SuaraJawaTengah.id - Kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ182 pasti akan mengakibatkan trauma kepada para penumpang.
Padahal, pesawat merupakan salah satu moda transportasi yang paling cepat dan efisien. Tentu saja menghindari naik pesawat bukan alasan bagi seseorang mengalahkan rasa takut.
Ben Evans, pengelola Flight Experience Sydney, mengatakan bahwa ketakutan saat terbang bisa disebabkan oleh beberapa hal, seperti pengalaman penerbangan yang memicu trauma atau faktor kecemasan dan kehilangan kontrol.
"Turbulensi seperti gelombang udara yang dilewati pesawat terbang, mirip dengan mengendarai perahu dengan air berombak. Pesawat dirancang untuk menahan turbulensi parah dan sambaran petir secara simultan," ujar Ben.
Namun Ben menekankan, agar penumpang tidak perlu merasa khawatir dengan turbulensi yang terjadi selama penerbangan atau kecelakaan pesawat yang baru saja terjadi.
Para pilot dan maskapai pastinya juga tak menginginkan hal itu terjadi. Biasanya sang pilot juga telah memiliki 4000 jam terbang dan diaudit empat sampai enam bulan untuk mendapatkan lisensi terbang.
Ia pun memberi beberapa trik yang dapat dilakukan penumpang untuk mengatasi rasa takut selama berada di pesawat. Berikut diantaranya seperti dilansir laman Nypost.
1. Teknik pernapasan
Saat kecemasan meningkat, Anda mungkin akan kesulitan bernapas. Ben pun menyarankan Anda untuk melatih pernapasan dan mencoba meditasi untuk menenangkan pikiran.
Baca Juga: 5 Teknologi Ini Membuat Penerbangan Pesawat Lebih Aman
"Ketika berada di area bandara atau duduk di pesawat, tutup mata Anda dan mulailah bernapas perlahan dan dalam selama delapan hitungan. Fokus pada perluasan paru-paru dan perut Anda untuk merasakan efek pernafasan penuh," tambah dia.
2. Relaksasi otot progresif
Relaksasi Otot Progresif membutuhkan lebih banyak waktu daripada pernapasan dalam namun efeknya bisa sangat kuat. Ben mengatakan, teknik ini bisa dilakukan dengan duduk dalam posisi nyaman. Lalu kencangkan otot di kaki selama 5-10 detik lalu lepaskan ketegangan dan perhatikan perbedaannya.
"Prosesnya akan mengajari Anda untuk mengenali ketegangan yang dirasakan dan berlatih melepaskan ketegangan dari otot Anda. Ulangi siklus ini pada kelompok otot berikut seperti kaki, panggul, perut, dada, punggung, lengan, tangan, leher dan wajah," tambah dia.
3. Hindari konsumsi alkohol dan kafein
Anda mungkin berpikir alkohol akan menenangkan saraf tapi hal ini tak terjadi di atas pesawat terbang. Ben mengatakan, alkohol dan kafein bisa meningkatkan detak jantung sehingga Anda berpeluang merasakan serangan panik yang lebih hebat.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Motor Matic Paling Nyaman Buat Touring di 2026: Badan Anti Pegal, Pas Buat Bapak-bapak
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- 3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
Pilihan
-
Dampingi Presiden, Bahlil Ungkap BBM hingga Listrik di Sumbar Tertangani Pasca-Bencana
-
UPDATE Klasemen SEA Games 2025: Indonesia Selangkah Lagi Kunci Runner-up
-
6 Mobil Bekas Paling Cocok untuk Wanita: Lincah, Irit, dan Punya Bagasi Cukup
-
OJK Awasi Ketat Pembayaran Pinjol Dana Syariah Indonesia yang Gagal Bayar
-
Jejak Emas Rakyat Aceh Bagi RI: Patungan Beli Pesawat, Penghasil Devisa & Lahirnya Garuda Indonesia
Terkini
-
Pertamina Patra Niaga Gelar Khitan Massal di Cilacap, Wujud Syukur HUT ke-68 Pertamina
-
5 MPV Diesel Pilihan Rp150 Jutaan yang Worth It untuk Keluarga di Akhir 2025
-
BRI Perkuat Aksi Tanggap Bencana Alam, 70 Ribu Jiwa Terdampak Beroleh Bantuan
-
PSIS Semarang Gegerkan Bursa Transfer: Borong Tiga Pemain Naturalisasi Sekaligus
-
8 Wisata Terbaru dan Populer di Batang untuk Libur Sekolah Akhir 2025