SuaraJawaTengah.id - Kreativitas sering muncul di masa-masa sulit. Sebagian orang menyebutnya seni bertahan hidup. Butuh cara kreatif hadapi pandemi Covid-19.
Tapi bagi seniman lukis macam Easting Medi (44 tahun), seni bertahan hidup dimaknai dalam arti harafiah. Menjual karya seni menjadi cara seniman lukis Borobudur ini menyambung hidup.
Pandemi Covid-19 menyebabkan seluruh dunia lockdown. Jumlah wisatawan yang berkunjung ke objek wisata Candi Borobudur nyaris nol. Padahal dari marekalah sumber pendapatan Medi.
“Hidup saya jungkir balik. Akibat datangnya pagebluk wabah itu. Seluruh dunia mulai lockdown. Nah mulai dari situ orang nggak bisa keluar,” kata Medi saat ditemui di rumahya di Dusun Tingal Wetan, Desa Wanurejo, Kecamatan Borobudur.
Padahal sebelum Covid melanda, lukisannya hampir laku. Medi menawarkan lukisannya ukuran 2 meter seharga US$2.000 atau sekitar Rp30 juta. Uang itu diperkirakannya cukup untuk biaya hidup selama beberapa bulan lockdowndan membeli material melukis.
Sejak dilarang keluar rumah mulai Maret 2020, Medi kebingungan menambal kebutuhan hidup. “Buat makan saja bingung. Saya sudah berkeluarga, anak 1. Beras disuplai dari mertua. Kebetulan mertua saya petani,” kata Medi.
Kemudian Medi ingat masih memiliki banyak stok kertas dan kanvas. Masalahnya, dia kehabisan persediaan cat dan tidak memiliki uang untuk membeli.
“Saya ingat pernah di tahun 2002 mencoba melukis berbahan cat dari empon-empon (bahan jejamuan). Disekitar rumah banyak tersedia bahan empon-empon. Yang utama itu kunyit, temu giring, temu lawak, temu ireng, bengle, dlingko, kencur, dan jahe.”
Mulailah Medi mengaplikasikan pewarna dari empon-empon di atas kanvas dan kertas. “Nggak mikir nanti laku apa nggak yang penting saya bikin. Karena bahan sudah ada.”
Baca Juga: Ferdinand Tantang Anies Jelaskan Fee Ajang Balap Formula E Rp560 Miliar
Sebelum diaplikasikan sebagai pewarna lukisan, empon-empon dikupas dan diparut. Parutan empon-empon diperas untuk kemudian diambil airnya.
Aplikasi Pewarna Empon-Empon di Atas Kanvas
Selama pandemi Covid-19, Medi menghasilkan 12 karya yang pewarnaannya menggunakan empon-empon. Karyanya diaplikasikan di atas kanvas ukuran beragam dari 40x50 centimeter, 80x10 cm, hingga ukuran besar 150 x 200 cm.
Medi menggunakan pewarna kunyit untuk membuat garis pokok pada lukisan. Untuk warna di sela-selanya biasanya digunakan pewarna dari bahan temulawak dan temugiring.
Cara mewarnai lukisan berpewarna empon-empon dibuat lapis per lapis. Setelah selesai lapis pertama, lukisan dibiarkan kering sambil menunggu jika terjadi perubahan warna.
Jika warna pudar, pewarnaan dilakukan berulang-ulang hingga puluhan kali sehingga mendapat tone warna yang diinginkan. Sebab itu pada satu kesempatan melukis, Medi mengerjakan 2 lukisan sekaligus.
Berita Terkait
-
Geger Mayat Tertimbun Sampah Ditemukan di Sungai Cigombong
-
Manfaat Kesehatan Teh Daun Jambu Biji yang Perlu Anda Tahu
-
Mengingat Keinginan Maradona, Pupus Gara-Gara Prabowo Kalah di Pilpres 2014
-
Dua Pesepeda Beda Negara Singgahi Riau Kampanyekan Bebas Sampah Plastik
-
4.303 Pengawas Pilkada Medan Jalani Rapid Test Covid-19
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- 7 Sunscreen Anti Aging untuk Ibu Rumah Tangga agar Wajah Awet Muda
- Mobil Bekas BYD Atto 1 Berapa Harganya? Ini 5 Alternatif untuk Milenial dan Gen Z
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Pabrik VinFast di Subang Resmi Beroperasi, Ekosistem Kendaraan Listrik Semakin Lengkap
-
ASUS Vivobook 14 A1404VAP, Laptop Ringkas dan Kencang untuk Kerja Sehari-hari
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
Terkini
-
130 Tahun BRI, Konsisten Tumbuh Bersama Rakyat dan Perkuat Ekonomi Inklusif
-
10 Tempat Wisata di Brebes yang Cocok untuk Liburan Sekolah Akhir Tahun 2025
-
Borobudur Mawayang: Sujiwo Tejo dan Sindhunata Hidupkan Kisah Ambigu Sang Rahvana
-
5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
-
BRI Peduli Guyur Rp800 Juta, Wajah 4 Desa di Pemalang Kini Makin Ciamik