SuaraJawaTengah.id - Kementerian Agama meminta masyarakat untuk aktif melaporkan kegiatan keagamaan di luar kebiasaan, menyusul pengungkapan 12 tempat pelatihan kelompok Jemaah Islamiyah di Jawa Tengah.
Polisi menyebut anggota pelatihan direkrut dari pondok pesentren sejak 2011 dengan kegiatan yang didanai sekitar 6.000 anggota aktif JI.
Peneliti terorisme mengatakan pemerintah perlu mewaspadai ancaman JI, dengan keanggotaan yang meningkat sekitar tiga kali lipat dalam 20 tahun terakhir.
- Pasukan khusus TNI buru Ali Kalora pimpinan MIT, pengamat sarankan pakai strategi baru
- Istri terduga teroris asal Indonesia disebut pemerintah Filipina rencanakan bom bunuh diri
- Ditemukan, perpustakaan online raksasa milik ISIS 'berisi propaganda dan tips menjadi teroris yang lebih baik'
Rekrutmen ketat anggota
Salah satu strategi yang dilakukan JI - kelompok yang bertanggung jawab atas serangkaian pemboman di Indonesia - adalah dengan merekrut secara ketat para anggota, menurut laporan kepolisian.
Baca Juga: Serangan Teroris di Wina, 2 Tewas dan Belasan Luka
Hal ini dijelaskan kepolisian menyusul terungkapnya 12 tempat pelatihan kelompok JI di Jawa Tengah, salah satunya di daerah Ungaran, Semarang.
JI bertanggung jawab atas berbagai serangan bom pada sekitar tahun 2000-an, termasuk serangan-serangan di Jakarta serta bom Bali 1, serangan teroris terparah di Indonesia.
Melalui pemeriksaan terhadap sejumlah orang yang sudah ditangkap, Kepala Divisi Humas Polri Irjen Argo Yuwono menjelaskan skema perekrutan ketat yang dilakukan kelompok itu sejak tahun 2011.
"Dia punya jaringan ponpes, jaringan JI yang kemudian diambil 10 besar (murid) itu, kemudian direkrut. Tidak semua 10 besar itu direkrut, tapi ada yang dipilih, dilihat bagaimana mentalnya, bagaimana posturnya, dan bagaimana ideologinya," kata Argo dalam konferensi pers (28/12).
Argo Yuwono juga menjelaskan pelatihan yang dilakukan terdiri dari bela diri dengan tangan kosong, lempar pisau, penggunaan senjata tajam, merakit bom, hingga melakukan penyergapan.
Baca Juga: Serangan Mematikan di Prancis: Aksi Teroris di Jantung Basilika Notre-Dame
Menurut keterangan polisi, tempat pelatihan itu sudah menghasilkan tujuh angkatan yang terdiri dari 96 orang.
Sebanyak 66 orang berangkat ke Suriah untuk menjadi kombatan, sementara sisanya ada yang sudah ditangkap, menjalani proses hukum, maupun masih dicari polisi.
'Waspadai JI'
Belakangan ini, sejumlah aksi terorisme yang terjadi, seperti bom Sarinah tahun 2016 hingga bom bunuh diri gereja di Surabaya tahun 2018, lebih sering dikatikan dengan kelompok yang berafiliasi dengan ISIS, yakni Jamaah Ansharut Daulah.
Meski begitu, peneliti Institute for Policy Analysis of Conflict (IPAC) Sidney Jones mengatakan pemerintah harus terus waspada dengan JI, yang disebutnya memiliki visi jangka panjang untuk mendirikan sebuah negara Islam.
Kelompok itu, kata Sidney, juga berupaya merekrut anggota-anggota yang terampil dengan sistem yang strategis, yang berbeda dengan sistem ISIS.
"Perekrutan JI jauh lebih rumit dan strategis dari pada ISIS. ISIS bisa hanya 'ambil' orang dari jalan atau dari grup internet tanpa tahu latar belakangnya bagaimana, pengetahuannya apa."
"Kalau JI menjamin siapa saja yang jadi anggota harus pengetahuan (agamanya) tinggi dan mendalam," ujar Sidney.
Proses seleksi anggota di ponpes, kata Sidney, bahkan bisa melewati empat hingga lima tahap.
Alhasil, kata Sidney, anggota JI pun lebih terampil dan berpengetahuan dibandingkan dengan anggota ISIS.
Polisi mengatakan, gerakan JI itu dibiayai oleh 6.000 anggota yang aktif.
Merujuk data itu, Sidney mencatat peningkatan jumlah simpatisan JI, yang pada puncak kejayaannya di tahun 2001 berjumlah sekitar 2.000 hingga 2.500 orang.
Sidney meminta pemerintah berwaspada dengan kelompok JI, tanpa mengesampingkan kelompok yang berafiliasi dengan ISIS.
"Saya kira perlu waspada terhadap JI, tentu saja, karena mereka tetap ingin gulingkan pemerintah Indonesia dan ganti dengan satu negara Islam. Kemungkinan besar kelompok sempalan generasi baru bisa muncul lagi.
"Tidak berarti pemimpin JI akan mengganti strateginya dalam waktu dekat... yang lebih jadi pertanyaan, apa kelompok generasi muda akan bersabar menunggu bertahun-tahun lagi, padahal mereka sekarang ini punya keterampilan baru dan mereka pasti ingin menerapkan," kata Sidney.
- 'Mereka menuduh kami lebih kafir dari polisi', kata adik trio Bom Bali I soal 'perangnya' melawan radikalisasi
- Putra Amrozi, pelaku Bom Bali 1: 'Saya tak ingin anak saya seperti saya, sempat merasa seperti sampah dan dikucilkan'
- 'Saat umur 10 tahun, saya lihat jenazah ayah hangus': Cerita anak yang memendam trauma Bom Bali selama 17 tahun
Sementara itu, terkait jumlah anggota kelompok yang berafiliasi pada ISIS, Sidney mengatakan dia tidak mempunyai datanya karena organisasi itu tak terstruktur seperti JI.
Bagaimana pengawasan di ponpes?
Terkait dengan perekrutan anggota JI dari ponpes, sebagaimana diungkap polisi, Direktur Jenderal Pendidikan Islam kementerian agama, Ali Ramdhani mengatakan pengawasan dilakukan walaupun secara informal.
"Prinsipnya bahwa pesantren itu diawasi semua pihak, tapi mekanismenya tidak formal. Kalau pesantren, saya mohon namanya, pesantren apa itu? Karena sejauh yang saya tahu pesantren itu aman."
"Kalau orang agamanya mendalam, dia hadir dengan wajah yang ramah, penuh senyum," kata Ali Ramdhani.
Ali Ramdhani mengatakan perekrutan bisa jadi terjadi pada pesantren-pesantren tanpa izin.
Maka itu, Ali Ramdhani meminta kerja sama semua pihak untuk mengawasi kegiatan keagamaan di luar kebiasaan dan yang mengajarkan kebencian.
Senada dengan itu, Direktur Pendidikan Dhiniyah dan Pondok Pesantren, Kementerian Agama, Waryono Abdul Ghofur mengatakan pesantren yang diincar bukan pesantren yang memiliki relasi dengan kemenag.
"Saya boleh memastikan bahwa pesantren yang diincar pasti bukan pesantren yang memiliki relasi dengan Kemenag dan ormas besar seperti NU dan Muhammadiyah.
"Kita punya program moderasi beragama. Kita juga monitor kurikulum dan referensi yang digunakan pesantren," kata Waryono. November lalu, sejumlah anggota JI ditangkap di Lampung, sementara petinggi kelompok itu Para Wijayanto, ditangkap tahun lalu.
Apa yang membuat sejumlah orang tertarik pada JI?
Peneliti Institute for Policy Analysis of Conflict (IPAC) Sidney Jones mengatakan sejumlah orang tertarik pada visi yang diusung JI untuk mendirikan negara Islam.
"JI terkenal sebagai organisai yang bisa lihat 25 tahun ke depan, tidak ada organisasi yang punya visi seperti itu kecuali JI.
"Saya pikir ini menarik orang-orang yang direkrut," katanya.
Selain itu, kata Sidney ada orang-orang yang tertarik dengan petinggi-petinggi JI yang dianggap "memiliki ilmu agama yang sangat mendalam".
Sementara, Ketua Yayasan Lingkar Perdamaian wilayah Yogyakarta, Muhammad In'am mengatakan ada orang-orang yang menganggap JI menarik karena paham yang mereka miliki yang berbeda dengan ISIS.
"ISIS memiliki ideologi takfiri (mengkafirkan selain kelompoknya) dan tahliluddam (menghalalkan darah selain kelompoknya), sedangkan JI tidak," kata Muhammad In'am.
Berita Terkait
-
Serangan Teroris di Moskow Tewaskan Banyak Warga Sipil, Vladimir Putin Kirim Pesan Ini
-
Brutal! Detik-detik Serangan Teroris di Rusia, 60 Orang Lebih Dilaporkan Tewas
-
Tragis! Pemilu di Pakistan Diwarnai Serangan Teroris, 25 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka
-
Densus 88 Tangkap Sembilan Teroris Jaringan JI di Jateng, Ini Barang Bukti yang Disita Selain Senpi
-
Densus 88 Tangkap Dua Terduga Teroris di Jawa Timur, Terafiliasi Jaringan JI dan JAD
Terpopuler
- Respons Sule Lihat Penampilan Baru Nathalie Tuai Pujian, Baim Wong Diminta Belajar
- Berkaca dari Shahnaz Haque, Berapa Biaya Kuliah S1 Kedokteran Universitas Indonesia?
- Pandji Pragiwaksono Ngakak Denny Sumargo Sebut 'Siri na Pace': Bayangin...
- Beda Penampilan Aurel Hermansyah dan Aaliyah Massaid di Ultah Ashanty, Mama Nur Bak Gadis Turki
- Jadi Anggota DPRD, Segini Harta Kekayaan Nisya Ahmad yang Tak Ada Seperempatnya dari Raffi Ahmad
Pilihan
-
Freeport Suplai Emas ke Antam, Erick Thohir Sebut Negara Hemat Rp200 Triliun
-
6 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan Memori 256 GB, Terbaik November 2024
-
Neta Hentikan Produksi Mobil Listrik Akibat Penjualan Anjlok
-
Saldo Pelaku UMKM dari QRIS Nggak Bisa Cair, Begini Respon Menteri UMKM
-
Tiket Kereta Api untuk Libur Nataru Mulai Bisa Dipesan Hari Ini
Terkini
-
Alokasi Anggaran Sampai Rp750 Juta, Jateng Uji Coba Program Makan Bergizi Gratis
-
Jelang Nataru, Polisi Batasi Operasional Truk di Jateng
-
Target 2045: Semarang Bangun Kota Tangguh Bencana dan Berdaya Saing Global
-
Semen Gresik Tebar Kebaikan, Bantu Pedagang Sayur Keliling di Rembang Tingkatkan Penghasilan
-
Ramai-ramai ke Rumah Jokowi, Calon Kepala Daerah Diminta Fokus pada Isu Mendasar dan Prioritas Lokal