Waktu di RSUP Kariadi, dia dan istrinya sempat diajari oleh Dokter dan Perawat terkait cara memberikan oksigen kepada Bima sehingga sekarang bisa merawat Bima menggunakan oksigen di rumah.
Di rumah yang ditempati Pujiyanto, terdapat empat tabung hasil pinjaman dari perusahaan Gas.
Sedangkan untuk mengisi ulang harus membeli sendiri dengan biaya isi ulang Rp70 Ribu. Saya kerja di galangan kapal, hasil sehari hanya cukup untuk beli oksigen, kebutuhan lain seperti pampers, susu dan lainnya memang tidak mencukupi.
"Beberapa bulan lalu jual motor namun sekarang uang itu sudah habis, di rumah tidak ada lagi yang bisa dijual," ujarnya.
"Saya sempat berhenti kerja tiga bulan, istri sempat down namun saya motivasi agar berani mengurus sendirian. Akhirnya istri sanggup dan saya kemudian bekerja agar bisa beli oksigen," katanya.
Kini, Pujiyanto dan keluarga masih menumpang di rumah milik kakaknya. Dia telah menjual motor dan sepedanya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Keluarga besar Pujiyanto juga mendukung secara finansial meskipun dengan segala keterbatasan.
"Harta saya tinggal dipan kayu dan kompor, saya berniat mau jual. Namun oleh temen saya dimarahi habis-habisan karena dipan untuk tidur Bima, kompor buat masak istri. Teman dan keluarga besar saya lah yang mendukung saya selama ini," bebernya.
Kendati demikian Pujiyanto mengaku menjalaninya dengan ikhlas. Tanpa mengeluh dan fokus untuk kesembuhan anaknya.
"Jalani saja, Gusti Allah yang mengatur," tuturnya.
Baca Juga: Klep Jantung Bocor, BJ Habibie Semangat Jalani Pemeriksaan
Sedangkan Ibu Bima, Umi Latifah (30) menjelaskan kondisi Bima memang saat ini harus dipantau selama 24 jam. Sebab anaknya bernafas tergantung dengan oksigen dari tabung. Ketika masker yang menghubungkan antara alat pernafasan dengan tabung lepas ditakutkan akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
"Bahkan sempat saya kasih plester di beberapa bagian agar merekat ketika saya tinggal ke kamar mandi atau keperluan lain, saya takut masker lepas tapi tidak ada saya atau suami," katanya.
Umi mengatakan Bima saat ini memang sudah tidak terlalu rewel terutama ketika tidur dalam posisi tengkurap. Sebaliknya pada posisi telungkup dia akan akan menangis karena dimungkinkan tidak nyaman. Bahkan seringkali Bima menangis sampai berjam-jam dari malam sampai pagi. Dia akan berhenti menangis ketika sudah capek.
Di sisi lain, pemenuhan gizi Bima memang masih disuplai susu formula melalui selang. Habis minum susu biasanya Bima akan sesak nafas. Dalam kondisi tersebut saya harus menaikkan tekanan oksigen ke level 5, ketika sudah diam level oksigen diturunkan lagi ke level 3 secara bertahap, katanya. Kondisi berat badan Bima saat ini 4,2 kilogram di usia enam bulan.
"Baru beberapa minggu ini Bima menemukan posisi yang nyaman seperti itu, sebenarnya saya khawatir juga karena tidak melihat posisi masker oksigen tetapi karena dia nyaman seperti itu ya biarlah sesekali saya cek juga sambil membersihkan lendir di hidungnya," pungkasnya.
Berita Terkait
-
Heboh Pencurian Velg Mobil, Luthfi Ditangkap Usai Curi Roda Ambulans
-
1000 Pasien Bibir Sumbing Dioperasi Gratis di Hari Juang TNI AD
-
Kecelakaan Bus Rombongan Siswa Asal Batang di Tol Cipali, 3 Orang Tewas
-
Seminggu Terakhir, Harga Cabai di Batang Makin Pedas
-
Mengukir Senyum Sempurna pada Anak Penderita Bibir Sumbing
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Rp80 Jutaan: Dari Si Paling Awet Sampai yang Paling Nyaman
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
- Timur Kapadze Tolak Timnas Indonesia karena Komposisi Pemain
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- 19 Kode Redeem FC Mobile 5 Desember 2025: Klaim Matthus 115 dan 1.000 Rank Up Gratis
Pilihan
-
Kekuatan Tersembunyi Mangrove: Bisakah Jadi Solusi Iklim Jangka Panjang?
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
Terkini
-
Gubernur Ahmad Luthfi Ajak Para Perantau Bangun Kampung Halaman
-
Geser Oleh-Oleh Jadul? Lapis Kukus Kekinian Ini Jadi Primadona Baru dari Semarang
-
10 Nasi Padang Paling Mantap di Semarang untuk Kulineran Akhir Pekan
-
BRI Peduli Salurkan 5.000 Paket Sembako bagi Masyarakat dalam Program BRI Menanam Grow & Green
-
SIG Dukung Batam Jadi Percontohan Pengembangan Fondasi Mobilitas & Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan