SuaraJawaTengah.id - Ratusan pegawai Rumah Sakit Marga Husada Wonogiri belum digaji selama 6 bulan. Mirisnya, ini terjadi saat wabah virus corona.
Ada 150 pegawai Rumah Sakit Marga Husada Wonogiri mengaku terlantar. Mereka masih berstatus karyawan aktif tetapi gaji tak dibayarkan semenjak rumah sakit itu tak beroperasi sejak enam bulan lalu.
Mereka menuntut pemilik dan pengelola rumah sakit itu bertanggung jawab. Para pegawai yang belum menerima gaji itu hanya berkumpul di halaman rumah sakit di Jl S Parman No 4, Kaliancar, Selogiri, Wonogiri, tersebut.
Mereka datang untuk menerima bantuan bahan pangan dari Polres Wonogiri. Informasi yang dihimpun Solopos.com (jaringan Suara.com), Jumat ini, pekerja RS Marga Husada yang berdiri sejak 1990 itu terdiri atas pekerja medis dan nonmedis.
Salah satu pegawai nonmedis, Spo, mengatakan meski tak lagi beroperasi, manajemen rumah sakit di Wongiri itu tak melakukan PHK atau merumahkan pegawai, dengan atau tanpa gaji.
Baca Juga: Bantu Rumah Sakit Lawan Corona, Perancis Akan Jual 3 Halaman Komik Asterix
Artinya, pekerja tetap berstatus karyawan aktif. Namun, manajemen RS tak membayarkan gaji para pekerja. Dia curiga manajemen rumah sakit tak mem-PHK pekerja agar terhindar dari kewajiban membayar uang pesangon.
Kondisi tanpa gaji itu membuat para pegawai rumah sakit di Wonogiri itu kelimpungan memenuhi kebutuhan sehari-hari. Utang di bank pun tak terbayarkan.
Alhasil, pekerja menunggak setoran cukup banyak. Sebelumnya, angsuran utang bank disetorkan melalui pemotongan gaji secara langsung.
“Bisa dikatakan kami ditelantarkan, nasib kami digantung. RS tak beriktikad baik mau menyelesaikan masalah ini. Banyak dari kami bekerja sejak RS berdiri, ikut membesarkan RS. Tapi balasannya malah begini. Kami sama sekali tak dihargai,” kata dia.
Pegawai lainnya, Syo, menimpali berbagai upaya telah ditempuh untuk meminta pertanggungjawaban manajemen rumah sakit di Wonogiri itu terkait gaji. Misalnya berkoordinasi dengan pemilik dan pengelola RS.
Baca Juga: Virus Corona dapat Bertahan di Udara Rumah Sakit, Tapi Tidak di ICU
Bahkan, hingga dimediasi Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) pun sudah dilakukan. Namun, semua upaya itu tak mendapatkan solusi. Pemilik dan pengelola RS malah saling lempar tanggung jawab.
Berita Terkait
-
Tenaga Medis Tewas di Gaza, Doctors Without Borders Kecam Serangan Brutal Israel
-
"Kami Bisa Mati Kapan Saja", Kesaksian Mencekam Staf Medis di Bawah Kepungan Israel di Gaza
-
Tragis! 28 Petugas Medis Tewas dalam 24 Jam di Tengah Serangan Israel ke Lebanon
-
Cincin Nyangkut di Penis, Damkar dan Tenaga Medis Dikerahkan untuk Bantu Pria Ini
-
Mahasiswa KKN UNDIP Latih UMKM Bulurejo Kelola Laba Pakai Pembukuan Efektif
Terpopuler
- Kejanggalan LHKPN Andika Perkasa: Harta Tembus Rp198 M, Harga Rumah di Amerika Disebut Tak Masuk Akal
- Marc Klok: Jika Timnas Indonesia Kalah yang Disalahkan Pasti...
- Niat Pamer Skill, Pratama Arhan Diejek: Kalau Ada Pelatih Baru, Lu Nggak Dipakai Han
- Datang ke Acara Ultah Anak Atta Halilintar, Gelagat Baim Wong Disorot: Sama Cewek Pelukan, Sama Cowok Salaman
- Menilik Merek dan Harga Baju Kiano saat Pesta Ulang Tahun Azura, Outfit-nya Jadi Perbincangan Netizen
Pilihan
-
5 HP Samsung Rp 1 Jutaan dengan Kamera 50 MP, Murah Meriah Terbaik November 2024!
-
Profil Sutikno, Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta yang Usul Pajak Kantin Sekolah
-
Tax Amnesty Dianggap Kebijakan Blunder, Berpotensi Picu Moral Hazard?
-
Aliansi Mahasiswa Paser Desak Usut Percobaan Pembunuhan dan Stop Hauling Batu Bara
-
Bimtek Rp 162 Miliar, Akmal Malik Minta Pengawasan DPRD Terkait Anggaran di Bontang
Terkini
-
Sengketa Lahan Cilacap: KPA Kritik Skema Pemerintah, Petani Terancam Kehilangan Lahan
-
Tragis! Rem Blong, Truk Tronton Hantam Ruko di Semarang, 2 Orang Tewas!
-
Rayakan Anniversay ke-2, Kurnia Seafood Semarang Berikan Diskon 30% untuk Pelanggan
-
Dorong Transisi Energi Alternatif, PT Semen Gresik Tekan Subtitusi Thermal Substitution Rate
-
Pertamina Patra Niaga JBT Berikan Apresiasi pada Operator SPBU Sultan Agung Semarang