Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Jum'at, 13 November 2020 | 16:11 WIB
Jip merapi yang membawa wisatawan (Instagram/@wisata_lavatour_merapi)

SuaraJawaTengah.id - Aktivitas gunung merapi terus mengalami peningkatan. Warga yang usia rentan mulai dievakuasi untuk mengungsi. 

Asosiasi Jeep Wisata Lereng Merapi (AJWLM) Sisi Barat ikut andil dalam upaya mitigasi bencana erupsi Gunung Merapi. Mereka siap membantu proses evakuasi jika Merapi erupsi.

Ketua AJWLM Sisi Barat, Dardiri, mengatakan pihaknya melibatkan 29 komunitas yang tergabung dalam payung AJWLM. Dari 29 komunitas tersebut, masing-masing mengirimkan perwakilan untuk melakukan kegiatan piket rutin.

"Upaya tersebut adalah dalam rangka membantu warga yang berada dalam titik radius bahaya Gunung Merapi. Ini sebagai wujud antisipasi dari AJWLM. Semua anggota AJWLM harus ikut andil sebagai sukarelawan karena kami sadar pasti suatu saat akan ada bencana Gunung Merapi," ujar Dardiri dilansir dari Solopos.com pada Jumat (13/11).

Baca Juga: Kondisi Merapi Versi Penganut Pahoman Sejati: Ayem Wae, Merapi Nyambut Gawe

Keterlibatan personel AJWLM dinilainya akan sangat membantu. Ini lantaran personel AJWLM sudah paham daerah rawan bencana erupsi Merapi di sisi selatan. Terlebih, mereka juga paham mengenai peta dan kawasan di wilayah Pakem dan Cangkringan.

"Pengembang dan pengemudi itu kan didominasi warga asli Cangkringan dan Pakem. Sehingga, mereka paham betul akan jalur aman evakuasi. Mereka kita libatkan untuk ikut ambil bagian. Mereka bisa bergerak cepat di daerah yang rawan dan butuh evakuasi cepat," jelasnya.

Pasca dinaikkannya status Gunung Merapi menjadi siaga (level tiga), rute wisata jip Merapi juga berubah. Jip wisata Merapi tidak melewati kawasan seperti bungker Kaliadem hingga petilasan makam Mbah Maridjan. Dari 1.000 armada yang tergabung dalam AJWLM, Dardiri menyebut armada yang beroperasi berkurang hingga 50 persen.

"Dikarenakan, jarak lima kilometer itu kan harus klir. Akhirnya, kami juga melakukan perubahan rute jalur jip wisata Merapi. Sejak pandemi Covid-19 juga armada yang beroperasi berkurang sekitar 50 persen. Saat ini, yang sudah beroperasi itu berkisar 500 armada," pungkasnya.

Baca Juga: Merangkak Naik, Posisi Magma 1,5 Kilometer dari Puncak Merapi

Load More