Budi Arista Romadhoni
Kamis, 12 November 2020 | 13:10 WIB
Ilustrasi Covid-19 (Foto: Antara)

SuaraJawaTengah.id - Janji pemerintah untuk memberi santunan bagi tenaga kesehatan yang meninggal karena Covid-19 belum terealisasi secara merata. Sengkarut pemberian santunan ini menambah luka bagi keluarga yang terkena musibah. 

Suami dokter Elianna Widiastuti, Ketua Tim Gugus Covid-19 Puskesmas Halmahera Semarang yang meninggal pada 28 Juni 2020 mengatakan, sampai saat ini pihak keluarga belum mendapatkan santunan dari pemerintah. 

"Sampai sekarang keluarga kami belum mendapatkan santunan dari pemerintah," ujarnya kepada Suara.com, Kamis (12/11/2020). 

Meski pemerintah Kota Semarang memberikan penghargaan kepada istrinya atas pengabdian dan dedikasinya melawan Covid-19 selama di Puskesmas Halmahera Semarang, Toto mengaku masih ragu dengan penghargaan tersebut. 

"Kematian istri saya karena Covid-19 tak diakui Kemenkes karena tak ada tes swab," keluhnya. 

Ia merasa heran karena keluarga dokter Sang Aji Widi Aneswara merupakan adik dari dokter Elianna Widiastuti yang meninggal karena Covid-19 sudah mendapatkan santunan dari pemerintah. 

"Padahal kita mengajukannya bareng," imbuhnya. 

Sebenarnya sebelum adik-kaka yang bekerja sebagai tenaga kesehatan itu meninggal, orangtuanya diketahui telah meninggal lebih dulu karena Covid-19 pada 28 Juni 2020. Saat itu, dokter Elianna sempat mengikuti proses pemakaman ayahnya. 

"Saat itu, mertua saya meninggal pagi hari. Siang harinya istri saya mengeluh sesak napas dan sempat pingsan," ujarnya. 

Baca Juga: Klaster Pernikahan dan Penguburan di Ubud, Puluhan Orang Positif Covid-19

Akhirnya, dokter Elianna dilarikan ke RS Rohani. Saat itu, istrinya sempat mendapatkan tes dengan hasil reaktif dan akhirnya dirawat di ruang isolasi secara intensif. 

"Namun hari itu juga, nyawa istri saya tidak tertolong," ucapnya. 

Setelah kepergian Elianna dan juga ayahnya, keluarga besar menjalani tes usap. Dari 12 anggota keluarga di rumah itu 8 di antaranya positif Covid-19, termasuk dr Sang Aji, dokter yang sehari-hari merawat pasien Covid-19 di Rumah Sakit Roemani Semarang. 

"Pada 6 Juli 2020, Sang Aji meninggal, menyusul kakak dan ayahnya," pungkasnya. 

Kontributor : Dafi Yusuf

Load More