Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Kamis, 03 September 2020 | 09:40 WIB
Permakaman khusus korban Covid-19 di Kelurahan Plumbungan, Kecamatan Karangmalang, Kabupaten Sragen, Rabu (2/9/2020). (Solopos/Tri Rahayu)

SuaraJawaTengah.id - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sragen menyiapkan permakaman khusus korban COVID-19. Permakaman seluas 3.200 meter persegi itu berada di Kelurahan Plumbungan Kecamatan Karangmalang, Sragen.  

Namun, Disperkim yang menyiapkan 15 liang di lokasi itu, ternyata baru satu liang yang terpakai sejak April lalu. Padahal, sudah ada 18 korban jiwa akibat COVID-19 di Kabupaten Sragen.

Kepala Disperkim Sragen Raden Suprawoto menunjukkan makam yang terletak di pinggir sungai itu. Lokasi tersebut jauh dari permukiman penduduk dan berdekatan dengan jalur rel kereta api (KA).

Woto, sapaan akrabnya mengaku, sebenarnya tidak berharap ada yang memanfaatkan lahan itu sebagai permakaman. Sebelumnya, Woto sudah menemukan tiga makam tanpa nama di kompleks tersebut.

Baca Juga: Lihat Sosok Misterius di Makam, Pemuda Ini Malah Baca Doa Mau Makan

“Sebenarnya kami sudah sosialisasi lokasi makam itu jauh hari ke mana-mana. Ketika ada jenazah COVID-19 yang tidak diterima warga bisa dimakamkan di lokasi makam itu. Lokasi tersebut diperuntukkan bagi siapa pun warga Sragen yang tinggal di wilayah Sragen. Namun, selama lima bulan terakhir baru terisi satu orang, yakni warga dari wilayah Sragen Wetan, Sragen,” kata Woto dilansir Solopos.com, Kamis (3/9/2020).

Woto menyampaikan, permakaman khusus korban COVID-19 di Sragen itu juga dipasangi plakat peringatan wilayah berbahaya karena masih ada 14 liang yang masih terbuka sampai sekarang. 

Woto berkisah ada jenazah korban COVID-19 dari Kalijambe yang hendak dimakamkan di lokasi itu, namun urung dilakukan.

“Saya dihubungi camat kemudian saya sarankan untuk memakamkan di lahan selatan Mbah Geng itu tetapi belum ada temannya. Kalau jenazahnya pasti akan menerima. Akhirnya, dari pihak keluarga memilih dimakamkan di Permakaman Umum SI (Syarikat Islam) Sragen,” ujarnya.

Woto menerangkan hanya memberi pelayanan kepada masyarakat. Woto menjelaskan korban Covid-19 banyak yang tak dimakamkan di lokasi tersebut karena keluarga yang memilih permakaman umum dukuh tempat mereka tinggal.

Baca Juga: Ricuh! Ratusan Warga Ambil Paksa Jasad Pasien Corona, Pantura Sampai Macet

Sementara itu, berdasarkan data di Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Sragen, ada 18 warga Sragen yang meninggal dunia dan terkonfirmasi positif Covid-19. Dari belasan kasus kematian itu, sebagian besar dimakamkan di tempat permakaman umum wilayah desa setempat, bukan di permakaman khusus korban COVID-19 yang telah disediakan.

Load More