
SuaraJawaTengah.id - Sunarno (49) dan Triyani (36) tewas mengenaskan dengan mulut berbusa setelah minum jus buah naga mengandung racun tikus. Sunarno dan Triyani diracuni oleh seorang dukun berinisial AMC di rumah kontrakan yang beralamat di RT 05 RW 12, Banyuanyar, Banjarsari, Solo, Jawa Tengah.
Hal itu terungkap dalam reka adegan atau rekonstruksi pembunuhan tersebut. Sebanyak 38 adegan dilakukan dalam rekonstruksi pembunuhan, Kamis (14/5/2020).
Rekonstruksi diawali saat Sunarno dan Triyani yang dimainkan pemeran pengganti masuk dalam kontrakan. Beberapa saat kemudian disusul dukun AMC yang masuk dalam rumah kontrakan. Rekonstruksi ini berjalan secara tertutup dan dijaga ketat oleh kepolisian.
Kasatreskrim Polresta Solo, AKP Purbo Adjar Waskito mengatakan ada dua lokasi yang digunakan untuk rekonstruksi, pertama yakni daerah Depok yang merupakan tempat membeli racun dan kedua di rumah kontrakan.
Dalam rekonstruksi tersebut Triyani diminta membuat jus buah naga ke Triyani. Sebelum dihidangkan, AMC mengatakan pada triyani ada satu bahan yang belum dimasukkan. Lalu jus dibagi menjadi tiga.
”Jadi Triyani ini tahu kalau ada bahan lain yang dimasukkan. Tapi dia tidak tahu kalau bahan yang dimasukkan itu racun tikus,” ucap Purbo saat dihubungi SuaraJawaTengah.id.
Setelah dihidangkan, jus yang diminumnya sendiri diganti dengan jus baru yang sebelumnya ditempatkan di botol air mineral.
”Gelasnya dia dicuci dan jusnya dibuang. Lalu diganti dengan jus yang di Le Mineral,” ucapnya.
Jus itu pun diminum Sunarno. Tapi dalam pikiran AMC, jika Triyani tak ikut minum, maka dia akan tetap hidup dan menjadi saksi aksi pembunuhan itu.
Baca Juga: Begini Cerita Sebenarnya Kakek Positif Corona di Tambora Ikut Salat Tarawih
Triyani pun disuruh minum jus itu juga.
Keduanya pun tewas. Kemudian sang dukun membawa Sunarno dan Triyani ke kamar.
Sunarno tewas dengan telanjang dada. AMS pun melucuti pakaian Triyani hingga menyisakan pakaian dalam agar seolah-olah keduanya bertindak asusila.
”Dalam rekonstruksi ini tidak ada adegan baru ataupun fakta baru. Semua sesuai dengan BAP yang kita buat,” ucapnya.
Dari rekonstruksi ini pelaku sempat berjalan ke luar rumah dengan berjalan. Kemudian dia kembali lagi ke dalam rumah untuk mengambil motor korban.
”Dia merasa kalau berjalan tidak bisa jauh. Sehingga dia kembali ke rumah mengambil motor korban,” ucapnya.
Dalam rekonstruksi yang berlangsung selama lebih dari dua jam ini, menghadirkan empat orang saksi. Mereka adalah yang pertama berpapasan dengan pelaku dan orang yang pertama melihat korban.
Rekonstruksi ini juga disaksikan oleh Kejari Solo, supaya ada kesesuaian antar penyidik Polresta Solo dengan Kejari Solo.
”Langkah selanjutnya setelah rekonstruksi ini yakni pelimpahan berkas ke kejaksaan,” ucapnya.
Kontributor : Rara Puspita
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Ole Romeny Menolak Absen di Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
- Tanpa Naturalisasi, Jebolan Ajax Amsterdam Bisa Gantikan Ole Romeny di Timnas Indonesia
- Makna Satir Pengibaran Bendera One Piece di HUT RI ke-80, Ini Arti Sebenarnya Jolly Roger Luffy
- Ditemani Kader PSI, Mulyono Teman Kuliah Jokowi Akhirnya Muncul, Akui Bernama Asli Wakidi?
- Jelajah Rasa Nusantara dengan Promo Spesial BRImo di Signature Partner BRI
Pilihan
-
6 Smartwatch Murah untuk Gaji UMR, Pilihan Terbaik Para Perintis 2025
-
3 Film Jadi Simbol Perlawanan Terhadap Negara: Lebih dari Sekadar Hiburan
-
OJK Beberkan Fintech Penyumbang Terbanyak Pengaduan Debt Collector Galak
-
Tarif Trump 19% Berlaku 7 Agustus, RI & Thailand Kena 'Diskon' Sama, Singapura Paling Murah!
-
Pemerintah Dunia dan Tenryuubito: Antagonis One Piece yang Pungut Pajak Seenaknya
Terkini
-
Posisi Sekjen Dirangkap Megawati, Ganjar dan Bambang Pacul Dapat Jabatan Mentereng di DPP PDIP
-
Pilpres 2024 Kandang Banteng Jebol, Megawati Sentil PDIP Jateng: Awas, Jangan Memalukan Saya Lagi!
-
Anjloknya Argo Bromo Anggrek: Jalur Sudah Dibuka, Puluhan Kereta di Semarang Tetap Batal Berangkat
-
BRI Serahkan Bantuan Ambulans untuk Politeknik Energi dan Mineral Akamigas lewat Program TJSL
-
14 Tahun Mencari Jalan Keluar, Sabrang Letto: Indonesia Terjebak 'Deadlock Stupidity''