SuaraJawaTengah.id - Pemerintah Kabupaten Magelang menyiapkan sekolah sebagai posko pengungsian tambahan jika status Gunung Merapi sewaktu-waktu naik dari siaga menjadi awas.
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Magelang, Aziz Amin Mujahidin mengatakan, posko tambahan tersebar di Kecamatan Salam, Muntilan, Mugkid, dan Mertoyudan.
“Kalau nanti ada kebutuhan yang melebar, kita sudah siap. Di ruang-ruang kelas sudah dibuat bilik-bilik untuk tinggal para pengungsi,” kata Aziz Amin Mujahidin, Sabtu (14/11/2020).
Sesuai instruksi Bupati Magelang, kata Zaenal Arifin, sekolah tidak lagi menjadi posko alternatif pengungsian.
“Sekolah ini sebagai tempat pengungsian non-TEA (tempat evakuasi akhir). Jadi pasti di situ,” ujar Aziz.
Menurut Aziz, posko pengungsian disiapkan terutama untuk warga yang tinggal di desa terdampak Merapi. Desa Ngargomulyo, Krinjing, Paten, serta ada tambahan dari Desa Keningar.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Magelang, Edy Susanto mengatakan, saat ini ada 9 lokasi posko pengungsian yang sudah ditempati warga rentan.
Jumlah posko akan ditambah sebanyak 35 tempat, sehingga tersedia 1.313 bilik pengungsian. Sementara untuk jumlah kepala keluarga di 4 desa terdampak mencapai 1.028 KK.
“Sehingga dari 1.313 itu, artinya masih ada bilik yang masih kosong. Nantinya untuk persediaan. Tapi sekali lagi, untuk 4 desa dengan 11 dusun belum seluruhnya (mengungsi),” kata Edy Susanto.
Sebanyak 222 kepala keluarga warga Desa Ngargomulyo ditampung di beberapa lokasi di Kecamatan Muntilan. Sekolah yang dijadikan posko tambahan pengungsian antara lain di SD Tamanagung 1, SD Gunungpring 1, dan SMP Negeri 3 Muntilan.
Baca Juga: Gunung Merapi Siaga, dr Tirta ke Jogja Bantu Dinkes Sleman Bawa 5000 Masker
Sedangkan 218 KK warga Desa Keningar yang ditampung di Kecamatan Mungkid dan Mertoyudan akan ditampung antara lain di SMP Negeri 1 dan 2 Mungkid, serta SMP Negeri 1 Kota Mungkid.
Berdasarkan pantauan SuaraJawaTengah.id, di SMP Negeri 1 Kota Mungkid telah dibuat 42 bilik pengungsian. Bilik pengungsian menempati 6 unit kelas yang diperkirakan dapat menampung 42 kepala keluarga.
Lokasi sekolah digunakan sebagai posko pengungsian, mengingat hingga kini kegiatan belajar mengajar belum normal, masih dilakukan secara daring.
Pada erupsi Merapi tahun 2010, SMP Negeri 1 Kota Mungkid juga dijadikan tempat menampung pengungsi. Mereka menampung pengungsi di ruang-ruang kelas, sedangkan makanan dipasok dari dapur umum di kantor Desa Deyangan.
Kontributor : Angga Haksoro Ardi
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Motor Matic Paling Nyaman Buat Touring di 2026: Badan Anti Pegal, Pas Buat Bapak-bapak
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- 3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
Pilihan
-
6 Mobil Bekas Paling Cocok untuk Wanita: Lincah, Irit, dan Punya Bagasi Cukup
-
OJK Awasi Ketat Pembayaran Pinjol Dana Syariah Indonesia yang Gagal Bayar
-
Jejak Emas Rakyat Aceh Bagi RI: Patungan Beli Pesawat, Penghasil Devisa & Lahirnya Garuda Indonesia
-
Pabrik Toba Pulp Lestari Tutup Operasional dan Reaksi Keras Luhut Binsar Pandjaitan
-
Kuota Pemasangan PLTS Atap 2026 Dibuka, Ini Ketentuan yang Harus Diketahui!
Terkini
-
BRI Perkuat Aksi Tanggap Bencana Alam, 70 Ribu Jiwa Terdampak Beroleh Bantuan
-
PSIS Semarang Gegerkan Bursa Transfer: Borong Tiga Pemain Naturalisasi Sekaligus
-
8 Wisata Terbaru dan Populer di Batang untuk Libur Sekolah Akhir 2025
-
5 Rental Mobil di Wonosobo untuk Wisata ke Dieng Saat Libur Akhir Tahun 2025
-
Stefan Keeltjes Enggan Gegabah Soal Agenda Uji Coba Kendal Tornado FC