
SuaraJawaTengah.id - Tim gabungan Basarnas Pos Pasaman di Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat, terkendala air sungai yang keruh sehingga sulit mencari korban yang hilang diterkam buaya.
"Hingga Senin sore ini belum ada tanda-tanda ditemukan korban bernama Rusdi (40)," kata Koorinator Basarnas Pos Pasaman Zulfahmi di Simpang Empat, Senin (18/1/2021).
Ia mengatakan pencarian terhadap korban yang dilakukan sejak Ahad (17/1) memang terkendala dengan kondisi air Sungai Batang Sikabau, Ujung Gading, yang keruh.
"Anggota Basarnas kesulitan melakukan pencarian dengan menyelam karena air sungai yang keruh," katanya.
Dia hanya bisa melakukan pencarian korban dipermukaan sungai karena tidak bisa melakukan penyelaman akibat air keruh.
"Kita menggunakan perahu karet dengan guncangan melakukan manuver dengan harapan kalau ada korban tersangkut di kayu bisa keluar," ujarnya.
Basarnas juga telah berkoordinasi dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam untuk melakukan pencarian bersama.
"Sore ini tim BKSDA telah berangkat menuju Pasaman Barat untuk bersama-sama melakukan pencarian," katanya.
Saat ini, Basarnas bersama tim Badan Penanggulangan Bencama Daerah, Polri, TNI dan masyarakat sekitar terus melakukan pencarian.
Baca Juga: Nyaris Diterkam, Detik-detik Warga Dikejar Buaya Besar saat Renang di Laut
Dari Basarnas sebanyak tujuh orang diturunkan menggunakan perahu karet, enam orang dari BPBD menggunakan speedboat dan TNI beserta masyarakat menggunakan speedboat milik masyarakat.
"Sebanyak tiga perahu yang terdiri dari satu perahu karet dan dua speedboat," katanya.
Basarnas di hari kedua ini telah melakukan pencarian sekitar dua sampai tiga kilometer dari lokasi hilangnya korban.
"Dari pencarian sementara belum ada tanda-tanda mengarah ke korban. Belum ditemukan jasad korban maupun yang mengarah ke korban," ujarnya.
Ia menjelaskan korban memang diduga diterkam buaya saat mengambil wudhu bersama anaknya yang berumur empat tahun pada Ahad (17/1) sekitar pukul 13.30 WIB.
Saat kejadian itu anaknya langsung melaporkan peristiwa itu ke istri korban. Namun, karena dianggap anak-anak dianggap seloroh saja dan ibunya terus bekerja di ladang.
Berita Terkait
-
Ngambek 'Dicuekin' Kepala Basarnas, Anggota Komisi V DPR Ini Pilih Diam
-
Tim Penyelam Akan Diturunkan ke Lokasi Bangkai Kapal KMP Tunu Pratama Jaya
-
Keluarga Juliana Marins Ancam Tuntut Pemerintah Indonesia
-
7 Fakta Korupsi Kepala Basarnas, Disorot Pasca Evakuasi Juliana Marins di Gunung Rinjani
-
Di Tengah Kritik Lambannya Evakuasi Juliana Marins, Fiersa Besari: Hormat untuk Basarnas
Terpopuler
- Lagi Jadi Omongan, Berapa Penghasilan Edi Sound Si Penemu Sound Horeg?
- Tanpa Naturalisasi! Pemain Rp 2,1 Miliar Ini Siap Gantikan Posisi Ole Romeny di Ronde 4
- 5 Pemain Timnas Indonesia yang Bakal Tampil di Kasta Tertinggi Eropa Musim 2025/2026
- Brandon Scheunemann Jadi Pemain Paling Unik di Timnas Indonesia U-23, Masa Depan Timnas Senior
- Siapa Sebenarnya 'Thomas Alva Edi Sound Horeg', Begadang Seminggu Demi Bass Menggelegar
Pilihan
-
5 Rekomendasi HP Murah Samsung dengan Fitur USB OTG, Multifungsi Tak Harus Mahal
-
Bukalapak Merana? Tutup Bisnis E-commerce dan Kini Defisit Rp9,7 Triliun
-
Investasi Kripto Makin Seksi: PPN Aset Kripto Resmi Dihapus Mulai 1 Agustus!
-
9 Negara Siaga Tsunami Pasca Gempa Terbesar Keenam Sepanjang Sejarah
-
Bantah Sengaja Pasang 'Ranjau' untuk Robi Darwis, Ini Dalih Pelatih Kim Sang-sik
Terkini
-
Waspada! 5 Posisi Pintu Rumah yang Konon Bikin Rezeki Seret
-
BRI Cepu Permudah Pembayaran PDAM PPSDM Migas Melalui BRImo
-
Geger Tarif Parkir Masjid Agung Demak Capai Rp65 Ribu, Warga Protes Keras!
-
Viral Air PDAM di Batang Sangat Keruh, Warga Resah: Warnanya Coklat Keruh Seperti Lumpur
-
Waspada! Angin Kencang Berpotensi Hantam Pesisir Selatan Jawa Tengah, BMKG Ungkap Penyebabnya