SuaraJawaTengah.id - Selain menggunakan teknologi pengamatan gunung api, potensi bahaya letusan Merapi juga bisa dibaca menggunakan metode kearifan lokal.
Menurut Ketua I Pahoman Sejati, Kikis Wantoro, dulu masyarakat lereng Merapi biasa membaca gejala alam untuk memprediksi kapan gunung meletus. Mereka memperhatikan prilaku hewan yang tinggal di hutan sekitar gunung.
“Kalau celeng atau babi hutan sudah masuk kampung, berarti di atas sudah panas sekali. Babi hutan hewan yang paling tahan panas. Manusia harus segera mengungsi karena tidak lama pasti gunungnya meletus,” kata Kikis saat ditemui di Padepokan Seni Budiaji, Desa Kapuhan, Sawangan, Magelang.
Jika situasi benar-benar bahaya, burung yang biasa bermalam di hutan lereng Merapi akan pindah ke sekitar hunian penduduk.
“Mereka takut bermalam di hutan karena panas.”
Namun menurut Kikis, metode membaca alam untuk memprediksi letusan Merapi saat ini tidak lagi efektif. Alam telah banyak dirusak. Jumlah hewan yang tinggal di lereng Merapi telah jauh berkurang, bahkan ada yang punah.
“Kearifan lokal masih bisa. Tapi sudah sangat tergangu karena jumlah hewan di Gunung Merapi sudah jauh berkurang. Padahal dulu kunci kita melihat bahaya Merapi, ya hewan-hewan di atas,” ujar Kikis.
Masyarakat juga banyak mengaitkan ilmu titen (kemampuan membaca alam) dengan ilmu klenik dan mistis. Padahal ilmu ini logis dan diajarkan secara turun-temurun oleh masyarakat sekitar Merapi.
Saking lamanya tinggal di lereng Merapi, masyarakat menjadi hapal dengan kebiasaan gunung api aktif ini. “Jadi bukan kemudian kedekatan batin itu dimaknai mistis banget. Itu ya sebetulnya nggak.”
Baca Juga: Aktivitas Merapi Naik, Berpotensi Erupsi Eksplosif meski Tak Ada Kubah Lava
Menggunakan ilmu titen, Kikis dan ayahnya Ki Rekso Jiwo sebagai sesepuh masyarakat penganut kepercayaan Pahoman Sejati, memprediksi situasi Merapi saat ini tidak akan terlalu berbahaya.
“Saya merasakan begini. Kalau hati itu saya, masyarakat sini relatif damai. Nggak terlalu khawatir soal itu. Kita beranggapan tahun ini tidak terlalu bahaya.”
Namun Kikis dan Ki Rekso Jiwo meminta masyarakat tetap mengikuti instruksi pemerintah terkait status Merapi. Pemerintah lebih paham soal menjaga keselamatan masyarakat.
“Tapi kalau hati, kami ya nyaman-nyaman saja. Wong ora popo (tidak ada apa-apa),” ujar Ki Rekso Jiwo.
Ki Rekso Jiwo mengibaratkan Merapi saat ini sedang punya pekerjaan. Jadi tidak ada satu orangpun yang mampu mencegah Merapi menyelesaikan pekerjaan itu.
“Merapi isitilahnya nyambut gawe. Sedang dandan-dandan, ya silakan. Kalau mau batuk, batuklah. Kalau mau bekerja, bekerjalah. Tapi masyarakat tetap diberikan keselamatan, keamanan,” ujar Ki Rekso.
Berita Terkait
-
Merangkak Naik, Posisi Magma 1,5 Kilometer dari Puncak Merapi
-
Dekat dengan Puncak Merapi, Warga Gawoksabrang Belum Mengungsi
-
Dampak Meningkatnya Aktivitas Gunung Merapi, Harga Sapi di Klaten Anjlok
-
Aktivitas Vulkanik Merapi Kini Sudah Lampaui Kondisi Siaga
-
Antisipasi Hujan Abu Erupsi Merapi, Stupa Candi Borobudur Ditutup Terpaulin
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Keluarga 3 Baris Rp50 Jutaan Paling Dicari, Terbaik Sepanjang Masa
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Sepatu Running Lokal Selevel Asics Original, Kualitas Juara Harga Aman di Dompet
- Nikmati Segarnya Re.juve Spesial HUT ke-130 BRI: Harga Istimewa Mulai Rp13 Ribu
Pilihan
-
Jadwal dan Link Streaming Nonton Rizky Ridho Bakal Raih Puskas Award 2025 Malam Ini
-
5 HP RAM 6 GB Paling Murah untuk Multitasking Lancar bagi Pengguna Umum
-
Viral Atlet Indonesia Lagi Hamil 4 Bulan Tetap Bertanding di SEA Games 2025, Eh Dapat Emas
-
6 HP Snapdragon RAM 8 GB Termurah: Terbaik untuk Daily Driver Gaming dan Multitasking
-
Analisis: Taktik Jitu Andoni Iraola Obrak Abrik Jantung Pertahanan Manchester United
Terkini
-
Polisi Ungkap Pembunuhan Advokat di Cilacap, Motif Pelaku Bikin Geleng-geleng
-
UPZ Baznas Semen Gresik Salurkan Bantuan Kemanusiaan bagi Warga Terdampak Bencana Banjir di Sumbar
-
3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
-
7 Destinasi Wisata Kota Tegal yang Cocok untuk Liburan Akhir Tahun 2025
-
Gaji PNS Naik Januari 2026? Kabar Gembira untuk Abdi Negara