Pebriansyah Ariefana
Jum'at, 24 Juli 2020 | 14:50 WIB
Seorang janda miskin hidup terunta-lunta tak punya rumah. Dia diusir dari rumah milik saudaranya yang sebelumnya ditumpangi sebagai tempat tinggal. (Suara.com/Dafi)

"Dengan cara patungan, setiap Kepala Keluarga iuran Rp 25 ribu," kata Tokoh Masyarakat Desa Genting Jumadi saat ditemui di lokasi.

Setelah warga iuran, malah muncul masalah lain. Uang yang terkumpul dari hasil iuran warga, hanya terkumpul Rp 1 juta. Akhirnya, uang tersebut hanya cukup untuk membuat pondasinya saja.

"Baru pembangunan pondasi uangnya sudah habis. Akhirnya, kita narik iuran ke warga lagi," imbuhnya.

Dirasa masih belum cukup, akhirnya warga bersepakat untuk berhutang uang tahlilan warga Genting. Dari hasil uang tahlilan terkumpul dana sebanyak Rp 7 ratus ribu.

"Dari hasil gotongroyong warga Genting, saat ini rumah Riyati sudah berdiri. Total dana yang terkumpul Rp 4 juta rupiah," ujarnya.

Riyati, Janda satu anak ini mempunyai mimpi sederhana, yaitu membahagiakan anak semata wayangnya. Baginya, anak merupakan harta paling berharga.

Selain itu, ia juga berterimakasih kepada warga Desa Genting yang telah membuatkan rumah yang saat ini menjadi istana satu-satunya. Meski masih banyak kekurangan, ia sangat bersyukur.

"Saya bersyukur pokoknya, semoga semua yang membantu dibalas oleh Tuhan," tandanya.

Kontributor : Dafi Yusuf

Baca Juga: Viral Jual Tanah Bonus Janda Cantik di Kudus, Sosok Dewi Dicari-cari

Load More