Scroll untuk membaca artikel
Ronald Seger Prabowo
Senin, 11 Januari 2021 | 21:01 WIB
Petugas melintasi logo perusahaan angkutan udara Sriwijaya dan NAM Air di Posko Crisis Center Sriwijaya Air SJ 182 Terminal 2D Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Sabtu (9/1/2021). [ANTARA FOTO/Fauzan]

SuaraJawaTengah.id - Tragedi jatunya pesawat Sriwijaya Air SJ-182 di perairan sekitar Kepulauan Seribu, pada Sabtu (9/1/2021) sore memunculkan cerita mengharukan maupun dramatis.

Ada beberapa calon penumpang yang lolos dari maut setelah batal terbang dengan pesawat rute Jakarta-Pontianak tersebut karena berbagai hal.

Salah satunya datang dari 'penumpang' pesawat Sriwijaya Air SJ-182 Paulus Yulius Kollo dan temannya Indra Wibowo.

Keduanya ada dalam manifest pesawat dengan tanda blok kuning. Meski namanya tertera, Paulus dan Indra selamat dari tragedi itu setelah batal terbang.

Baca Juga: Jasa Raharja: Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ182 Dapat Santunan Rp 50 Juta

Selain Paulus dan Indra, tiga penumpang lain yang diberi tanda blok kuning dalam manifest adalah Aisah Dewi Handayani, Rifqi Maulana, serta Yulianto.

Paulus menceritakan, awalnya dia hendak berangkat dari Makassar menuju Pontianak. Lantaran tidak ada penerbangan langsung, mereka transit di Jakarta.

Karena hanya menggunakan hasil rapid test biasa, mereka tidak diperkenankan melanjutkan penerbangan ke Pontianak. Dirinya sempat protes ke maskapai karena pembatalan keberangkatan itu tidak dilakukan langsung di Makassar.

Setelah berdikusi dengan petugas Sriwijaya Air di Bandara Soekarno- Hatta, keduanya diminta untuk penjadwalan ulang (Reschedule) keberangkatan pada Sabtu (9/1/2021).

"Teman saya empat orang itu berangkat tanggal 5 Januari karena punya hasil swab, dan kami dijadwalkan ulang tanggal 9 kemarin," kata Paulus, Minggu (10/1/2021).

Baca Juga: H+3 Pencarian Sriwijaya Air Besok, Tim Fokus Evakuasi Korban dan Black Box

Karena harga swab mahal, akhirnya Paulus dan temannya memutuskan untuk berangkat ke Pontianak menggunakan kapal laut. Ia baru mengetahui insiden kecelakaan tersebut saat ponselnya mendapat sinyal.

"Kapal sudah mau sandar di pelabuhan baru ada sinyal. Saya liat banyak informasi pesawat Sriwijaya Air yang saya batal naik jatuh. Keluarga dan teman-teman telepon tanya kabar, saya jelaskan batal terbang dan pakai kapal laut ke Pontianak," jelasnya.

Paulus mengatakan, namanya masih tertera dalam manifes pesawat. Pasalnya, saat batal berangkat mereka tidak menginformasikan kepada pihak Sriwijaya Air.

Load More