Scroll untuk membaca artikel
Siswanto | Muhammad Ilham Baktora
Kamis, 31 Desember 2020 | 18:13 WIB
Brimob dan tentara bongkar atribut FPI di Petamburan, Jakarta Pusat. (Suara.com/Novian)

SuaraJawaTengah.id - Mantan Ketua Front Pembela Islam Yogyakarta-Jawa Tengah Bambang Tedi mengaku ikhlas dengan keputusan pemerintah melarang semua aktivitas FPI. Tetapi pembubaran organisasi tak lantas menyurutkan semangat perjuangan.

"Jika keputusan pemerintah kemarin, saya legowo, karena wewenangnya pemerintah. Jadi mau apalagi kita. Jika sudah dibubarkan ya sudah dibubarkan," kata Bambang Tedi di markas FPI DIY-Jateng, Gamping, Sleman, Kamis (31/12/2020).

Bambang mengatakan saat ini seluruh anak didiknya yang bergabung di FPI dimasukkan ke Hizbullah.

"Saya juga tergabung di (Laskar) Hizbullah. Saya ketua Hizbullah DIY dan saat ini anak-anak saya masukkan ke sana," kata dia.

Baca Juga: Rocky Gerung: Pembubaran FPI Itu Kebijakan Penguasa yang Kalap

Bambang mengakui hampir lima tahun terakhir, FPI DIY-Jateng tak memiliki kegiatan, "karena kami berseberangan dengan Munarman (Sekretaris Umum FPI). Bukan Habib Rizieq lho. Karena itu, aktivitas di sini tidak ada."

Bambang menaati keputusan pemerintah dan dia  ikut menurunkan atribut FPI di sejumlah wilayah DIY. Ada ribuan plakat dan bendera ormas yang sudah diturunkan.

"Sudah ribuan atribut yang dimusnahkan, dari plakat,  bendera. Jika baju sudah saya minta disimpan sendiri oleh anggota. Kita taat pada pemerintah," katanya.

Dia juga meminta anggotanya untuk mematuhi keputusan pemerintah.

"Saya minta semuanya harus legowo, memang rencananya ada ribuan (anggota FPI) yang mau datang hari ini. Tapi saya larang. Karena nanti malah kita yang kena batunya," ujar dia.

Baca Juga: FPI Berubah Jadi Front Persatuan Islam, Mahfud MD: Boleh

Setelah FPI dilarang oleh pemerintah, sejumlah tokoh deklarasi wadah baru bernama Front Persatuan Islam. Front Persatuan Islam dideklarasikan dengan tujuan untuk melanjutkan perjuangan mereka.

Load More