SuaraJawaTengah.id - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo ngamuk lagi. Kali ini Ganjar ngamuk di pasar saat menginspeksi penerapan protokol kesehatan untuk mencegah penularan COVID-19 di Pasar Mangkang, Kota Semarang, Jumat (12/6/2020).
Dalam inspeksi mendadak di pasar yang berada di kawasan Jalan Pantura Kendal-Semarang itu, Gubernur Ganjar mendapati protokol kesehatan untuk mencegah penularan COVID-19 belum dijalankan oleh pengelola, pedagang, dan pengunjung pasar.
Dia menemukan pasar berjubel. Sampah pun berserakan di lorong-lorong pasar.
Selain itu, tidak ada jarak antar kios pedagang, tidak ada sekat antara pedagang dan pembeli, orang-orang masih lalu lalang tanpa menjaga jarak aman, dan sebagian orang belum mengenakan masker di pasar tersebut.
Setelah melihat kondisi yang demikian, Gubernur Ganjar mencari pengelola pasar dan mendatangi kantor kepala pasar di lantai dua. Namun ia hanya mendapati ruangan yang kosong.
"Mana ini pengelola pasarnya? Kok tidak ada sama sekali? Jam berapa masuk kerjanya?" kata Ganjar kepada seorang pedagang.
Seorang petugas yang mengaku sebagai juru pungut retribusi pasar kemudian datang dan memberikan nomor telepon Kepala Pasar Mangkang kepada Gubernur.
"Kepala pasarnya mana? Tolong saya dikasih nomor telponnya, mau saya telepon sekarang. Nggak bisa ini kaya gini, sampean lihat tidak, kondisinya kotor seperti ini, pasar tidak ditata dan berjubel," katanya.
Gubernur lantas menelepon Kepala Pasar Mangkang, namun telepon tidak diangkat oleh orang yang dituju.
Baca Juga: Melihat Antrean Warga Tanpa Masker, Ganjar Pranowo Hentikan Laju Mobilnya
Ganjar kemudian turun dan kembali berkeliling mengecek pasar. Dia menemukan banyak pembeli dan penjual yang tidak memakai masker serta berdesakan tanpa mengindahkan protokol kesehatan.
"Bapak, ibu, kenapa pasar kemarin ditutup? Karena ada yang positif. Ini tidak boleh disepelekan. Tolong pakai masker, jaga jarak. Kalau ngeyel, tak tutup lagi lho pasarnya," kata dia.
Gubernur Ganjar mengaku kecewa pembukaan kembali pasar tidak diikuti dengan penerapan protokol kesehatan untuk mencegah penularan COVID-19.
"Kalau tidak diikuti penataan, ya tidak bisa. Pagi ini saja saya ke sini kondisinya masih belum tertata, masih uyel-uyelan begini. Ini kan bisa berpotensi terjadi penularan lagi, apalagi pengelola pasarnya enggak ada sama sekali. Biar saya cari pengelolanya nanti agar ada evaluasi," katanya. (Antara)
Berita Terkait
-
Mengenal COVID-19 'Stratus' (XFG) yang Sudah Masuk Indonesia: Gejala dan Penularan
-
Kenali Virus Corona Varian Nimbus: Penularan, Gejala, hingga Pengobatan Covid-19 Terbaru
-
Mengenal Virus Corona Varian Nimbus, Penularan Kasus Melonjak di 13 Negara
-
7 Fakta Kenaikan Kasus COVID-19 Dunia, Thailand Kembali Berlakukan Sekolah Daring
-
Pasien COVID-19 di Taiwan Capai 41.000 Orang, Varian Baru Corona Kebal Imunitas?
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Rp80 Jutaan: Dari Si Paling Awet Sampai yang Paling Nyaman
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- Timur Kapadze Tolak Timnas Indonesia karena Komposisi Pemain
- 19 Kode Redeem FC Mobile 5 Desember 2025: Klaim Matthus 115 dan 1.000 Rank Up Gratis
Pilihan
-
Kekuatan Tersembunyi Mangrove: Bisakah Jadi Solusi Iklim Jangka Panjang?
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
Terkini
-
Gubernur Ahmad Luthfi Ajak Para Perantau Bangun Kampung Halaman
-
Geser Oleh-Oleh Jadul? Lapis Kukus Kekinian Ini Jadi Primadona Baru dari Semarang
-
10 Nasi Padang Paling Mantap di Semarang untuk Kulineran Akhir Pekan
-
BRI Peduli Salurkan 5.000 Paket Sembako bagi Masyarakat dalam Program BRI Menanam Grow & Green
-
SIG Dukung Batam Jadi Percontohan Pengembangan Fondasi Mobilitas & Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan