalau tak ada grasi, mending lokasi itu ditutup. Jangan ada satu pun, termasuk tukang parkir, yg mengambil manfaat mampang-mumpung," imbuhnya.

Sejak diunggah, cuitan Sujiwo Tejo telah mendapat 1,2 ribu retweets dan 2,1 ribu likes.

Load More