Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Minggu, 10 Januari 2021 | 19:31 WIB
Kakak salah satu penumpang pesawat Sriwijaya Air SJ-182, Panca Widia Nursantii,‎ menunjukkan foto adiknya di Desa Surokidul, Kecamatan Pagerbarang, Kabupaten Tegal, Minggu (10/1/2021). (Suara.com/F Firdaus)

SuaraJawaTengah.id - Salah satu penumpang pesawat Sriwijaya Air, Panca Widia Nursanti, 47, baru pulang ke Kabupaten Tegal untuk menjenguk ibunya yang sakit sebelum menaiki pesawat yang jatuh di Kepulauan Seribu itu.

Entah sudah merasakan firasat atau bukan, sang ibu, Sri Lungdiyanti, 80, sempat meminta agar anaknya tidak perlu pulang ke Tegal. Namun Widia tetap pulang karena ingin bertemu ibunya dan mengetahui kondisinya.

"Dia pulang mau jenguk saya karena saya sakit. Padahal saya bilang, ibu sudah sembuh kok‎, jangan pulang, tapi saya ingin melihat ibu, katanya," ujar Sri di rumahnya di Desa Surokidul, Kecamatan Pagerbarang, Kabupaten Tegal.

‎Widia pulang ke Tegal pada 22 Desember 2020. Perempuan yang biasa dipanggi Wiwi itu berada di rumah ibunya selama dua pekan lebih.

Baca Juga: Detik-detik Kopaska Temukan Serpihan Pesawat di Bawah Laut

‎Setelah sakit yang diderita ibunya sudah mulai membaik, Widia kemudian kembali ke Pontianak dengan menaiki pe‎sawat Sriwijaya Air, Sabtu (9/1/2021).

Namun tak lama setelah lepas landas, pesawat itu hilang kontak dan dipastikan jatuh di perairan Kepulauan Seribu.

"Sakit saya saya sudah mendingan, tapi mendengar kabar (pesawat Sriwijaya Air jatuh). Kalau benar-benar ini musibah, saya berharap Allah bisa menerimanya," ucap Sri sembari tak kuasa menahan tangis.

‎Salah satu kakak Widia, Nur Eka Cahyaningsih, 54, mengatakan, adiknya merupakan sosok yang memiliki jiwa sosial tinggi. 

"Kalau pulang ke Tegal suka ngumpulin orang, makan bakso di sini. Paling peduli orangnya dan dulu sekolahnya pintar, sarjana hukum," ujarnya.

Baca Juga: Potongan Jenazah Korban Sriwijaya Air Jatuh Dikumpulkan di 7 Kantong

‎Nur berharap upaya pencarian bisa dilakukan maksimal. Dia juga berharap Widia bisa ditemukan apapun kondisinya.

‎"Seperti apapun kondisinya nanti, semoga bisa ketemu. Dia pakai cincin dua di tangannya, satu cicin kawin, satunya cincin ada permatanya warna biru," ungkapnya.

Sebelumnya Sri mengungkapkan, ‎Widia sehari-hari bekerja di Pontianak, Kalimantan Barat sebagai guru di SMKN 3 Pontianak.

"Di Pontianak, dia tinggal bersama suami dan empat anaknya," kata ‎Nur, Minggu (10/1/2021).

Sebelum pesawat yang ditumpangi mengalami kecelakaan, Widia pulang ke Kabupaten Tegal karena sang ibu sakit. 

"Dia pulang ke Tegal sendirian, suami dan anaknya tidak ikut. Di rumah dua minggu, terus mau pulang ke Pontianak lagi tapi ternyata ada musibah ini," ujarnya.

Menurut Nur, keluarga di Tegal pertama kali mendengar kabar tersebut saat suami Widia menghubungi Sabtu sore (9/1/2021). 

"Suaminya pertama tanya memastikan pesawat yang dinaiki apa benar Sriwijaya. Setelah itu memberi tahu ini ada kabar pesawatnya‎ jatuh," ungkapnya.

‎Kabar tersebut sontak membuat syok keluarga Widia di Tegal. Perempuan yang biasa dipanggil Wiwi itu terakhir kali memberi kabar Sabtu pagi (9/1/2021).

"Dari Tegal berangkat ke bandara naik travel Jumat malam (8/1/2021). Terus paginya jam 6 memberi kabar lewat WhatsApp sudah sampai di bandara‎. Itu terakhir komunikasi," ujar Nur.

Kontributor : F Firdaus

Load More