Scroll untuk membaca artikel
Pebriansyah Ariefana
Kamis, 30 Juli 2020 | 09:30 WIB
Tes virus corona di Jakarta (Antara)

SuaraJawaTengah.id - Seorang tenaga medis menularkan virus corona ke para tetangganya. Penularan itu terjadi karena si tenaga medis itu ikut ronda malam di lingkungan rumah.

Dia adalah warga Solo yang tak mengetahui dirinya positif Covid-19 karena tanpa gejala. Peristiwa itu terjadi belum lama ini.

Warga Solo tersebut diketahui merupakan seorang tenaga kesehatan atau nakes yang bekerja di daerah lain, namun berdomisili di Solo.

Nakes yang bekerja di daerah lain itu baru ketahuan positif dan masuk data Covid-19 Solo, Selasa (28/7/2020), seperti dilansir Solopos.com.

Baca Juga: Cegah Covid-19 di Kantor, Menaker Minta Perusahaan Siapkan Petugas Khusus

Pada hari itu ada lima nakes yang terkonfirmasi positif dan masuk data Solo, salah satunya nakes yang bekerja di luar daerah tersebut.

Nakes itu tanpa gejala dan saat itu belum tahu dirinya positif Covid-19 sehingga beraktivitas seperti biasa, salah satunya ronda.

“Saat ronda itu mungkin terlalu dekat atau maskernya dilepas, kemudian menulari salah seorang teman rondanya. Kami tracing dan ternyata temannya tertular,” ungkap Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Solo Siti Wahyuningsih, Rabu (29/7/2020).

Terkait itu, Ning, sapaan akrabnya, menekankan protokol kesehatan harus diterapkan di mana saja.

Apalagi saat ini Solo kembali masuk zona merah atau risiko tinggi penularan virus corona karena kasusnya bertambah.

Baca Juga: Rayakan Idul Adha Secara Virtual, Ini Cara Panggilan WhatsApp Grup

Protokol kesehatan itu yakni memakai masker saat beraktivitas di luar rumah dan bertemu orang, menjaga jarak aman saat bersama orang lain, dan menjaga kebersihan dengan sering-sering mencuci tangan atau memakai hand sanitizer.

Sementara itu, Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Solo mencatatkan tambahan tujuh kasus baru pada Rabu (29/7/2020). Tujuh kasus baru positif Covid-19 itu, lima di antaranya adalah tenaga kesehatan dan tanpa gejala.

Ning memerinci lima nakes yang terkonfirmasi pada Rabu itu empat di antaranya berasal dari RSUD dr Moewardi dan satu lainnya nakes RS daerah lain di Soloraya namun berdomisili di Solo.

Dua kasus lainnya adalah suspek yang hasil swab-nya positif.

Tambahan tujuh kasus tersebut membuat kumulatif kasus Covid-19 di Kota Bengawan mencapai 257 orang. Ini adalah jumlah kasus tertinggi se-Soloraya.

Meski ada penambahan dalam jumlah banyak dua pekan terakhir hingga mencapai 257 kasus,

Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Solo, Ahyani, mengatakan 140 orang disumbang klaster nakes dan mayoritas tanpa gejala atau asimtomatik.

Di sisi lain, dari total kasus positif Covid-19 itu, yang aktif tinggal 46 orang. Perinciannya 23 orang menjalani rawat inap dan 23 orang karantina mandiri.

Jika ditilik dari domisili, 46 kasus Covid-19 aktif di Solo meliputi tujuh kasus aktif di Kecamatan Laweyan, tiga dari Kecamatan Serengan, dua dari Kecamatan Pasar Kliwon, 14 dari Kecamatan Jebres, dan 20 dari Kecamatan Banjarsari.

Sedangkan catatan kumulatif pasien suspek menyentuh 341 orang atau bertambah empat orang dibanding hari sebelumnya.

Penjabarannya, 279 sembuh, 19 dirawat inap (suspek aktif), dan 43 suspek meninggal dunia.

Lonjakan kasus selama dua pekan terakhir pada 12-26 Juli membuat Solo kembali ke zona merah atau risiko tinggi. Padahal, Solo pernah berada pada kategori zona kuning atau risiko rendah.

Load More