SuaraJawaTengah.id - Setelah menyatakan 12 warga Kabupaten Klaten, Jawa Tengah (Jateng) negatif virus corona (Covid-19), petugas Dinas Kesehatan (Dinkes) Klaten masih fokus memantau 32 warga lainnya, dalam beberapa waktu terakhir. Puluhan warga yang dipantau itu didominasi orang yang baru pulang umrah.
Demikian disampaikan Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Klaten, Anggit Budiarto, saat ditemui wartawan usai rapat koordinasi (Rakor) bersama bupati Klaten di ruang rapat B1 Setda Klaten, Sabtu (14/3/2020).
Pemantauan yang dilakukan petugas Dinkes Klaten ke puluhan warga tersebut dilakukan setiap hari.
"Level pemantauan itu ciri-cirinya panas sampai 38 derajat celcius, batuk, pilek, sesak. Hal itu ditambah riwayat pergi dari negara yang ditemukan kasus virus corona. Ini beda dengan pengawasan [setara suspect/sudah kontak dengan penderita virus corona]. Beda juga dengan probable dan yang sudah confirm/positif corona," kata Anggit seperti diberitakan Solo Pos--jaringan Suara.com.
Selain fokus mengawasi 32 ODP virus corona Klaten, lanjut Anggit Budiarto, Dinkes Klaten juga akan menyiapkan leaflet dan baliho terkait pencegahan dan pengenalan ciri-ciri penderita virus corona ke masyarakat.
"Jumlah leaflet yang disediakan mencapai 4.000 leaflet," katanya.
Terpisah, Ketua Parisade Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Klaten, Wisnu Hendrata, mengatakan sebanyak 2.000-3.000 umat Hindu di Klaten dan sekitarnya tetap menggelar upacara Melasti di Umbul Geneng, Pluneng, Kebonarum, Minggu (15/3/2020).
Di upacara tersebut, umat Hindu memohon kepada Tuhan Yang Maha Esa agar diberi kesucian diri dan lingkungannya sebelum memasuki tahun baru saka.
"Upacara Melasti tetap kami gelar sesuai saran bupati. Upacara ini setiap tahun digelar di Umbul Geneng. Ini sudah berlangsung selama 14 tahun. Nantinya disiapkan tempat mencuci tangan di dua pintu masuk. Kirab juga tetap digelar," katanya.
Baca Juga: Hindari Risiko Tertular Virus Corona di Mobil, Begini Caranya
Wisnu Hendrata juga mengatakan umat Hindu tetap memperingati Nyepi, 25 Maret 2020, yang dipusatkan di Candi Prambanan di tengah kewaspadaan virus corona, termasuk di Klaten. Di kesempatan itu, jumlah umat Hindu yang hadir ke lokasi diperkirakan mencapai 10.000 orang.
"Itu justru tingkat nasional. Sesuai rencana, dihadiri juga menteri dan gubernur. Di situ, juga disiapkan dua pintu [pintu masuk dilengkapi tempat mencuci tangan]," katanya.
Berita Terkait
-
Karena Corona Covid-19, Polusi Udara di Italia Berkurang Drastis
-
Jam Operasional Transjakarta Kembali Normal
-
Hindari Risiko Tertular Virus Corona di Mobil, Begini Caranya
-
Minum Ibuprofen saat Alami Gejala Corona Covid-19, Balita Ini Gemetaran
-
Gojek Raup Investasi Rp 18 Triliun di Tengah Wabah Virus Corona
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- 7 Sunscreen Anti Aging untuk Ibu Rumah Tangga agar Wajah Awet Muda
- Mobil Bekas BYD Atto 1 Berapa Harganya? Ini 5 Alternatif untuk Milenial dan Gen Z
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Pabrik VinFast di Subang Resmi Beroperasi, Ekosistem Kendaraan Listrik Semakin Lengkap
-
ASUS Vivobook 14 A1404VAP, Laptop Ringkas dan Kencang untuk Kerja Sehari-hari
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
Terkini
-
130 Tahun BRI, Konsisten Tumbuh Bersama Rakyat dan Perkuat Ekonomi Inklusif
-
10 Tempat Wisata di Brebes yang Cocok untuk Liburan Sekolah Akhir Tahun 2025
-
Borobudur Mawayang: Sujiwo Tejo dan Sindhunata Hidupkan Kisah Ambigu Sang Rahvana
-
5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
-
BRI Peduli Guyur Rp800 Juta, Wajah 4 Desa di Pemalang Kini Makin Ciamik