SuaraJawaTengah.id - Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) memperkirakan, situs petirtaan Mantingan Kabupaten Magelang termasuk yang terbesar di Jawa Tengah.
Pengkaji Cagar Budaya BPCB Jawa Tengah, Muhammad Junawan mengatakan, eskavasi atau penggalian situs saat ini memasuki tahap ketiga. Penggalian kali pertama dilakukan pada Agustus 2019.
Eskavasi tahap ketiga dilakukan 1-10 Oktober 2020.
"Dari tahap 1,2 sampai 3 ini untuk melengkapi komponen. Supaya bisa distudi kelayakan, apakah layak pugar atau tidak," kata Junawan, Kamis (15/10/2020).
Baca Juga: Dihina di Facebook, Atlet MMA Asal Solo Jeremy Meciaz Lapor Polisi
Menurut Junawan, dari hasil eskavasi terbaru masih banyak ditemukan sisa-sisa komponen bangunan, terutama di sisi Selatan situs.
BPCB berencana melakukan penggalian di sisi selatan situs untuk memastikan bentuk petirtaan. Tipe situs petirtaan biasanya berbentuk kolam dan setengah kotak atau letter U.
"Sisi kita buka untuk memastikan bentuknya. Ini kemarin berhasil kami pastikan kalau itu bentuknya setengah kotak atau letter U," ujar Junawan.
Junawan juga menduga, situs petirtaan Mantingan terkubur material vulkanik akibat letusan Gunung Merapi. Namun dia tak dapat memastikan kapan peristiwa itu terjadi.
"Karena tidak ada prasasti jelas menunjukkan angka tahunnya, jadi memakai penanggalan relatif melalui profile candi dari bawah, mungkin pondasi. Kemudian di genta, belah rotan, belipit, dan seterusnya. Itu menunjukkan model klasik pertengahan abad IX."
Baca Juga: Bau Menyengat di Halaman Rumah, Warga Batang Ini Temukan Bunga Bangkai
Seperti sudah diduga sebelumnya, situs petirtaan Mantingan berfungsi untuk mengalirkan air suci dan tolak bala.
"Semacam untuk penghapus dosa. Kalau nilai perlu pentingnya yang jelas dari raga biasa juga itu termasuk bagus, mewah. Bahannya juga bagus dan untuk ukurannya selama ini di Jawa Tengah termasuk besar," ujar Junawan.
Petirtaan dengan tipe U yang ditemukan di Jateng rata-rata berukuran sekitar 4-6 meter. Sedangkan luas situs Mantingan yang sedang dieskavasi sekitar 50 meter persegi.
Situs petirtaan Mantingan dieskavasi kali pertama pada Agustus 2019. Rekonstruksi berhasil menemukan 9 lapis komponen batu dengan ketinggian lebih dari 2,5 meter.
Ornamen pahatan terlihat detail dengan kualitas batu berkategori baik. Ukiran-ukiran motif sulur juga masih terlihat jelas.
Salah satu komponen batuan yang berhasil dieskavasi dari situs petirtaan Mantingan. (Suara.com/ Angga Haksoro).
Kontributor : Angga Haksoro Ardi
Berita Terkait
-
Antusiasme Warga Jateng Bayar Pajak Kendaraan, 3 Hari Tembus Rp28 Miliar
-
Lagi-lagi Diteror, Situs Tempo Diacak-acak Hacker Diduga Imbas Berita Judi Online: Ulah Siapa?
-
Rekam Jejak Brigadir AK di Polri, Dipecat Usai Tewaskan Bayi 2 Bulan Hasil Hubungan Luar Nikah!
-
Cek Jadwal Pemutihan Pajak Kendaraan Jateng 2025, Banyak Diskon Bisa Bebas Tunggakan!
-
6 Rekomendasi Tempat Wisata di Dieng, Nuansa Alam Penuh History
Terpopuler
- 10 Transformasi Lisa Mariana, Kini Jadi Korban Body Shaming Usai Muncul ke Publik
- Daftar Pemain Timnas Belanda U-17 yang Gagal Lolos ke Piala Dunia U-17, Ada Keturunan Indonesia?
- Titiek Puspa Meninggal Dunia
- Gacor di Liga Belanda, Sudah Saatnya PSSI Naturalisasi Pemain Keturunan Bandung Ini
- Eks Muncikari Robby Abbas Benarkan Hubungan Gelap Lisa Mariana dan Ridwan Kamil: Bukan Rekayasa
Pilihan
-
Hasil BRI Liga 1: Diwarnai Parade Gol Indah, Borneo FC Tahan Persib Bandung
-
Persija Terlempar dari Empat Besar, Carlos Pena Sudah Ikhlas Dipecat?
-
Momen Timnas Indonesia U-17 Gendong ASEAN Jadi Pembicaraan Media Malaysia
-
Terbang ke Solo dan 'Sungkem' Jokowi, Menkes Budi Gunadi: Dia Bos Saya
-
6 Rekomendasi HP Murah dengan Kamera Beresolusi Tinggi, Terbaik April 2025
Terkini
-
RKB Bela Sufmi Dasco: Tuduhan Terkait Judi Online Tak Masuk Akal dan Rugikan DPR
-
KUR BRI Dukung Warung Bu Sum Sate Kere Beringharjo Terus Tumbuh dan Lestari
-
Kisah Horor Rumah Sakit di Purwokerto: Banyak Hantu Menyerupai Dokter?
-
Lonjakan Trafik Idulfitri Capai 87,7 Persen di Jateng, Kebumen Tertinggi Penggunaan Jaringan Indosat
-
Misteri Dewi Lanjar dan Kisah Kelam Pantai Slamaran Pekalongan