Siswanto | Deutsche Welle
Senin, 11 Januari 2021 | 14:13 WIB
Keluarga Menunggu dan Berharap Orang-orang Terkasih Mereka Selamat
Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono menemui keluarga penumpang Sriwijaya Air SJ182 di Bandara Supadio, Minggu (10/1/2020). (dokumentasi)

SuaraJawaTengah.id - Kerabat dan keluarga penumpang pesawat Sriwijaya Air SJ182 rute Jakarta-Pontianak yang hilang kontak Sabtu (09/01) terus menunggu dan berharap orang-orang terkasih mereka selamat.

"Selamat tinggal keluarga. Kami akan pulang sekarang," Ratih Windania memposting kalimat ini di akun Instagramnya dari Bandara Soekarno-Hatta di Jakarta.

Ada gambar tiga anak yang sedang tertawa gembira dan dua emoji menghembuskan ciuman.

Pesan itu ia posting tepat sebelum pesawat Sriwijaya Air SJ182 yang mereka tumpangi lepas landas pada hari Sabtu (09/01) menuju Pontianak, Kalimantan Barat.

Pesawat yang membawa 62 penumpang dan awak ini hilang kontak dengan menara pengawas lalu lintas udara hanya beberapa menit setelah lepas landas.

"Doakan kami," tulis sang kakak yang bernama Irfansyah Riyanto di Instagram dengan foto keluarganya.

Pihak berwenang mengatakan telah menemukan puing-puing pesawat dan bagian tubuh korban pada hari Minggu (10/01) dari perairan Kepulauan Seribu di utara ibu kota Jakarta, tempat pesawat Sriwijaya Air menghilang saat hujan.

Seperti puluhan kerabat penumpang lainnya, Irfansyah langsung bergegas menuju Soekarno-Hatta Jakarta pada Sabtu malam untuk menunggu kepastian nasib anggota keluarganya.

Pada hari Minggu (10/01), dia masih berharap mendapatkan kabar baik tentang saudara perempuan dan empat anggota keluarga lainnya yang ikut dalam penerbangan tersebut, termasuk orang tuanya.

Baca Juga: Satu Kantong Jenazah Korban Pesawat Sriwijaya Air Dibawa ke Daratan

"Kami merasa tidak berdaya. Kami hanya bisa menunggu dan berharap segera mendapat informasi," kata Irfansyah kepada wartawan.

Irfansyah mengatakan, kerabatnya itu pada awalnya berniat terbang dengan pesawat sebelumnya yang dioperasikan oleh Sriwijaya, yakni NAM Air.

Namun ia tidak tahu pasti mengapa rencana ini berubah. Kakak perempuan dan kedua anaknya ini baru saja selesai menikmati masa berlibur selama tiga minggu, dan tengah menempuh perjalanan pulang sejauh 740 km ke Pontianak.

"Saya yang mengantarkan mereka ke bandara, membantu proses check-in dan membawa barang bawaan ... Saya merasa masih belum percaya dan ini terjadi begitu cepat," ujar Irfansyah.

Pesawat tersebut menghilang dari layar radar beberapa menit setelah lepas landas dan mencapai ketinggian 10.900 kaki.

Kumpulkan sampel DNA Pada Minggu (10/01), pihak berwenang mengatakan telah melacak sinyal kemungkinan lokasi kotak hitam pesawat.

Load More