Selain itu, penyakit ini juga bisa memicu sindrom lain termasuk nyeri di bagian otot yang berujung semakin memburuknya kualitas hidup pasien.
Pemeriksaan dan terapi
Pemeriksaan radiografi dan MRI bisa membantu menegakkan diagnosis nyeri pinggang inflamasi termasuk AS yang biasanya baru terdeteksi 8-12 tahun setelah munculnya gejala awal.
"Pasien harus ditemukan ketika di-rontgen belum kelihatan untuk mencegah penyakit tidak berkembang sampai terbentuk bamboo spine atau leher hingga pinggang tak bisa digerakkan. Entry poinnya back pain yang inflammatory," tutur Rudy.
Sebelumnya, pasien bisa mengidentifikasi beberapa kondisi melalui pertanyaan: apakah nyeri pinggang telah berlangsung selama lebih dari tiga bulan?; apakah nyeri pinggang muncul saat berusia di bawah 45 tahun?.
Kemudian, apakah nyeri tersebut muncul secara bertahap?; apakah nyeri tersebut membaik apabila Anda beraktivitas?; apakah nyeri tersebut memburuk apabila Anda duduk lama atau beristirahat?; apakah nyeri sering muncul pada malam hari?
Apabila mayoritas jawaban dari pertanyaan tersebut adalah 'YA', pasien sangat disarankan untuk menemui spesialis, khususnya ahli reumatologi, guna mendapatkan penanganan lebih lanjut.
Rudy mengatakan, pemberian terapi yang tepat bisa membantu mengendalikan nyeri serta gejala lain yang dirasakan oleh pasien.
Sebelum terapi, pasien perlu menerapkan pola hidup yang sehat, seperti mengurangi atau berhenti merokok; menjaga berat badan ideal; mengonsumsi makanan yang bergizi; melakukan olahraga ringan sesuai dengan anjuran dokter; fisioterapi untuk mengurangi nyeri dan menjaga fleksibilitas tulang belakang serta sendi-sendi yang mengalami peradangan.
Baca Juga: Alami Gerd Saat Bangun Tidur? Begini Cara Mengatasinya
"Obat-obatan bagian dokter. Datang ke dokter untuk berkonsultasi agar mendapatkan terapi yang terbaik," kata dia.
Terapi sederhana yang bisa dilakukan antara lain: posisi seperti duduk bersandar di tembok untuk melatih otot paha dan tulang belakang, posisi seperti push up disanggah dengan siku untuk memperkuat otot dan tulang belakang.
Kemudian, mencoba berdiri dengan kaki di tekuk ke belakang, latihan bahu dan leher dalam posisi duduk, tidur dan berdiri untuk melatih fleksibilitas, berjalan dan bergerak sebanyak mungkin demi menjaga fleksibilitas sendi.
Khusus untuk bagian tulang punggung, pasien bisa mencoba latihan bernapas dalam untuk mencegah kekakuan di punggung.
Berita Terkait
Terpopuler
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- 7 Motor Matic Paling Nyaman Buat Touring di 2026: Badan Anti Pegal, Pas Buat Bapak-bapak
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- 3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
Pilihan
-
OJK Awasi Ketat Pembayaran Pinjol Dana Syariah Indonesia yang Gagal Bayar
-
Jejak Emas Rakyat Aceh Bagi RI: Patungan Beli Pesawat, Penghasil Devisa & Lahirnya Garuda Indonesia
-
Pabrik Toba Pulp Lestari Tutup Operasional dan Reaksi Keras Luhut Binsar Pandjaitan
-
Kuota Pemasangan PLTS Atap 2026 Dibuka, Ini Ketentuan yang Harus Diketahui!
-
Statistik Suram Elkan Baggott Sepanjang 2025, Cuma Main 360 Menit
Terkini
-
BRI Perkuat Aksi Tanggap Bencana Alam, 70 Ribu Jiwa Terdampak Beroleh Bantuan
-
PSIS Semarang Gegerkan Bursa Transfer: Borong Tiga Pemain Naturalisasi Sekaligus
-
8 Wisata Terbaru dan Populer di Batang untuk Libur Sekolah Akhir 2025
-
5 Rental Mobil di Wonosobo untuk Wisata ke Dieng Saat Libur Akhir Tahun 2025
-
Stefan Keeltjes Enggan Gegabah Soal Agenda Uji Coba Kendal Tornado FC