Scroll untuk membaca artikel
Pebriansyah Ariefana
Kamis, 09 Juli 2020 | 17:44 WIB
Rumah dinas Wali Kota Semarang jadi tempat isolasi pasien corona. (Suara.com/Dafi)

SuaraJawaTengah.id - Layaknya rumah sakit, sebanyak 95 kamar pasien Covid-19 terjejer di aula rumah dinas Wali Kota Semarang. Beberapa alat kesehatan seperti oksigen , infus , obat-obatan beserta perawat yang berseliweran membuat nuansa rumah sakit begitu lekat.

Jika diihat, sebagian pasien yang ada di tenda memilih untuk tiduran dan beberapa pasien di aula memilih untuk bercengkrama dengan kawan-kawan sembari menunggu sore datang.

Pada Senin (30/3/2020) yang lalu, rumah dinas Wali Kota Semarang sudah diresmikan sebagai tempat isolasi pasien Covid-19. Tidak hanya aulanya saja, Pemkot Semarang juga membangun sebuah tenda yang sanggup menampung 50 pasien Covid-19.

Rumah dinas Wali Kota Semarang jadi tempat isolasi pasien corona. (Suara.com/Dafi)

Untuk orang tanpa gejala (OTG) Covid-19 dirawat di tenda, sedangkan untuk pasien yang mempunyai riwayat penyakit lain dirawat di aula. Pembagian tempat perawatan pasien dilakukan karena terbatasnya peralatan.

Baca Juga: 4 Pasutri di Madiun Positif Corona, Ada yang Tertular Sepulang dari Kuburan

“Untuk yang di Aula lebih lengkap karena ruangan tersebut memang untuk pasien Covid-19 yang mempuyai penyakit lain. Untuk yang ditenda biasanya untuk yang OTG,” jelas Kabid Pelayanan Kesehatan Kota Semarang Rahma Defi di rumah dinas Wali Kota Semarang, Kamis (9/7/2020).

Sebanyak 36 perawat dan 16 Dokter dikerahkan melalui Dinas Kesehatan Kota Semarang.

Terdiri dari kawan-kawan Dinkes Kota, Puskesmas, dan Rumah Sakit Tentara (RST) di Semarang, dan relawan dari ikatan dokter Indonesia (IDI).

“Setiap dua minggu petugas yag jaga selalu ganti. Kita sesuaikan dengan protocol kesehatan yang telah disarakan oleh pemerintah,” ucapnya.

Untuk kegiatan setiap hari, lanjutnya, terdapat kegiatan rutinan setiap pagi dan sore. Untuk kegiatan pagi terdapat kegiatan senam dan berjemur.

Baca Juga: Virus Corona Masih Meningkat, Filipina Kesulitan Deteksi Sumber Kasus

Rumah dinas Wali Kota Semarang jadi tempat isolasi pasien corona. (Suara.com/Dafi)

Sementara untuk sore hari ada senam perenggangan agar badan tidak kaku.

“Jadi selain kita kasih obat, pasien Covid-19 juga diberi perawatan dengan cara sena, berjemur dan perenggangan agar psikis sehat dan tubuh sehat,” jawabnya.

Mustafa (43) warga Tembalang, Kota Semarang nampak sumringah. Setelah empat minggu menghabiskan waktu isolasi di rumah dinas Wali Kota Semarang, hari ini akhirnya ia bisa pulang.

Satu persatu kawan Mustofa sudah dijemput keluarganya. Ada yang datang dengan keluarga besarnya, dan ada juga yang dijemput istriya saja.

Alasannya bermaccam-macam, sebagian pasien yang sembuh memilih untuk diam dan menutup-nutupi jika ia pernah positif Covid-19, ada juga yang berani secara terang-terangan. Dan, Mustofa adalah orang yang kedua.

“Sudah ikhlas, jika nanti rekan-reka bisnis pada tidak mau jadi patner lagi ya tidak apa-apa. Terserah Tuhan saja,” ucapnnya.

Kontributor : Dafi Yusuf

Load More