Scroll untuk membaca artikel
M. Reza Sulaiman | Lilis Varwati
Jum'at, 04 September 2020 | 18:28 WIB
ilustrasi terapi sengatan lebah. (Shutterstock)

SuaraJawaTengah.id - Mampukah Anda disengat lebah lebih dari 30 kali dalam seminggu? Jika iya, Anda sama beraninya dengan perempuan ini.

Ya, perempuan bernama Brittany Elliott itu sengaja meletakan lebah untuk menyengat tulang belakangnya dan berencana mencapai 4.500 sengatan lebah selama tiga tahun sebagai upayanya mencari obat untuk penyakit lyme.

Penyakit lyme sendiri merupakan penyakit yang muncul akibat gigitan kutu.

Cara itu sebenarnya dikenal dengan sebutan Bee Venom Therapy (BVT). Brittany telah menggunakan terapi itu sejak September tahun lalu setelah ia bosan menghabiskan $ 1.000 (Rp 14,7 juta) sebulan untuk obat-obatan medis yang menurutnya tidak berefek apa pun.

Baca Juga: Negara Ini Manfaatkan Suara Lebah Jadi Metode Relaksasi, Berani Coba?

Warga Denver, Colorado, AS, itu kemudian memesan lebah secara online. Ia berharap dengan menyebabkan peradangan, racun lebah akan menghasilkan respons anti-inflamasi yang konsisten oleh sistem kekebalan dan dapat menyembuhkannya dari penyakit Lyme.

Ia bersikeras, BVT bisa menyelamatkan hidupnya. Meski metode pengobatan itu dianggap kontroversial dan berbahaya.

Serta tidak didukung secara medis dan bahkan pernah menyebabkan kematian seorang perempuan dari Spanyol pada tahun 2018.

Badan amal Penyakit Lyme di Inggris telah mengeluarkan peringatan keras yang mendesak orang untuk tidak mencoba BVT tanpa berkonsultasi dengan tenaga medis terlebih dahulu.

Namun, Brittany bersikeras bahwa pengobatan medis yang dijalaninya tidak membuahkan hasil.

Baca Juga: KAMI Rilis Koleksi Kerudung Bernuansa Lebah, Bagaimana Wujudnya?

"Saya minum 50 pil sehari dan melakukan apa yang dokter katakan selama delapan bulan. Saya menghabiskan ribuan dolar untuk obat-obatan, tetapi mereka tidak bekerja untuk saya," ujarnya dikutip dari Metro.

Brittany mengaku telah banyak mencari informasi mengenai orang-orang yang mengobati diri sendiri dengan sengatan lebah. Ia tahu, terapi itu tidak sah secara medis.

Tetapi ia tetap yakin melakukannya larena mendapat dukungan dari dokternya dan telah mendapatkan ribuan orang yang berhasil melakukan BVT.

"Sengatannya bukanlah rasa sakit yang buruk. Tetapi ada hari-hari di mana itu masih sangat menyakitkan. Tetapi dibandingkan dengan penderitaan yang saya dapatkan dari penyakit Lyme, itu bukan apa-apa, itu adalah bagian dari rutinitas normal saya sekarang dan berhasil," ujarnya.

Penyakit Lyme disebabkan oleh bakteri yang ditularkan ke manusia melalui gigitan kutu yang terinfeksi.

Gejala yang paling umum terjadi biasanya demam, sakit kepala, kelelahan, dan ruam kulit.

Bagi Brittany, penyakit tersebut menyebabkan dia menderita kelelahan kronis, depresi dan peradangan.

Ia telah mengikuti nasihat para dokter untuk memulai dan mencoba mengobati penyakit itu dengan obat-obatan, tetapi dengan cepat mencari pengobatan di tempat lain setelah merasa tidak ada kemajuan.

Brittany telah mengobati dirinya sendiri dengan sengatan lebah selama 12 bulan.

Dia mulai dengan satu sengatan sehari dan selama empat bulan telah mencapai hingga 10 sengatan lebah setiap hari.

Setelah merasakan hasilnya dalam tahun pertama, Brittany bermaksud untuk melanjutkan 30 sengatan dalam sati minggu selama dua tahun lagi dalam upaya untuk menyelesaikan gejala kompleksnya sepenuhnya.

Dikutip Heathline, BVT dapat menyebabkan efek samping yang serius atau bahkan kematian pada individu yang sangat alergi dengan menyebabkan anafilaksis.

Load More