SuaraJawaTengah.id - Yoyok tak bisa berkata-kata banyak. Dia hanya berharap bisa bekerja seperti sediakala. Alat sound system untuk dia kerja terpaksa dia jual dengan harga murah. Keputusan itu semata-mata untuk menyambung hidup keluarganya.
Yoyok merupakan sound system yang biasa mengiringi seniman dangdut di Kota Semarang. Sebelum pandemi, dalam satu bulan dia bisa muter hingga lima belas tempat. Namun, pandemi saat ini nasibnya benar-benar tamat.
Tak tau lagi, apa yang harus dia lakukan. Bahkan, nasib dua buah hatinya yang sedang menempuh pendidikan di sebuah sekolah menengah swasta di Kota Semarang di ujung tanduk.
"Saya tak bisa membayar sekolah anak saya lagi. Barang-barang berharga sudah habis saya jual," jelasnya kepada SuaraJawaTengah.id, Senin (04/01/2020).
Yoyok tak sendirian, teman-temannya yang satu profesi sebagai sound system di Kota Semarang juga mengalami nasib yang sama. Satu tahun ini, dia dan teman-temannya benar-benar menganggur.
"Di Semarang kan ada komunitasnya ya, semua juga merasakan nasib yang sama," ucapnya.
Perwakilan Komunitas Seniman Dangdut Kota Semarang, Dodik menjelaskan jika nasib para seniman di Kota Semarang tak kalah miris. Teman-temannya ada yang terpaksa beralih profesi.
Bahkan, beberapa biduan musik dangdut di Kota Semarang terpaksa beralih profesi menjadi menjadi penjual sosis. Meski sudah berusaha untuk jualan sosis, namun banyak juga gulung tikar karena banyak saingan.
"Banyak yang alih profesi namun juga banyak yang gulung tikar. Kan banyak saingan," imbuhnya.
Baca Juga: Cara Paus Fransiskus Kritik Orang Liburan di Tengah Pandemi Corona
Tak hanya para biduan yang alih profesi namun, teman-temannya yang biasa memegang alat musik seperti gitar juga banyak yang menjadi tukang bangunan. Namun, banyak juga yang menganggur.
"Iya banyak yang alih profesi memang namun ya banyak yang nganggur karena tak bisa diandalkan," imbuhnya.
Meski banyak yang alih profesi banyak juga teman-temannya yang gulung tikar. Menurutnya, banyak teman-temannya yang bingung.
"Bagaimana tak bingung, alat-alat sudah dijual untuk modal namun banyak juga yang gulung tikar," keluhnya.
Bahkan karena kesulitan mencari nafkah, permasalahan merambah ke keluarga. Dia tak memungkiri, banyak teman-temannya yang mempunyai permasalahan dalam berkeluarga.
"Banyak yang diceraikan. Permasalah ini benar-benar kacau," ucapnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Sepatu Lokal Senyaman On Cloud Ori, Harga Lebih Terjangkau
- 5 Body Lotion Niacinamide untuk Cerahkan Kulit, Harganya Ramah Kantong Ibu Rumah Tangga
- Menguak PT Minas Pagai Lumber, Jejak Keluarga Cendana dan Konsesi Raksasa di Balik Kayu Terdampar
- 5 HP Murah Terbaik 2025 Rekomendasi David GadgetIn: Chip Mumpuni, Kamera Bagus
- 55 Kode Redeem FF Terbaru 9 Desember: Ada Ribuan Diamond, Item Winterlands, dan Woof Bundle
Pilihan
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
-
OJK: Kecurangan di Industri Keuangan Semakin Canggih
-
PT Tusam Hutani Lestari Punya Siapa? Menguasai Lahan Hutan Aceh Sejak Era Soeharto
-
Harga Minyak Melonjak: AS Sita Kapal Tanker di Lepas Pantai Venezuela
Terkini
-
BRIsat Jadi Pilar Transformasi Digital BRI dan Penguatan Ekosistem Keuangan Nasional
-
Terbanyak di Indonesia, Gubernur Ahmad Luthfi Serahkan SK Kepada 13 Ribu Orang PPPK Paruh Waktu
-
Anti Boncos! Ini Dia Deretan Mobil Bekas Rp100 Jutaan yang Minim Penyakit
-
BMKG: Semarang Bakal Diguyur Hujan Ringan Hari Ini, Waspada Cuaca di Kota Lain!
-
7 Keutamaan Membaca Surat Yasin yang Menggetarkan Hati, Lengkap dengan Terjemahannya