Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Kamis, 26 November 2020 | 10:30 WIB
Seniman lukis, Easting Medi saat melukis budha di magelang. Dengan seni, ia kreatif hadapi pandemi Covid-19. (Suara.com/Angga Haksoro)

Sejak tahun 2012 Medi mulai bisa hidup dari menjual lukisan. Tahun 2019 pasar lukisan Borobudur mulai lesu karena Corona. Di Borobudur berkembang seni wisata, dimana pasar lukisan kebanyakan adalah para wisatawan.

Berkurangnya jumlah wisatawan otomatis mempengaruhi penjualan karya seni. “Ada yang pembeli orang umum karena senang saja. Tapi ada juga yang memang kolektor. Bahkan lukisan saya ada yang dipajang di sebuah galeri di Inggris.”

Easting Medi saat ini sedang menyelesaikan lukisan potret salah seorang klien dari Jakarta. Klien ini mengaku tertarik dibuatkan lukisan berbahan pewarna dari empon-empon.

Menurut Medi, ini klien pertamanya yang secara khusus minta dibuatkan lukisan empon-empon.

Baca Juga: Ferdinand Tantang Anies Jelaskan Fee Ajang Balap Formula E Rp560 Miliar

“Saya bilang satu bulan nanti saya kabari. Saya berani melepas setelah satu bulan. Soalnya rentang 1 bulan nanti kalau ada lunturnya sedikit, saya timpa terus. Biasanya setelah 1 bulan, warnanya sudah nggak geser-geser lagi.”     

Kontributor : Angga Haksoro Ardi

Load More