SuaraJawaTengah.id - Komisaris Jendral Polisi Listyo Sigit Prabowo resmi ditunjuk Presiden Joko Widodo menjadi calon Kapolri. Namun latar belakang agama Kabareskrim itu sempat menimbulkan perdebatan publik.
Diketahui, Komjen Listyo Sigit Prabowo memiliki latar belakang agama Katolik. Namun belakangan mantan Kapolresta Solo ini didukung oleh Nahdlatul Ulama (NU) untuk memimpin institusi kepolisian.
Jika menjadi Kapolri, Mantan Ajudan Presiden Jokowi itu akan menjadi kapolri kedua dari non muslim. Sebelumnya terdapat Jenderal Widodo Budidarmo, Kapolri tahun 1974-1978. Jenderal Widodo pada saat itu diketahui memeluk agama Kristen.
Aktivis kemanusiaan Natalius Pigai pun bereaksi soal isu SARA yang membelit calon tunggal itu. Soal kontroversi Komjen Sigit, Pigai membelanya.
Baca Juga: Terbongkar! Sifat Asli Komjen Listyo Sigit Prabowo, Calon Kapolri Tunggal
Latar belakang keyakinan Komjen Sigit ini dalam beberapa hari menjadi sorotan, ada yang menyoalnya tapi ada yang tak memasalahkannya.
Dilansir dari Hops.id media jaringan Suara.com, Natalius Pigai dalam cuitannya di akun Twitter menuliskan nada dukungan calon Kapolri tanpa memandang latar belakang agamanya.
Bagi Pigai, penunjukan calon Kapolri Komjen Sigit merupakan gambaran kebhinekaan.
“Sjk 2016 Sy sdh tegaskan Calon Kapolri Listyo sbg wujud keutuhan kebinekaan berbasis Pancasila & UUD 1945. Dgn memperhatikan HAM maka tdk boleh menolak Calon Kapolri hanya krn SARA (minoritas). Tidak ada Jaminan Kapolri dr Mayoritas berlaku ADIL!” tulis Pigai di akun Twitternya dikutip Senin (18/1/2021).
Pigai menegaskan sikapnya soal hal ini sudah lama ia terapkan. Problem SARA tak layak dipermasalahkan dalam penunjukan pejabat Polri.
Baca Juga: Guru SMA Ini Bongkar Sifat Asli Komjen Listyo Sigit Prabowo!
Lima tahun lalu, Pigai menegaskan sudah pernah mengingatkan penggunaan sentimen SARA untuk menolak pejabat Polri. Nah kebetulan pada 2016 lalu, Pihai masih menjadi Komisioner HAM.
Kala itu dia membela Sigit, masih berpangkat Kombes dan kemudian Irjen, yang ditunjuk sebagai Kapolda Banten.
Saat itu Kapolda Banten, Irjen Sigit ditolak oleh sebagaian komunitas dan masyarakat Banten yang pada dasarnya mayoritas muslim.
Sebelumnya, pada Rabu 13 Januari 2021, Presiden Jokowi mengajukan nama Komjen Pol Listyo Sigit Prabowo ke DPR RI sebagai calon tunggal Kapolri.
Surpres tersebut bernomor: R-02/Pres/01/2021 dan disampaikan oleh Menteri Sekretaris Negara Pratikno di Gedung Parlemen, Jakarta.
Nantinya Sigit akan mengisi jabatan Kapolri menggantikan Jenderal Pol Idham Azis yang akan memasuki masa purnatugas pada 1 Februari 2021 mendatang.
Rangkaian uji kelayakan dan kepatutan calon Kapolri akan dilaksanakan di DPR RI mulai Senin 18 Januari 2021 diawali dengan ujian pembuatan makalah dan Selasa 19 Januari 2021 dilakukan uji kelayakan dan kepatutan.
Berita Terkait
-
Kasus Polisi Tembak Polisi di Sumbar, Kapolri: Saya Kira Bukan Konflik Internal
-
Kasus Polisi Tembak Polisi di Sumbar, Kapolri: Apapun Pangkatnya, Tindak Tegas!
-
Segini Gaji Kapolri Jenderal Listyo Sigit: Siap Mundur Jika Terima Uang Judi Online
-
Sepak Terjang Kapolri Listyo Sigit Prabowo, Buka Peluang Periksa Budi Arie di Kasus Judi Online
-
Desakan Periksa Budi Arie Menguat, Kapolri: Pasti Akan Diproses
Tag
Terpopuler
- Dicoret Shin Tae-yong 2 Kali dari Timnas Indonesia, Eliano Reijnders: Sebenarnya Saya...
- Momen Suporter Arab Saudi Heran Lihat Fans Timnas Indonesia Salat di SUGBK
- Elkan Baggott: Hanya Ada Satu Keputusan yang Akan Terjadi
- Elkan Baggott: Pesan Saya Bersabarlah Kalau Timnas Indonesia Mau....
- Kekayaan AM Hendropriyono Mertua Andika Perkasa, Hartanya Diwariskan ke Menantu
Pilihan
-
Dua Juara Liga Champions Plus 5 Klub Eropa Berlomba Rekrut Mees Hilgers
-
5 Rekomendasi HP Infinix Sejutaan dengan Baterai 5.000 mAh dan Memori 128 GB Terbaik November 2024
-
Kenapa KoinWorks Bisa Berikan Pinjaman Kepada Satu Orang dengan 279 KTP Palsu?
-
Tol Akses IKN Difungsionalkan Mei 2025, Belum Dikenakan Tarif
-
PHK Meledak, Klaim BPJS Ketenagakerjaan Tembus Rp 289 Miliar
Terkini
-
Wapres Gibran Dukung UMKM dan Pemberdayaan Ekonomi Perempuan di Semarang
-
Dari Tambakmulyo untuk Jateng: Mimpi Sanitasi Layak Menuju SDGs
-
Pengamat Nilai Program Pendidikan Gratis dan Rp300 Juta per RW dari Yoyok-Joss Realistis
-
Perebutan Suara NU: Luthfi-Yasin vs Andika-Hendi, Siapa Lebih Unggul?
-
Wapres Gibran Tinjau Program Makan Bergizi di SMKN 7 Semarang, Siswa Sambut Antusias