Scroll untuk membaca artikel
Ronald Seger Prabowo
Jum'at, 29 Januari 2021 | 14:34 WIB
Dipan yang digunakan untuk memandikan jenazah Jenderal Sudirman yang tersimpan di Museum Sudirman, Kota Magelang.[Suara.com/Angga Haksoro Ardhi].

SuaraJawaTengah.id - Kota Magelang menyimpan sejarah perjalanan hidup Jenderal Sudirman. Di kota bekas pusat militer Belanda ini, Panglima Besar menghembuskan nafas terakhirnya.

Sudirman wafat pada hari Ahad, 29 Januari 1950, pukul 18.30 WIB. Jenazah dimandikan di rumah peristirahatannya yang terletak di Jalan Ade Irma Suryani No. C7, Kota Magelang.

Di rumah yang sekarang difungsikan sebagai Museum Sudirman itu, masih tersimpan dipan tempat memandikan jenazah sang Jenderal Besar.

“Dimandikan jenazahnya di sini. Baru kemudian hari Senin siang  diberangkatkan ke Yogyakarta. Disemayamkan dulu di Masjid Gede baru kemudian dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kusumanegara, Semaki,” kata Muhammad Ardani, pengelola harian Museum Sudirman, Jumat (29/1/2021).        

Baca Juga: Warga Dengar Suara Gemuruh, Sebelum Terjadi Longsor di Kaliangkrik Magelang

Menurut Ardani, selain dipan untuk memandikan jenazah museum juga menyimpan ranjang tempat Sudirman wafat.

“Ranjang, kasur, seprei, kursi, almari (yang tersimpan di kamar Sudirman) itu semua asli," tuturnya.

Selain ranjang, benda asli peninggalan Sudirman di museum ini adalah meja dan kursi tamu, meja makan, serta buffet tempat menyimpan peralatan makan.

Ranjang yang digunakan untuk istirahat Jenderal Sudirman yang tersimpan di Museum Sudirman, Kota Magelang.[Suara.com/Angga Haksoro Ardhi].

Ardani menjelaskan, setelah agresi militer Belanda ke 2 berakhir sekitar tahun 1948-1949, pemerintah menempatkan Sudirman di rumah peristirahatan di Magelang.

Magelang dianggap cocok menjadi tempat pemulihan kesehatan Pak Dirman karena berhawa sejuk. Sudirman juga dianggap sudah sejak lama akrab dengan suasana Magelang.

Baca Juga: Bencana Longsor Terjadi di Kaliangkrik Magelang, 4 Orang Luka-luka

Diketahui Sudirman sekitar tahun 1945-1946 sering menggelar latihan laskar militer di sekitaran Gunung Tidar dan Candi Borobudur.

“Putra pertamanya diberi nama Ahmad Tidarwono karena memang sangat terkesan dengan Magelang dan Gunung Tidar sebagai pakunya tanah Jawa.”

Selain itu, Magelang dinilai tidak terlalu jauh dari pusat pemerintahan Yogyakarta dan telah memiliki rumah sakit tentara. Keberadaan rumah sakit menjamin ketersediaan obat bagi Sudirman.

Tidak ada catatan pasti kapan Jenderal Sudirman mulai menempati rumah di Jalan Ade Irma Suryani. Ardani menyebut 3 bulan lamanya Sudirman menjalani perawatan kesehatan di rumah ini.

“Dokter Kusen yang namanya menjadi nama lapangan Rindam itu kan dokter pribadi sewaktu tinggal di sini. Satunya lagi dokter Soemalijo. Jadi dua dokter pribadi sewaktu tinggal di sini,” kata Ardani.

Menurut Ardani, sedikitnya ada 6 museum yang tersebar di Banyumas, Cilacap, Yogyakarta, dan Magelang yang menyimpan benda-benda sejarah terkait Jenderal Besar Sudirman.

Rekam jejak gerilya Sudirman juga tersimpan pada rumah-rumah yang pernah disinggahinya. Kebanyakan rumah singgah tersebut berada di sekitar Gunung Kidul, Yogyakarta dan Pacitan, Jawa Timur.

Kontributor : Angga Haksoro Ardi

Load More