SuaraJawaTengah.id - Gejala baru COVID-19 yang bernama Happy Hypoxia membuat tiga warga Jawa Tengah meninggal secara mendadak. Gejala Happy Hypoxia memang berbeda dari gejala COVID-19 pada umumnya, gejala tersebut tanpa demam, batuk, flu atau gejala umum layaknya pasien COVID-19 lainnya.
"Saat ini pasien Happy Hypoxia sudah ada tiga daerah yang kita ketahui diantaranya, Semarang, Solo dan Banyumas," jelasnya Kepala Dinas Kesehatan Jawa Tengah, Yulianto Prabowo kepada kepada Suara.com, Kamis (3/9/2020).
Menurutnya, gejala Happy Hypoxia sudah ada sejak awal kemunculan COVID-19 namun karena keterbatasan pengetahuan soal COVID-19 gejala Happy Hypoxia baru ramai akhir-akhir ini.
"Awalnya kan kita tidak mempunyai pengetahuan soal Covid-19 karena itu virus baru. Namun sebenarnya Happy Hypoxia sudah ada sejak awal kemunculan COVID-19," katanya.
Baca Juga: Paslon Pilkada Positif Covid-19, Begini Kata KPU Rohil
Ia mengatakan, semua rumah sakit yang kematian Covid-19 tinggi dapat dipastikan terdapat Happy Hypoxia. Hanya saja baru menjadi perhatian semenjak memakan korban di Banyumas.
"Sudah ada sejak lama, hanya saja baru mendapatkan perhatian," ujarnya.
Menurutnya, pasien COVID-19 yang mengalami Happy Hypoxia memang tidak menunjukan gejala seperti layaknya gejala COVID-19 yang lain. Namun, pasien tersebut mengalami penurunan kadar oksigen. Hal itulah yang menyebabkankan pasien tersebut sesak nafas dan meninggal.
"Memang tidak menunjukan gejala, namun mengalami penurunan kadar oksigen. Jadi itu yang menyebabkan paru-parunya rusak," jelasnya.
Sampai saat ini, pihaknya baru mengumpulkan data pasien Happy Hypoxia dari beberapa rumah sakit yang ada di Jateng. Sampai saat ini terdapat tiga rumah sakit di Semarang, Solo dan Banyumas yang terdaftar.
Baca Juga: Banyak Perempuan Ogah Punya Anak Saat Pandemi Covid-19, Kenapa?
"Tiga daerah tersebut menyumbang masing-masing tiga rumah sakit yang telah mengirim laporan. Intinya rumah sakit yang kematiannya tinggi pasti ada gejala Happy Hypoxia," katanya.
Kontributor : Dafi Yusuf
Berita Terkait
-
Sebut WHO Rancang Pandemi Baru, Epidemiolog UI Tepis Ucapan Dharma Pongrekun: Itu Omong Kosong
-
Negara Kaya Wajib Bantu Negara Berkembang? Ini Tuntutan AHF di WHO Pandemic Agreement
-
Kartu Prakerja Catat Prestasi Signifikan Hingga Dapat Puja-puji Dunia
-
Dharma Pongrekun Sebut Penyebab Tanah Abang Sepi Akibat Pandemi Covid-19
-
Kawal Masyarakat Indonesia Selama Pandemi Covid-19, 10 Tahun Jokowi Catat Kemajuan Pesat Bidang Telemedicine
Terpopuler
- Profil dan Agama Medina Dina, Akan Pindah Agama Demi Nikahi Gading Marteen?
- Ngaku SMA di Singapura, Cuitan Lawas Chilli Pari Sebut Gibran Cuma SMA di Solo: Itulah Fufufafa..
- Baim Wong Terluka Hatinya, Olla Ramlan Maju Senggol Paula Verhoeven: Ego Laki Jangan Disentil Terus
- Rumah Baru Sarwendah Tersambar Petir
- Beda Kekayaan AKP Dadang Iskandar vs AKP Ryanto Ulil di Kasus Polisi Tembak Polisi
Pilihan
-
Pemetaan TPS Rawan di Kaltim: 516 Lokasi Terkendala Internet
-
Siapa SS? Anggota DPR RI yang Dilaporkan Tim Hukum Isran-Hadi Terkait Politik Uang di Kaltim
-
Proyek IKN Dorong Investasi Kaltim Capai Rp 55,82 Triliun Hingga Triwulan III
-
Tim Hukum Isran-Hadi Ungkap Bukti Dugaan Politik Uang oleh Anggota DPR RI Berinisial SS
-
5 Rekomendasi HP Murah Mirip iPhone Terbaru November 2024, Harga Cuma Rp 1 Jutaan
Terkini
-
Dukung Pilkada, Saloka Theme Park Berikan Promo Khusus untuk Para Pemilih
-
Top Skor El Salvador Resmi Gabung PSIS Semarang, Siap Gacor di Putaran Kedua!
-
Kronologi Penembakan GRO: Dari Tawuran hingga Insiden Fatal di Ngaliyan
-
Kasus Pelajar Tertembak di Semarang, Ketua IPW: Berawal Tawuran Dua Geng Motor
-
Tragedi Simongan: Siswa SMK Tewas Terkena Peluru Nyasar Saat Polisi Lerai Tawuran?