Ko Khoen Gwan dipercaya menangani mesin-mesin yang dibeli dari Eropa saat modernisasi pabrik cerutu tahun 1920. Kedekatan Ko Khoen Gwan dengan para penjuang kemerdekaan mengubah jalan sejarah pabrik cerutu “Ko Kwat Ie & Zonen”.
Robby Ko putra kedua Ko Khoen Gwan bercerita, selama pecah perang rumah tinggal mereka di Jalan Juritan sering dilintasi peluru bazooka. “Setiap ada sirine yang maraung juga malam hari. Disusul kami dulu-duluan masuk ruang perlindungan. Kami anggap sesuatu yang rutin, tak bikin panik,” kata Robby.
Ko Khoen Gwan punya 2 anak, almarhum Roedijanto dan Robby Ko. Roedijanto semasa hidup pernah menjadi dosen Akademi Militer. Sedangkan Robby Ko saat ini tinggal di Bogor, Jawa Barat, membuka praktik dokter spesialis kulit dan kelamin.
Andreas Chandra Wibowo, putra Roedijanto mengakui, Opa Ko Khoen Gwan berteman dengan beberapa pimpinan tentara pejuang. Candra meski tak sempat bertemu Ko Khoen Gwan, meyakini opanya memiliki cita-cita yang sama merebut kemerdekaan.
Antara tahun 1945-1949, saat agresi militer Belanda ke 2, Ko Khoen Gwan berteman baik dengan Komandan STM-Kedu (Brig 9/II), Letkol Sarbini dan Kepala Persenjataan STM-Kedu (Brig 9/II), Muh Tojib.
“Saat pecah perang kemerdekaan, beberapa pejuang meminta tempat dan difasilitasi secara bersama-sama membuat senjata. Suplai senjata untuk pejuang kita (saat itu) kurang,” kata Andreas Chandra Wibowo.
Ko Khoen Gwan juga bersahabat dengan Letnan Satu, Soetoro, tentara Jepang yang menolak pulang ke negaranya setelah kalah dari Sekutu. Soetoro memilih bergabung dengan tentara pejuang RI.
Lettu Soetoro memiliki keahlian khusus mekanik, termasuk membuat senjata api.
“Opa Ko Khoen Gwan ahli di mesin pertembakauan. Otomatis dia juga punya alat-alat untuk mesin itu. Sehingga alat bubut dan yang lainnya beliau menguasai,” ujar Chandra.
Baca Juga: Dana Desa Dirampas KKB Buat Beli Bedil, Kapolda Papua: Ini Jadi PR Kita
Jadilah sekitar tahun 1947, bengkel mesin pabrik cerutu secara rahasia dijadikan tempat membuat senjata api. Teknik membuat senjata api rakitan dipelajari dari Soetoro.
Menurut Chandra, pembuatan senjata di bengkel pabrik cerutu mampu mempersenjatai 4 atau 5 kompi pasukan pejuang yang saat itu bergerilya di sekitar eks Karesidenan Kedu.
Senjata yang dibuat adalah jenis senapan semi otomatis pistol mitraliur. Selain membuat senjata, bengkel juga membuat selongsong dan proyektil peluru.
“Bubuk mesiu dan sebagainya disuplai Pak Muh Tojib dan Pak Soetoro. Jadi ibaratnya ini industri cor logamnya. Bubuk mesiu dan yang lainnya disuplai tentara. Karena kalau cuma buat senapan tanpa suplai pelurunya, percuma.”
Kegiatan bawah tanah Ko Khoen Gwan, lama-lama tercium antek Belanda. Pabrik cerutu digeledah. Tiap ruangan diperiksa termasuk bengkel dan gudang tembakau yang letaknya bersebelahan.
Tak sempat melarikan diri, Ko Khoen Gwan menyembunyikan teman-temannya dalam keranjang berisi tembakau. Tak menemukan jejak pejuang dan bekas-bekas pembuatan senjata di bengkel, Belanda mencari mereka di tumpukan tembakau.
Berita Terkait
-
Bocah 5 Tahun Tertebak di Teras Rumah, Saat Polisi Tangkap Bandar Narkoba
-
11 Pahlawan Nasional Asal Sulawesi Selatan, Ada Mantan Bajak Laut
-
Profil Gatot Brajamusti Terlengkap
-
Peringati Hari Pahlawan & Hari Ayah Nasional 2020, Ancol Gelar Acara Seru
-
10 Tahun Warga Sulsel Menanti Gelar Pahlawan Nasional
Terpopuler
- 7 Motor Matic Paling Nyaman Buat Touring di 2026: Badan Anti Pegal, Pas Buat Bapak-bapak
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- 3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
Pilihan
-
UPDATE Klasemen SEA Games 2025: Indonesia Selangkah Lagi Kunci Runner-up
-
6 Mobil Bekas Paling Cocok untuk Wanita: Lincah, Irit, dan Punya Bagasi Cukup
-
OJK Awasi Ketat Pembayaran Pinjol Dana Syariah Indonesia yang Gagal Bayar
-
Jejak Emas Rakyat Aceh Bagi RI: Patungan Beli Pesawat, Penghasil Devisa & Lahirnya Garuda Indonesia
-
Pabrik Toba Pulp Lestari Tutup Operasional dan Reaksi Keras Luhut Binsar Pandjaitan
Terkini
-
5 MPV Diesel Pilihan Rp150 Jutaan yang Worth It untuk Keluarga di Akhir 2025
-
BRI Perkuat Aksi Tanggap Bencana Alam, 70 Ribu Jiwa Terdampak Beroleh Bantuan
-
PSIS Semarang Gegerkan Bursa Transfer: Borong Tiga Pemain Naturalisasi Sekaligus
-
8 Wisata Terbaru dan Populer di Batang untuk Libur Sekolah Akhir 2025
-
5 Rental Mobil di Wonosobo untuk Wisata ke Dieng Saat Libur Akhir Tahun 2025