Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Selasa, 12 Januari 2021 | 15:51 WIB
Ketika petani di Salatiga panen beberapa waktu lalu. (Suara.com/Dafi Yusuf) 

Sampai saat ini, kelompok tani dari anggota Quriyah Toyibah yang sudah melapor dari Kabupaten Semarang, Salatiga dan Boyolali. Tiga daerah tersebut sudah mengeluh karena kelangkaan pupuk. 

"Saat ini yang sudah melapor baru tuga wilayah diantaranya Kabupaten Semarang, Salatiga dan Boyolali," katanya. 

Untuk itu, ia usul agar subsidi pupuk dicabut dan dialihkan untuk memberdayakan para petani. Menurutnya, subsidi pupuk rawan penyelewengan. Selain  itu, dia juga usul agar kompetensi pertanian dimasukan dalam proyek Pra Kerja yang digagas oleh pemerintah. 

"Menurut saya, kita juga butuh petani muda. Mending dana untuk subsidi untuk peningkatan SDM petani-petani muda agar tertarik dan berkembang," imbuhnya. 

Baca Juga: Selingkuhi Istri Orang, Petani Dimasukkan ke Karung dan Dibuang ke Got

Ilustrasi petani (Antara Aceh/Syifa Yulinnas)

Petani Kabupaten Ungaran, Sucipto mengatakan hal yang serupa. Sejak pandemi, dia sulit mendapatkan pupuk. Menurutnya, pupuk sangat penting agar padi yang dia tanam dapat dipanen dengan baik. 

"Kalau misal tak dikasih pupuk ya kita tetap panen namu  hasil ya seperti apa kita tak tau. Bisa jadi saya gagal panen," keluhnya. 

Dia berharap agar pemerintah membenahi sistem distribusi pupuk agar bisa dimanfaatkan petani secara maksimal. Saat ini, lahan pertanian merupakan satu-satunya harapan yang bisa menghidupi keluarganya. 

"Tolonglah dibenahi, jangan sampai ada keterlambatan dan salah sasaran, " imbuhnya. 

Kontributor : Dafi Yusuf

Baca Juga: Kebijakan Penyesuaian HET Pupuk Subsidi Didukung Petani

Load More