Terkait warga mampu, PNS, serta dobel data penerima dalam satu keluarga yang mendapatkan bansos corona, Surata mengatakan pemerintah desa tidak bisa berbuat banyak. Hal itu menyusul dana langsung dicairkan melalui transfer ke rekening masing-masing penerima.
Namun, pemerintah desa bersama tokoh masyarakat Burikan sudah menggelar pramusdes menyikapi kondisi tersebut. Dari hasil musyawarah, warga terdampak pandemi Covid-19 namun belum mendapatkan bansos corona bisa menerima bantuan serupa melalui bantuan langsung tunai (BLT) dari dana desa.
Surata menjelaskan dana desa yang diterima Burikan tahun ini sekitar Rp 900,73 juta. Dari nominal itu, sekitar 30 persen atau Rp 291 juta digunakan untuk BLT kepada masyarakat.
Soal data penerima bansos corona yang dinilai belum tempat sasaran, Pemerintah Desa Burikan, Klaten menunggu pengubahan data penerima disesuaikan dengan data yang sudah masuk dalam aplikasi sistem informasi kesejahteraan sosial next generation (SIKS-NG).
Baca Juga: Sempat Salat Bareng Warga Positif Corona, 30 Jemaah di Tambora Dievakuasi
"Kami menunggu apa yang sudah kami lakukan dan dianggarkan pemerintah pusat melalui pemutakhiran data yang menggunakan SIKS-NG. Itu sudah dilakukan sejak Desember, sehingga April sudah ada titik terang atau data yang masuk ke pemerintah desa terkait perubahan data miskin," jelas dia.
Kepala Desa Kemudo, Kecamatan Prambanan, Hermawan Kristanto, mengatakan di wilayahnya juga ada dobel data penerima bansos corona.
"Informasinya ada yang double data. bahkan ada satu keluarga tiga orang dapat semuanya," kata Hermawan.
Penerima BST bakal mendapatkan transfer dana senilai Rp 600.0000. Transfer dana itu diberikan sebanyak tiga kali selama tiga bulan.
Kepala Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (Dissos P3AKB) Klaten, M. Nasir, mengatakan jika terjadi perbedaan kondisi penerima bansos corona terutama akibat pandemi Covid-19, data bisa dievaluasi dan diusulkan penggantian.
Baca Juga: Sikat Gigi Bisa Cegah Penularan Virus Corona Covid-19, ini Kata Dokter Gigi
"Agar tidak memunculkan kegaduhan di masyarakat, yang tidak masuk penerima BST diakomodir melalui program BLT dana desa. Bahkan jika terbukti penerima BST itu dipandang mampu atau sudah sejahtera, maka dana sudah masuk rekening penerima dan sasaran tidak pas atau tidak layak mendapatkan. Data tersebut diinventarisasi dan dilaporkan ke Kemensos untuk tidak direalisasikan pada pencairan bulan berikutnya," tegas Nasir berdasarkan rilis yang diterima Solopos.com.
Terpopuler
- Dicoret Shin Tae-yong 2 Kali dari Timnas Indonesia, Eliano Reijnders: Sebenarnya Saya...
- Momen Suporter Arab Saudi Heran Lihat Fans Timnas Indonesia Salat di SUGBK
- Elkan Baggott: Hanya Ada Satu Keputusan yang Akan Terjadi
- Elkan Baggott: Pesan Saya Bersabarlah Kalau Timnas Indonesia Mau....
- Kekayaan AM Hendropriyono Mertua Andika Perkasa, Hartanya Diwariskan ke Menantu
Pilihan
-
PublicSensum: Isran-Hadi Unggul Telak atas Rudy-Seno dengan Elektabilitas 58,6 Persen
-
Munawwar Sebut Anggaran Rp 162 Miliar untuk Bimtek Pemborosan: Banyak Prioritas Terabaikan
-
Drama Praperadilan Tom Lembong: Kuasa Hukum Bongkar Dugaan Rekayasa Kesaksian Ahli
-
Dua Juara Liga Champions Plus 5 Klub Eropa Berlomba Rekrut Mees Hilgers
-
5 Rekomendasi HP Infinix Sejutaan dengan Baterai 5.000 mAh dan Memori 128 GB Terbaik November 2024
Terkini
-
Jelang Pencoblosan, PAN Jateng Dorong Pilkada Berlangsung Damai, Ini Alasannya
-
Ngerinya Tanjakan Silayur: Titik Kritis Kecelakaan yang Kini Jadi Prioritas Pemerintah Kota Semarang
-
Semarang Waspada Hujan dan Banjir Rob Akhir Pekan Ini, Ini Penjelasan BMKG
-
Wapres Gibran Dukung UMKM dan Pemberdayaan Ekonomi Perempuan di Semarang
-
Dari Tambakmulyo untuk Jateng: Mimpi Sanitasi Layak Menuju SDGs