SuaraJawaTengah.id - Pemakaman jenazah pasien Covid-19 tanpa prosedur protokol yang berlaku kembali terjadi. Kali ini penguburan jenazah yang diketahui pasien positif Covid-19 dilaksanakan di Dusun Purwosari RT 021/RW 010 Desa Ngerangan, Kecamatan Bayat Kabupaten Klaten pada Rabu (3/6/2020).
Akibat pemakaman yang dilakukan pada dini hari pukul 00.29 WIB tersebut menyebabkan 25 warga Desa Ngearangan wajib menjalankan isolasi mandiri karena pernah berkontak langsung dengan korban.
Peristiwa tersebut terjadi karena ketidakjujuran tim medis, sopir ambulans serta anggota keluarga almarhum Tukimin, yang diketahui sebelumnya mendapat perawatan di salah satu rumah sakit yang berada di Semarang. Mereka disinyalir tidak jujur memberikan informasi ke warga di awal pemakaman pasien Covid-19.
Meski begitu, Gugus Tugas Penanganan Pencegahan Desa Ngerangan masih mendata warga yang pernah kontak fisik dengan almarhum Tukimin. Begitu pula yang pernah berkontak fisik dengan anggota keluarganya.
Baca Juga: Ditolak Warga karena Takut Tertular, Pemakaman Jenazah PDP Corona Dipindah
Untuk diketahui, kasus pemakaman pasien Covid-19 yang tidak sesuai prosedur di desa itu bermula karena domisili ganda Tukimin di Klaten dan Semarang. Saat sakit, dia menjalani perawatan medis di RS Wongsonegoro, Semarang.
Tukimin yang tercatat sebagai warga Purwosari RT 021/RW 010, Ngerangan memiliki seorang istri dan dua anak. Sehari-harinya, Tukimin berjualan ayam di Semarang. Selain di Klaten, Tukimim juga memiliki rumah di Semarang. Sebelum pemakaman itu, Tukimin juga sempat pulang kampung ke Klaten dan tak diketahui sebagai pasien Covid-19.
Saat itu, Tukimin juga melakukan kontak fisik dengan sejumlah warga di Purwosari, Ngerangan. Setelah Lebaran, Tukimin yang memiliki riwayat gagal ginjal menjalani perawatan intensif di RS Wongsonegoro Semarang.
Namun, belakangan diketahui Tukimin berstatus pasien positif Covid-19. Hingga akhirnya, Tukimin menghembuskan nafas terakhir di RS setempat, Selasa (2/6/2020).
Saat itu pula, Tim medis RS Wongsonegoro Semarang langsung mengirim jenazah ke Ngerangan untuk dimakamkan. Saat itu, seratusan warga menyempatkan diri melayat di rumah duka dan sejumlah warga lainnya melayat di TPU Purwosari.
Baca Juga: Pemakaman Jenazah Pasien Positif Covid-19 di Padang Terlantar 10 Jam
Bahkan sebanyak lima warga setempat ikut memakamkan jenazah ke liang lahat tanpa mengenakan alat pelindung diri (APD). Mobil pengangkut jenazah diisi seorang sopir dan tiga tim medis dari RS. Proses pemakaman pasien Covid-19 tersebut bahkan tak melibatkan aparat pemerintahan Klaten. Kondisi tersebut membuat curiga kepala desa setempat.
Berita Terkait
-
KPAI Minta Tewasnya Ketua OSIS SMAN 1 Cawas Gegara Kejutan Ultah Diproses Hukum, Ini Alasannya
-
Ulang Tahun Berujung Maut, Ketua OSIS SMAN 1 Cawas Meninggal Usai Diceburkan ke Kolam
-
Profil Ridwan Hanif, Riwayat Pendidikan hingga Penghasilannya, Reviewer Mobil Mau Maju Pilkada Klaten 2024?
-
Berapa Penghasilan Ridwan Hanif dari YouTube? Kini Siap Nyalon Jadi Bupati Klaten 2024
-
Ricuh! Wasit Dianiaya Pemain, Liga 3 Chaos!
Tag
Terpopuler
- Dicoret Shin Tae-yong 2 Kali dari Timnas Indonesia, Eliano Reijnders: Sebenarnya Saya...
- Momen Suporter Arab Saudi Heran Lihat Fans Timnas Indonesia Salat di SUGBK
- Elkan Baggott: Hanya Ada Satu Keputusan yang Akan Terjadi
- Elkan Baggott: Pesan Saya Bersabarlah Kalau Timnas Indonesia Mau....
- Kekayaan AM Hendropriyono Mertua Andika Perkasa, Hartanya Diwariskan ke Menantu
Pilihan
-
Dua Juara Liga Champions Plus 5 Klub Eropa Berlomba Rekrut Mees Hilgers
-
5 Rekomendasi HP Infinix Sejutaan dengan Baterai 5.000 mAh dan Memori 128 GB Terbaik November 2024
-
Kenapa KoinWorks Bisa Berikan Pinjaman Kepada Satu Orang dengan 279 KTP Palsu?
-
Tol Akses IKN Difungsionalkan Mei 2025, Belum Dikenakan Tarif
-
PHK Meledak, Klaim BPJS Ketenagakerjaan Tembus Rp 289 Miliar
Terkini
-
Ngerinya Tanjakan Silayur: Titik Kritis Kecelakaan yang Kini Jadi Prioritas Pemerintah Kota Semarang
-
Semarang Waspada Hujan dan Banjir Rob Akhir Pekan Ini, Ini Penjelasan BMKG
-
Wapres Gibran Dukung UMKM dan Pemberdayaan Ekonomi Perempuan di Semarang
-
Dari Tambakmulyo untuk Jateng: Mimpi Sanitasi Layak Menuju SDGs
-
Pengamat Nilai Program Pendidikan Gratis dan Rp300 Juta per RW dari Yoyok-Joss Realistis