SuaraJawaTengah.id - Pondok Pesantren di Jawa Tengah sempat menjadi klaster tertinggi penyebaran Covid-19. Hal itu diharapkan bisa menjadi solusi minimnya stok plasma konvalesen untuk penyembuhan para penderita Covid-19.
Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen mendorong pondok pesantren yang tersebar di 35 kabupaten/kota menjadi lumbung donor plasma konvalesen guna mengantisipasi bertambahnya kasus COVID-19.
"Mereka siap untuk mendonorkan, apalagi anak pondok pesantren relatif masih usia muda (15-30 tahun, red). Kita akan memberi edukasi dan berkoordinasi supaya santri bisa melakukan donor plasma konvalesen," kata Gus Yasin dilansir dari ANTARA di Semarang, Rabu (20/1/2021).
Hal tersebut disampaikan Wagub Jateng yang akrab disapa Gus Yasin menanggapi ide dari Forum Komunikasi Pondok Pesantren Jawa Tengah untuk menjadikan pondok pesantren sebagai lumbung donor plasma konvalesen.
Baca Juga: Terinfeksi Covid-19 Dua Kali, Laki-laki 18 Tahun Barakhir Meninggal
Dengan demikian, pemerintah akan lebih mudah melakukan proses pengecekan persyaratan calon pendonor.
Wagub menjelaskan tujuan edukasi kepada calon pendonor agar memahami persiapan yang perlu dilakukan misalnya dinyatakan sembuh dari COVID-19 dengan hasil tes PCR negatif, bebas gejala setelah 14 hari dinyatakan sembuh, tidak punya penyakit bawaan, dan sehat.
"Kalau edukasi ke masyarakat lebih masif, saya yakin akan banyak yang ingin membantu pasien COVID-19," ujarnya.
Jika banyak yang ingin melakukan donor, lanjut dia, pemerintah akan mengimbangi dengan membantu penambahan unit transfusi darah (UTD).
Saat ini, baru ada tiga UTD di Jawa Tengah yakni PMI Kota Semarang, PMI Kota Surakarta dan PMI Kabupaten Klaten yang bisa dikunjungi untuk donor plasma konvalesen.
Baca Juga: Percepat Proses Vaksinasi, Ganjar Usulkan Aplikasi 'Antri' Bisa Diterapkan
"Kalau penyintas covid banyak yang ingin donor, maka kita perlu tambah UTD, daerah yang belum ada seperti di Kabupaten Rembang, Pati, Pekalongan, dan Brebes, serta pondok pesantren yang jauh dan banyak yang terpapar, jika memang harus kita adakan, kita upayakan," katanya.
Berita Terkait
-
Sebut WHO Rancang Pandemi Baru, Epidemiolog UI Tepis Ucapan Dharma Pongrekun: Itu Omong Kosong
-
Negara Kaya Wajib Bantu Negara Berkembang? Ini Tuntutan AHF di WHO Pandemic Agreement
-
Kebakaran Hebat Landa 14 Asrama Putri Ponpes Daerul Qolam 2, Penyebabnya karena Ini?
-
Bejat! Pimpinan Ponpes di Jambi Cabuli 11 Santri dan 1 Santriwati, Begini Modusnya
-
Kemen PPPA Kecam Kekerasan Seksual di Panti Asuhan Tangerang, 8 Anak Jadi Korban
Terpopuler
- Raffi Ahmad Ungkap Tragedi yang Dialami Ariel NOAH, Warganet: Masih dalam Lindungan Allah
- Eliano Reijnders Ungkap Rencana Masa Depannya, Berniat Susul Tijjani Reijnders
- Seharga Raize tapi Mesin Sekelas Innova: Yuk Simak Pesona Toyota Frontlander
- Crazy Rich Kalimantan, Begini Mewah dan Mahalnya Kado Istri Haji Isam untuk Ulang Tahun Azura
- Bayern Munchen Pampang Foto Nathan Tjoe-A-On, Pindah ke Bundesliga Jerman?
Pilihan
-
Rupiah Loyo! Tembus Rp15.900 per Dolar AS, Calon Menkeu AS Jadi Biang Kerok
-
Harga Emas Antam Jatuh Terjungkal, Balik ke Level Rp1,4 Juta/Gram
-
Viral Pertamax Dituding Jadi Biang Rusaknya Fuel Pump Mobil, ITB Sampai Dipanggil
-
MR.DIY Mau Melantai Bursa di BEI, Ini Harga Saham dan Jadwal IPO
-
Diskusi OIKN dan BPK RI: Pembangunan IKN Harus Berlanjut dengan Tata Kelola yang Baik
Terkini
-
Kasus Pelajar Tertembak di Semarang, Ketua IPW: Berawal Tawuran Dua Geng Motor
-
Tragedi Simongan: Siswa SMK Tewas Terkena Peluru Nyasar Saat Polisi Lerai Tawuran?
-
Misteri Kematian Siswa SMK di Semarang: Diduga Ada Luka Tembak, 2 Saksi Menghilang
-
Kalahkan Persik, PSIS Semarang Diguyur Bonus 200 Juta!
-
Menteri Perdagangan dan Dirut Pertamina Patra Niaga Tinjau SPBU Sleman yang Disegel