Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Senin, 26 Oktober 2020 | 15:53 WIB
Ritual Komunitas Penghayat Pahoman Sejati, memperingati 10 tahun erupsi Merapi, 26 Oktober 2010. (Suara.com/ Angga Haksoro Ardhi).

SuaraJawaTengah.id - Memperingati 10 tahun erupsi Merapi, 26 Oktober 2010, Komunitas Penghayat Pahoman Sejati dan Padepokan Seni Budi Aji mengadakan ritual keselamatan.

Ritual keselamatan yang diadakan di Pelataran Gardu Pandang Panca Arga, Ketep Pass, diikuti 30 anggota Pahoman Sejati yang tinggal di sekitar Gunung Merapi.

Beragam sesaji berupa tumpeng nasi jagung dan lauk-pauk disajikan sebagai pelengkap ritual. Sesaji sebelumnya diarak dari gerbang masuk objek wisata Ketep Pass menuju lokasi. 

Ritual yang dipimpin Ki Rekso Jiwo selain memohon keselamatan, juga bersyukur atas berkah kelimpahan hasil alam yang didapat dari Merapi.

Baca Juga: Meninggal di Hotel Solo, Ini Sosok Andhi Novalia Dimata Ketua KPU Wonogiri

"Warga beranggapan erupsi Merapi tahun 2010 itu merupakan bencana yang dahsyat. Tapi di balik bencana itu ternyata juga memberikan berkah untuk warga sekitar," kata Ketua I Pahoman Sejati, Kikis Wantoro, Senin (26/10/2020).

Menurut Kikis, dalam konteks keselarasan manusia dengan alam, bencana tidak dapat dinilai tunggal sebagai hal yang negatif.

Bencana mengingatkan manusia atas besarnya kuasa Tuhan. Dari sisi ekonomi, erupsi Merapi juga membawa banyak keuntungan bagi warga.

"Erupsi dahsyat itu mengingatkan kita pada kekuasaa Tuhan. Juga menjadi rezeki bagi warga Merapi. Tanah menjadi subur, limpahan pasir juga membuka lahan pekerjaan bagi warga."

Dalam ritual keselamatan Merapi, dibacakan mantra pengayoman. Rapalan mantra dalam bahasa Jawa krama ini berisi haturan terima kasih dan permohonan kesejahteraan.

Baca Juga: Teriak 'Tarik Sis', Dua Wanita Ini Jatuh dari Motor

"Kami berharap kepada Tuhan jika kemudian ada erupsi, warga diberi 'kode-kode' alam agar memiliki kesempatan untuk mengungsi," ujar Kikis.

Hari ini tepat satu dekade erupsi Merapi, 26 Oktober 2010. Letusan Merapi kala itu menewaskan 353 warga, salah satunya Raden Ngabehi Surakso Hargo yang kerap disapa Mbah Maridjan.

Erupsi Merapi tahun 2010 memiliki indek 4, tertinggi untuk skala letusan gunung berapi. Erupsi Merapi dengan indek 4 sebelumnya pernah terjadi pada tahun 1872.

Kontributor : Angga Haksoro Ardi

Load More