SuaraJawaTengah.id - Pilkada serentak 2020 menjadi pengalaman baru bagi Fathin Haris, 25, anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) di tempat pemungutan suara (TPS) 13 Kelurahan Bojongbata, Kecamatan Pemalang, Kabupaten Pemalang.
Pilkada di tengah pandemi menjadi tantangan tersendiri. Resiko tertular virus Corona sangat besar, apalagi kalau ditugaskan untuk mengambil hak suara para pasien positif.
Fathin Haris, ia adalah KPPS yang ditugaskan untuk mendatangi pasien positif Covid-19 di ruang isolasi RSUD Dr M Ashari yang akan menggunakan hak pilihnya. Seperti uji nyali, Fathin berada diantara hidup dan mati.
"Saya diamanahi ketua KPPS untuk masuk ke ruang isolasi pasien positif Covid-19 yang mau mencoblos. Pertama sempat takut, tapi ya saya berani-beranikan. Seperti uji nyali," kata Fathin kepada Suara.com, Rabu (9/12/2020).
Berdasarkan pantauan dari laman infocorona.pemalangkab.go.id, pasien positif Covid-19 di Pemalang mencapai 255 orang, pasien yang meninggal akibat Corona 103 jiwa, sementara yang sembuh mencapai 1127 orang.
Saat menjalankan tugas, Fathin harus mengenakan baju hazmat dan alat pelindung diri lengkap mulai dari kepala hingga kaki.
Terdapat dua pasien positif Covid-19 yang dia datangi sembari membawa kertas suara dan peralatan mencoblos. Dua pasien itu dirawat di ruang isolasi Rajawali dan Ababil.
"Pasien responnya bagus. Almadulillah berjalan lancar," ungkap Fathin.
Menurut Fathin, proses pengambilan suara pasien positif tersebut dilakukan sesuai prosedur yang sudah ditetapkan KPU.
Baca Juga: Bawaslu Tangani Dugaan Pelanggaran Politik Uang di Pilkada Tasikmalaya
"Pas masuk ke ruang isolasi, saya serahkan surat suara sama paku buat mencoblos. Kemudian saya hadap belakang untuk menjaga kerahasiaan pasien saat mencoblos. Setelah selesai saya ambil surat suaranya, saya masukan plastik dan disemprot disinfektan," ujarnya.
Setelah selesai menjalankan tugasnya, APD yang dikenakkan Fathin kemudian dilepas setelah lebih dulu disemprot disinfektan. "Insya Allah aman. Semoga aman-aman saja," ujarnya.
Fathin sehari-hari bekerja sebagai perawat di RSUD Dr M Ashari. Meski demikian, dia tetap merasa was-was saat ditunjuk untuk mendatangi ruang isolasi pasien positif.
"Biasanya saya bertugas melayani rapid test saja, jadi ya sempat takut. Tapi anggota KPPS yang lain juga tidak ada yang berani," ujarnya.
Ketua KPPS TPS 13, Sutono mengatakan, di TPS 13 yang berada di kompleks RSUD Dr M Ashari menyatakan jumlah pemilih sebanyak 389 orang.
"Pemilih merupakan warga tiga RT di sekitar rumah sakit. Kemudian ada pemilih tambahan 103 dari pegawai rumah sakit yang piket pagi, termasuk pasien penyakit biasa ada tiga dan pasien Covid-19 dua orang," ujarnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Motor Matic Paling Nyaman Buat Touring di 2026: Badan Anti Pegal, Pas Buat Bapak-bapak
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- 3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
Pilihan
-
6 Mobil Bekas Paling Cocok untuk Wanita: Lincah, Irit, dan Punya Bagasi Cukup
-
OJK Awasi Ketat Pembayaran Pinjol Dana Syariah Indonesia yang Gagal Bayar
-
Jejak Emas Rakyat Aceh Bagi RI: Patungan Beli Pesawat, Penghasil Devisa & Lahirnya Garuda Indonesia
-
Pabrik Toba Pulp Lestari Tutup Operasional dan Reaksi Keras Luhut Binsar Pandjaitan
-
Kuota Pemasangan PLTS Atap 2026 Dibuka, Ini Ketentuan yang Harus Diketahui!
Terkini
-
BRI Perkuat Aksi Tanggap Bencana Alam, 70 Ribu Jiwa Terdampak Beroleh Bantuan
-
PSIS Semarang Gegerkan Bursa Transfer: Borong Tiga Pemain Naturalisasi Sekaligus
-
8 Wisata Terbaru dan Populer di Batang untuk Libur Sekolah Akhir 2025
-
5 Rental Mobil di Wonosobo untuk Wisata ke Dieng Saat Libur Akhir Tahun 2025
-
Stefan Keeltjes Enggan Gegabah Soal Agenda Uji Coba Kendal Tornado FC