SuaraJawaTengah.id - Data Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang menyebutkan, selama pandemi Covid-19 tepatnya pada bulan Desember jumlah ibu hamil di Kota Semarang mencapai angka ribuan.
Untuk itu, Pemkot Semarang mengimbau agar pasangan suami istri warga Kota Semarang untuk menunda kehamilan sebelum pandemi Covid-19 berakhir. Hal itu disebabkan, ibu hamil rentan terkena Covid-19.
"Jumlah ibu hamil pada bulan Desember saja mencapai angka 7.506. Kalau tak penting-penting banget jangan hamil dulu," jelas Kepala Bidang KB Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Disdalduk) Kota Semarang, Siti Maimunah kepada Suara.com, Selasa (15/12/2020).
Untuk jumlah tersebut, tak jauh berbeda dengan bulan-bulan sebelumnya. Meski selama pandemi pasangan suami istri lebih sering di rumah, angka ibu hamil di Kota Semarang setiap bulannya tak berbeda jauh.
Baca Juga: Maskapai Jepang Tawarkan Perlindungan Covid-19 Gratis untuk Penumpangnya
"Jadi di Kota Semarang dengan pandemi dimana suaminya lebih sering di rumah tak mempengaruhi angka kehamilan di Kota Semarang," paparnya.
Ia menjelaskan, ukuran penting untuk hamil jika seorang istri umurnya lebih dari 30 tahun dan belum mempunyai anak. Menurutnya, kondisi tersebut dapat menjadi ukuran penting tidaknya seorang istri yang ingin melahirkan.
"Untuk ukuran tak penting untuk hamil jika kondisi seorang istri sudah punya anak dan jaraknya belum sampai tiga tahun," ucapnya.
Menurutnya, ibu hamil kekebalan tubuhnya akan menurun. Terutama ketika sedang hamil muda. Biasanya hamil muda akan membuat ibu hamil sulit makan dan mual-mual yang membuat gizi susah masuk.
"Jika gizi tak masuk ke tubuh, resikonya tingga terkena Covid-19 karena kekebalan tubuh menurun," ujarnya.
Baca Juga: AstraZeneca Batal Libatkan Anak-anak Dalam Uji Klinis Vaksin Covid-19
Namun, jika sudah terlanjur hamil duluan ia berpesan agar kesehatan ibu hamil benar-benar dijaga biar daya kekebalan tubuh stabil. Jika teledor, bisa berbahaya untuk ibu dan anak yang ada di kandungan.
"Jadi kalau yang seperti itu harus dijaga kehamilannya biar tak terinfeksi Covid-19," pesannya.
Ia menambahkan, untuk jumlah anak pasangan suami istri yang tinggal di Kota Semarang idealnya hanya mempunyai dua anak. Namun, sampai saat ini, masih sulit dikontrol. Menurutnya, masih banyak suami istri yang mempunyai anak lebih dari dua.
"Wilayah Kota Semarang tak melebar namun penduduknya bertambah terus. Idealnya dua anak cukup di Kota Semarang," imbuhnya.
Kontributor : Dafi Yusuf
Berita Terkait
-
5 Perubahan Fisik yang Normal Dialami Ibu Hamil, Siti Badriah Curhat Sempat Insecure
-
Pasar Saham Indonesia Terjun Hebat, Lebih Parah dari IHSG Era Pandemi COVID-19?
-
Trump Sempat Telepon Presiden China Soal Asal-Usul COVID, Ini Kata Mantan Kepala CDC!
-
Ibu Hamil Boleh Tidak Puasa? Ini Kata Hukum Islam dan Penjelasan Dokter!
-
Survei: Milenial Rela Rogoh Kocek Lebih Dalam untuk Rumah Modern Minimalis
Terpopuler
- Pamer Hampers Lebaran dari Letkol Teddy, Irfan Hakim Banjir Kritikan: Tolong Jaga Hati Rakyat
- Kekayaan Menakjubkan Lucky Hakim, Bupati Indramayu yang Kena Sentil Dedi Mulyadi
- Jairo Riedewald Belum Jelas, Pemain Keturunan Indonesia Ini Lebih Mudah Diproses Naturalisasi
- Jualan Sepi usai Mualaf, Ruben Onsu Disarankan Minta Tolong ke Sarwendah
- Bak Trio Ridho-Idzes-Hubner, Timnas Indonesia U-17 Punya 3 Bek Solid
Pilihan
-
Megawati dan Prabowo Subianto Akhirnya Bertemu, Begini Respon Jokowi
-
PM Malaysia Anwar Ibrahim Tegaskan ASEAN Solid dan Bersatu
-
Emas dan Bitcoin Banyak Diborong Imbas Ketegangan Perang Dagang AS vs China
-
Red Sparks Bangkit Dramatis, Paksa Set Penentuan di Final Liga Voli Korea 2024/2025
-
RESMI Lawan Manchester United di Malaysia, ASEAN All-Stars Bakal Dilatih Shin Tae-yong?
Terkini
-
Pemprov Jateng Siap Gelontor Bantuan Keuangan Desa Sebanyak Rp1,2 Triliun
-
Semen Gresik dan Pemkab Blora Teken Kerjasama Pengelolaan Sampah Kota Melalui Teknologi RDF
-
10 Tips Menjaga Semangat Ibadah Setelah Ramadan
-
7 Pabrik Gula Tua di Jawa Tengah: Ada yang Jadi Museum hingga Wisata Instagramable
-
Jateng Menuju Lumbung Pangan Nasional, Gubernur Luthfi Genjot Produksi Padi 11,8 Juta Ton di 2025