SuaraJawaTengah.id - Belasan warga Desa Senting Kecamatan Sambi Kabupaten Boyolali terpaksa menjalani isolasi setelah memakamkan jenazah seseorang yang diketahui positif Covid-19.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Boyolali Ratri S Survivalina mengatakan, beberapa waktu lalu ada warga berusia 78 tahun meninggal di Jakarta dan dimakamkan di desa tersebut. Jenazah tersebut diketahui meninggal pada 14 Mei 2020.
Saat dikirim ke Boyolali warga mengira jenazah meninggal bukan karena Covid-19. Setibanya di desa tersebut, jenazah langsung dimakamkan tanpa menggunakan protokol pemakaman pasien Covid-19.
"Karena tidak menggunakan protokol Covid-19, saat itu tali kain kafan jenazah sempat dibuka kemudian dimakamkan secara biasa," katanya seperti dilansir Solopos.com-jaringan Suara.com pada Selasa (19/5/2020).
Berselang setelah dua hari pemakaman, rumah sakit di Jakarta yang merawat pasien berinisial SP itu menginformasikan hasil tes swab yang bersangkutan positif Covid-19.
"Akhirnya ini menjadi permasalahan di Kabupaten Boyolali," kata Ratri.
Mengetahui hal tersebut, Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Boyolali langsung melakukan tracing dan pemantauan terhadap kontak erat SP.
Khusus bagi warga yang langsung membuka tali kain kafan jenazah sudah diagendakan untuk menjalani pemeriksaan di Rumah Sakit Darurat Covid-19.
"Nanti berapa hari lagi kami evaluasi lagi, semoga tidak ada yang reaktif," kata dia.
Baca Juga: Kabur Dari Ruang Isolasi RS, Wanita Hamil Berstatus PDP Pulang ke Rumahnya
Dari kasus tersebut ada 19 kontak erat yang terdata. Mereka adalah keluarga dan orang yang ikut dalam proses pemakaman. Menurut Ratri, sebagian besar merupakan warga ber-KTP Jakarta. Sedangkan yang menjalani pengambilan sampel di Rumah Sakit Darurat Covid-19 ada tiga orang.
Sementara itu, Camat Sambi Purnawan Raharjo mengatakan, pemakaman warga yang meninggal di Jakarta tersebut dilakukan pada Kamis (14/5/2020). Masyarakat dan keluarga tidak mengira yang bersangkutan positif Covid-19.
"Saat itu informasi dari keluarga, yang bersangkutan meninggal karena stroke. Rumah sakit di Jakarta juga tidak memberi protokol kesehatan. Mestinya kalau PDP pun ada protokol kesehatannya, kami juga heran," katanya.
Tag
Berita Terkait
-
Mangkal di Tanah Abang, Pedagang Kelontong Diisolasi di Bilik Corona
-
Hasil Rapid Test Positif, 5 Orang Tempati Bilik Isolasi Tanah Abang
-
Bilik Isolasi Dioperasikan Senin Ini, Tunggu Hasil Tes Warga Kebon Kacang
-
Buat Bilik Isolasi Mandiri, Anies: Ini untuk Warga di Perkampungan Padat
-
Buka Puasa Bersama saat Pandemi di Boyolali
Terpopuler
- 5 Motor Matic Paling Nyaman & Kuat Nanjak untuk Liburan Naik Gunung Berboncengan
- 4 Rekomendasi Cushion dengan Hasil Akhir Dewy, Diperkaya Skincare Infused
- 5 HP RAM 8 GB Memori 256 GB Harga Rp1 Jutaan, Terbaik untuk Pelajar dan Pekerja
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- Daftar Promo Alfamart Akhir Tahun 2025, Banyak yang Beli 2 Gratis 1
Pilihan
-
Cerita 1.000 UMKM Banyuasin: Dapat Modal, Kini Usaha Naik Kelas Berkat Bank Sumsel Babel
-
Seni Perang Unai Emery: Mengupas Transformasi Radikal Aston Villa
-
Senjakala di Molineux: Nestapa Wolves yang Menulis Ulang Rekor Terburuk Liga Inggris
-
Live Sore Ini! Sriwijaya FC vs PSMS Medan di Jakabaring
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
Terkini
-
Lelang on The Street, BRI Sapa Warga di CFD Blora, Kenalkan Peluang Investasi dan Kemudahan BRImo
-
La Suntu Tastio: Layanan Digital BRI Membuat Pengelolaan Keuangan Usaha Jadi lebih Praktis
-
Kolaborasi Lintas Budaya, BRI dan PSMTI Jawa Tengah Gelar Pengajian Kebangsaan di MAJT Semarang
-
Konektivitas Aceh Pulih, Kementerian PU Janjikan Jembatan Permanen
-
Urat Nadi Aceh Pulih! Jembatan Krueng Tingkeum Dibuka, Mobilitas Kembali Normal