SuaraJawaTengah.id - Satgas COVID-19 pusat, menyebutkan Kota Semarang peringkat pertama pasien COVID-19 atau terbanyak di Indonesia. Kemudian peningkatan kematian Pasien Positif COVID-19 di Jawa Tengah juga meningkat lebih dari 100 persen.
Kepala Dinas Kesehatan Jawa Tengah, Yulianto Prabowo mengaku angka itu berbeda dengan data yang dimilikinya. Berdasarkan analisnya, yang membuat beda adalah basic data yang digunakan pemerintah pusat dengan pemerintah yang ada di daerah, khususnya Jateng.
"Soal Kota Semarang menjadi penyumbang COVID-19 terbanyak sebenarnya datanya tidak seperti itu. Jadi ada perbedaan di basic data. Sebenarnya tidak ada yang salah," katanya di kantor Gubernur Jateng, Rabu (2/9/2020).
Untuk itu, lanjutnya, jumlah kasus yang terkonfirmasi di Jateng maupun Kota Semarang sekitar 5 ribu pasien namun yang di pusat sekitar 7 ribu pasien. Menurutnya hal itu disebabkan angka yang diperoleh pusat berdasarkan hitungan tes bukan hitungan orang yang positif.
Baca Juga: Sudah 40 Persen, Vaksin Merah Putih Diharapkan Diproduksi Awal Tahun 2021
"Jadi memang ada dua metode itu dan tidak ada yang salah," ujarnya.
Untuk itu, ia tidak dapat menyalahkan data yang ada di pusat karena angkanya benar semua, yang membedakan adalah cara yang dipakai. Di pusat menggunakan hitungan tes dan di daerah memakai hitungan orang.
"Memang beda basic datanya jadi jumlahnya beda," katanya.
Meski terdapat dua metode, menurutnya metode yang paling benar adalah yang dipakai Pemprov Jateng. Metode tersebut merupakan metode yang sesuai dengan aturan Kementerian Kesehatan Indonesia.
"Metode yang dipakai kita yang betul. Menurut pedoman Kemenkes seperti itu, jadi cukup bergejala saja. Efektif dan efisien jadi tidak semuanya dites yang dihitung adalah per orang," katanya.
Baca Juga: Cegah Penularan Covid-19, Baznas dan ITB Kembangkan Kecerdasan Buatan
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang Abdul Hakam mengatakan, pihaknya telah mengintruksikan tim Dinkes Kota Semarang untuk mengonfirmasi data yang dikeluarkan oleh pusat, namun sampai saat ini masih bungkam.
"Kemarin kita sudah meminta konfirmasi kepada Satgas COVID-19 pusat, namun belum ada respon," jelasnya.
Menurutnya, data yang dirilis pusat beda dengan data Dinkes Kota Semarang. Sampai saat ini jumlah pasien terkonfirmasi positif COVID-19 yang masih aktif berdasarkan data yang dihimpun dari seluruh rumah sakit rujukan, puskesmas dan rumah isolasi Rumdin mencapai 346.
"Jumlah tersebut terdiri dari pasien ber-KTP Semarang dan 143 luar Semarang sehingga total kasus aktif mencapai 489. Saya kaget mendengar Kota Semarang dengan 2.317 kasus aktif COVID-19," katanya.
Ia meyakinkan jika sampai saat ini kasus aktif COVID-19 di Semarang masih jauh di bawah 2000. Untuk itu Hakam belum tau sumber data yang dirilis pusat.
"Kaget saya, karena berdasarkan data info covid kami tidak demikian," ujarnya.
Ia sudah instruksikan kepada tim IT untuk segera mengkomunikasikan data tersebut ke pusat soal data yang baru dirilis Kemenkes pada Senin (31/8/2020) lalu.
"Tak ada lonjakan kasusnya, penambahan jumlah kasus baru di kota Semarang selama satu minggu terakhir stabil," katanya.
Ia mengakui, memang terdapat kasus baru pada Minggu (30/8/2020) yang lalu, namun tidak banyak dan jumlahnya masih bisa dikendalikan.
"Terakhir, minggu 30 Agustus kemarin jumlah akumulatif kita justru turun 19 kasus," imbuhnya.
Kontributor : Dafi Yusuf
Berita Terkait
-
Sebut WHO Rancang Pandemi Baru, Epidemiolog UI Tepis Ucapan Dharma Pongrekun: Itu Omong Kosong
-
Negara Kaya Wajib Bantu Negara Berkembang? Ini Tuntutan AHF di WHO Pandemic Agreement
-
Kartu Prakerja Catat Prestasi Signifikan Hingga Dapat Puja-puji Dunia
-
Dharma Pongrekun Sebut Penyebab Tanah Abang Sepi Akibat Pandemi Covid-19
-
Kawal Masyarakat Indonesia Selama Pandemi Covid-19, 10 Tahun Jokowi Catat Kemajuan Pesat Bidang Telemedicine
Terpopuler
- Profil dan Agama Medina Dina, Akan Pindah Agama Demi Nikahi Gading Marteen?
- Ngaku SMA di Singapura, Cuitan Lawas Chilli Pari Sebut Gibran Cuma SMA di Solo: Itulah Fufufafa..
- Baim Wong Terluka Hatinya, Olla Ramlan Maju Senggol Paula Verhoeven: Ego Laki Jangan Disentil Terus
- Rumah Baru Sarwendah Tersambar Petir
- Beda Kekayaan AKP Dadang Iskandar vs AKP Ryanto Ulil di Kasus Polisi Tembak Polisi
Pilihan
-
Tim Hukum Isran-Hadi Ungkap Bukti Dugaan Politik Uang oleh Anggota DPR RI Berinisial SS
-
Lihat Jaksa di Sidang Tom Lembong Cengar-cengir, Publik Malah Kesal: Nasib Orang Dianggap Bercandaan!
-
GERKATIN: Ruang Berkarya bagi Teman Tuli
-
5 Asteroid Paling Berbahaya Bagi Bumi, Paling Diwaspadai NASA
-
Rupiah Loyo! Tembus Rp15.900 per Dolar AS, Calon Menkeu AS Jadi Biang Kerok
Terkini
-
Dukung Pilkada, Saloka Theme Park Berikan Promo Khusus untuk Para Pemilih
-
Top Skor El Salvador Resmi Gabung PSIS Semarang, Siap Gacor di Putaran Kedua!
-
Kronologi Penembakan GRO: Dari Tawuran hingga Insiden Fatal di Ngaliyan
-
Kasus Pelajar Tertembak di Semarang, Ketua IPW: Berawal Tawuran Dua Geng Motor
-
Tragedi Simongan: Siswa SMK Tewas Terkena Peluru Nyasar Saat Polisi Lerai Tawuran?