
SuaraJawaTengah.id - Polda Jawa Tengah akan segera memproses laporan dugaan malapraktik yang telah memakan korban satu pasien bernama Samuel Revan ketika dirawat di Rumah Sakit Telogorejo Semarang.
Kabid Humas Polda Jawa Tengah Kombes Pol Iskandar Fitriana Sutisna mengatakan, kasus dugaan malapraktik yang menyeret nama rumah sakit Telogorejo Semarang itu masih dalam proses penyelidikan.
"Masih dalam penyelidikan," jelasnya saat dihubungi, Senin (1/2/2021).
Ia mengungkapkan, aduan terhadap rumah sakit Telogorejo itu dilayangkan oleh ayah dari pasien bernama Samuel Reven yakni Raplan Sianturi di Direktorat Reserse Kriminalisasi Khusus Polda Jateng.
"Kita baru menerima laporannya dan masih dalam penyelidikan Ditreskrimsus," imbuhnya.
Sebelumnya, Kuasa hukum Samuel Reven, Arta Uli Sianturi membenarkan jika satu jam sebelum Samuel meninggal, korban sempat meminta dibelikan susu oleh ibunya karena besoknya sudah bisa pindah ruangan.
"Namun, satu jam berikutnya Samuel dikabarkan meninggal," jelasnya beberapa hari yang lalu.
Ia menyebut, sampai saat ini pihaknya belum diberikan rekam medis yang dapat menjelaskan tentang penyakit yang menyebabkan Samuel meninggal.
"Kita sebenarnya sudah diberikan fotokopian rekam medis menurut versi mereka. Namun itu hanya kesimpulan yang tak sesuai dengan fakta," ujarnya.
Baca Juga: PSBB Jawa-Bali, Polda Jateng Siapkan Operasi Yustisi dan Aman Nusa
Selain itu, menurutnya, pelayanan rumah sakit juga kurang baik karena tempat tidurnya tak sesuai dengan badan Samuel. Hal itu membuat, salah satu kaki Samuel cudera.
"Seharusnya kalau tak ada ruangan yang cocok dengan pasien harusnya dirujuk. Kasian Samuel dia dirawat 4 hari dengan posisi kaki sebelah kanan bengkok," ujarnya.
Sebenarnya sedari awal, orang tua Samuel sudah menaruh curiga lantaran dia dipaksa memberikan kartu keluarganya dengan iming-iming akan diberi bantuan dana dari Kemenkes.
"Nah setelah bersedia memberi kartu keluarga, selama 10 dia baru dapat di ruangan isolasi Covid-19," ucapnya.
Ia menyebut, pada pemeriksaan pertama Samuel memang reaktif. Namun, saat tes Swab Samuel dinyatakan negatif. Sampai saat ini, ia tak mengerti apa alasan rumah sakit merawat Samuel di ruang isolasi Covid-19.
"Awalnya kita sempat menunggu di ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) selama 10 jam. Padahal dokter sudah menganjurkan untuk ke ruang High Care Unit (HCU)," ujarnya.
Hingga Samuel meninggal, pihak rumah sakit belum memberikan jawaban terkait penyakit yang menyebabkan Samuel meninggal. Hasil medical record dari pihak rumah sakit juga berbeda-beda.
"Jadi sampai Samuel meninggal kami tak tau penyakitnya apa. Rumah sakit hanya bilang gula Samuel tinggi, " keluhnya.
Kontributor : Dafi Yusuf
Berita Terkait
Terpopuler
- Lagi Jadi Omongan, Berapa Penghasilan Edi Sound Si Penemu Sound Horeg?
- 5 Pemain Timnas Indonesia yang Bakal Tampil di Kasta Tertinggi Eropa Musim 2025/2026
- Kisah Pilu Dokter THT Lulusan UI dan Singapura Tinggal di Kolong Jembatan Demak
- Brandon Scheunemann Jadi Pemain Paling Unik di Timnas Indonesia U-23, Masa Depan Timnas Senior
- Orang Aceh Ada di Logo Kota Salem, Gubernur Aceh Kirim Surat ke Amerika Serikat
Pilihan
-
Siapa Ratu Tisha? Didorong Jadi Ketum PSSI Pasca Kegagalan Timnas U-23
-
6 Rekomendasi HP dengan Kamera Canggih untuk Konten Kreator 2025
-
4 Rekomendasi HP Murah Vivo Memori Besar, Harga Terjangkau Sudah Spek Dewa
-
GIIAS 2025 Ramai Pengunjung, Tapi Bosnya Khawatir Ada "Rojali" dan "Rohana"
-
4 Rekomendasi HP 5G Murah Xiaomi dengan Chipset Gahar dan Memori Besar
Terkini
-
Bedah Tuntas Spesifikasi Gahar Indomobil eMotor Tyranno, Harga Cuma Rp26 Jutaan OTR Semarang!
-
Perang Lawan Judi Online, Pemkab Sleman Pasang "Mata-Mata" di Program Wifi Gratis Padukuhan
-
Toyota Hilux Rangga, Mobil Ganteng Kelas Angkutan Barang
-
Waspada! 5 Posisi Pintu Rumah yang Konon Bikin Rezeki Seret
-
BRI Cepu Permudah Pembayaran PDAM PPSDM Migas Melalui BRImo