SuaraJawaTengah.id - Di mana ada kemauan, di situ ada jalan. Pepatah tersebut nampaknya mantap terpatri dalam jiwa Amirudin, seorang wisudawan yang baru saja menamatkan pendidikan strata satu di Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga Fakultas Ilmu Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tunas Pembangunan (PKO FKIP UTP) Solo pada Sabtu (29/2/2020).
Amirudin yang merayakan kelulusannya itu, mantap mendatangi lokasi wisudanya di GOR Kampus III UTP, Plesungan, Gondangrejo, Karanganyar menggunakan sepeda motor yang mengangkut beronjong berisi sayuran yang biasa dijajakannya keliling tiap hari.
Warga Wukirsawit, Jatiyoso, Karanganyar, itu membawa serta sepeda motor dan beronjong berisi sayuran yang biasa dijajakan sehari-hari.
Dia mengaku sengaja membawa beronjong sayur untuk menunjukkan kebahagiaannya meraih gelar sarjana. Sekaligus menunjukan kepada orang lain, bahwa pekerjaannya sebagai tukang sayur tak menjadi penghalangnya mengenyam pendidikan tinggi.
Baca Juga: Teriakan Tukang Sayur Buat Puluhan Penghuni Indekos Tiga Lantai Selamat
Pun pria berusia 28 tahun itu mengaku bangga mampu menyelesaikan kuliah yang dibiayai dengan jerih payah hasil berjualan sayur keliling setiap hari.
“Saya justru ingin membuktikan bahwa tukang sayur yang berasal dari keluarga tidak mampu bisa kuliah seperti orang lain yang keluarganya mampu,” ujar kepada Solopos.com-jaringan Suara.com saat ditemui di sela-sela wisuda.
Dagangan sayuran yang dibawanya itu pun kemudian dibagikan kepada teman-temannya yang mengikuti wisuda. Hal itu dilakukan sebagai rasa syukurnya. Amirudin yang tercatata sebagai mahasiswa UTP Solo angkatan 2014, mengakui tiap hari berkeliling menawarkan dagangannya di wilayah Jatiyoso.
Pekerjaan ini dilakukan untuk membiayai kuliahnya. Ia pun mengaku tidak malu melakoni pekerjaan ini meskipun dia seorang mahasiswa. Dikatakannya, penghasilan orang tua sebagai buruh tani dan buruh serabutan tidak cukup untuk membiayai kuliahnya. Lantaran itu, dia mengumpulkan uang dengan memeras keringat sendiri.
“Lha wong untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari saja pas-pasan, apalagi untuk bayar kuliah. Makanya saya kuliah ini juga dengan biaya sendiri meskipun harus jadi tukang sayur,” kata anak pertama dari empat bersaudara ini.
Baca Juga: Kisah Perjuangan Aula, Anak Tukang Sayur di Aceh Raih Beasiswa S2 di AS
Berita Terkait
-
Dari Sepeda ke Dapur: Peran Tukang Sayur dalam Kehidupan Ibu-ibu
-
PD IPARI Kabupaten Karanganyar Laksanakan Bakti Religi Perkuat Toleransi dan Persaudaraan
-
Kesbangpol dan PD IPARI Karanganyar Gelar Pembinaan Kerukunan Umat Beragama untuk Meningkatkan Toleransi dan Harmoni
-
Adu Pendidikan Evelyn Hutani vs Arafah Rianti, Siapa yang Dipilih Steven Wongso?
-
Turuti Keinginan Ayah, Dinar Candy Lulus S1 dan Beralih ke Bisnis Kelab Malam
Terpopuler
- Sejak Dulu Dituntut ke Universitas, Kunjungan Gibran ke Kampus Jadi Sorotan: Malah Belum Buka
- Maharani Dituduh Rogoh Rp 10 Miliar Agar Nikita Mirzani Dipenjara, Bunda Corla Nangis
- Ditahan Atas Dugaan Pemerasan, Beredar Rekaman Suara Reza Gladys Sebut Mail Syahputra Tolak Transferan
- Kini Ngekos, Nunung Harus Bayar Cicilan Puluhan Juta Rupiah ke Bank
- Maharani Kemala Jawab Kabar Guyur Rp10 Miliar Biar Nikita Mirzani Ditahan: Kalian Pikir Gak Capek?
Pilihan
-
7 Rekomendasi HP 5G Murah Mulai Rp 2 Jutaan Terbaru Maret 2025
-
Sibuk Naturalisasi, Jordi Cruyff Beri Nasihat Membumi untuk PSSI
-
Tabel KUR BRI Terbaru, Pinjaman Rp1 Juta Hingga Rp500 Juta dan Bunganya
-
Setoran Pajak Anjlok 41 Persen di Tengah Kebutuhan Anggaran Jumbo Prabowo
-
Pemain Persib dan PSM Dipanggil Klub Spanyol Osasuna, Bek Persija Absen!
Terkini
-
Berkat Program Speling, Banyak Penyakit Terdeteksi Secara Dini
-
BRI Peduli Bagikan 1.500 Paket Sembako untuk Warga Jatingaleh
-
Curhat Nelayan Cilacap ke Gubernur Ahmad Luthfi: Rebutan Solar hingga Masalah Tambak Udang
-
Pertamina Sabet BUMN Terbaik CSR Jateng: Ungguli Perusahaan Lain dalam Atasi Kemiskinan Ekstrem!
-
Di Tengah Isu Efisiensi, Astra Daihatsu Optimis Capai Target Penjualan di Jateng